Ilustrasi Rumah Kos (Sumber : JPNN.com)
Penuh tipu muslihat, pemilik kos gadungan menawarkan kos-kosan murah bagi mahasiswa melalui media sosial, hingga mampu meraup keuntungan.
Feature – Memilih kos bukan perkara mudah mengingat banyak sekali modus penipuan kos yang menawarkan harga murah dengan fasilitas yang memuaskan.
Penawaran yang terlihat menjanjikan ini, tentu langsung menarik perhatian calon penyewa. Tanpa pertimbangan yang matang, mereka pun tergiur untuk segera bersepakat, bahkan tanpa hitam diatas putih.
Banyak tipu muslihat yang dilakukan oleh pemilik kos gadungan demi meraup pundi-pundi rupiah. Mulai dari menawarkan harga kos-kosan murah, mengambil foto properti atau bahkan nama kos pemilik sebenarnya, hingga memaksa meminta uang muka terlebih dahulu.
Sugesti yang diberikan oleh pemilik kos gadungan ini dianggap manjur. Sebab, banyak calon penyewa yang sudi membayar uang sewa kos di muka. Barulah disitu calon penyewa mulai menyadari bahwa mereka telah ditipu. Namun apalah daya, nasi sudah menjadi bubur.
Berdasarkan cerita pengalaman salah satu korban penipuan kos dari Fakultas Hukum Universitas Diponegoro. Pada saat itu, ia tengah mencari kos-kosan baru melalui Google Maps.
Ada salah satu kos yang menarik perhatiannya karena dirasa cocok, diperkuat juga adanya komentar-komentar memuaskan. Akhirnya, ia pun memutuskan untuk menghubungi salah satu nomor yang tertera dalam kolom komentar.
Tanpa menaruh curiga sedikitpun, transaksi uang muka 50% berhasil dilakukan. Tak cukup disitu, pemilik kos tersebut juga meminta transfer lebih dengan alibi deposit kerusakan barang. Takut kamar kos tersebut segera terisi, ia pun melakukan transfer deposit lagi.
“Setelah aku transfer lagi nomornya nggak bisa dihubungi alias di blokir. Dari situlah aku sadar kalau sudah ditipu. Total kerugian sekitar Rp 1.100.000,” ungkapnya.
Kasus penipuan kos-kosan yang semakin marak, menjadi hal yang perlu diwaspadai, terlebih para mahasiswa baru yang belum familier dengan lingkungan barunya. Untuk itulah, sebagai seorang mahasiswa, perlu mempertimbangkan dan menelusuri lebih dalam sebelum bersepakat dengan pemilik kos-kosan.
Jangan mudah tergiur dengan tawaran yang diberikan. Pastikan bahwa pemilik kos tersebut merupakan pemilik asli, bukan gadungan dengan cara mengecek nomor tersebut, melakukan survei kos secara langsung atau melakukan panggilan video dengan pemilik kos untuk menunjukkan properti kos-kosan, bertanya pendapat orang lain terkait kos yang hendak dipilih, serta jangan langsung melakukan pembayaran uang muka dengan jumlah yang besar.
“Aku percaya karena sebelum memutuskan bersepakat, uang muka Rp 2 juta bisa dikembalikan apabila perkuliahan dilaksanakan secara online. Ketika aku minta video salah satu fasilitas pun, videonya sesuai, ditambah penjelasan detail di dalamnya,” terang Kini, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya yang turut menjadi korban penipuan.
Tidak hanya sekali ia menjadi korban penipuan kos. Untuk kedua kalinya, ia ditipu kembali oleh pemilik kos gadungan yang mengaku sebagai salah satu pemilik kos di Tembalang.
Ketika Kini ingin melakukan survei secara langsung, ia diminta untuk melakukan pembayaran uang muka terlebih dahulu ditambah lagi uang deposit pembuatan kuitansi.
“Sebenarnya aku curiga terkait tata penulisan dan foto yang dikirimkan, tapi aku tepis karena saat itu lagi mendesak. Apalagi terdapat form booking yang diminta mencantumkan KTP. Aku pikir hal tersebut wajar karena pengalaman kos aku sebelumnya juga meminta KTP sebagai administrasi data penghuni kos,” tambahnya.
Memilih kos secara online harus selalu waspada terhadap segala bentuk modus-modus penipuan. Jangan mudah terpedaya oleh tipu muslihat pemilik kos-kosan gadungan. Tidak semua yang melakukan promosi melalui platform online merupakan pemilik kos asli, banyak penipu bertebaran yang ingin memanfaatkan kesempatan tersebut demi uang.
Reporter : Nuzulul Magfiroh
Penulis : Nuzulul Magfiroh
Editor : Fahrina Alya Purnomo, Zahra Putri Rachmania