Nilai Tukar Rupiah Semakin Melemah, Sentuh Level Terendah Sepanjang Sejarah

Pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta (17/1) (Sumber: Antaranews.com)

 

Warta Utama — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menunjukkan angka yang mengkhawatirkan sepanjang minggu terakhir Februari 2025. Pada Jumat (27/2), Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa rupiah dibuka dengan pelemahan 0,54 persen di level Rp16.543 per dolar AS dan terus merosot hingga mencapai Rp16.595 per dolar AS. 

Angka tersebut menjadi yang terburuk sepanjang sejarah rupiah, bahkan melampaui level saat krisis moneter 1998 yang mencapai Rp16.650 per dolar AS.

Dilansir dari Kompas.com, terdapat beberapa faktor utama yang menyebabkan nilai rupiah terpuruk. Faktor eksternal yang paling berpengaruh adalah kebijakan ekonomi AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump. Ia lebih fokus memperkuat ekonomi AS dengan melindungi bisnis dalam negeri dan memberlakukan tarif impor. Kebijakan tersebut memicu kekhawatiran akan perang dagang global yang mendorong investor beralih ke aset yang lebih aman seperti dolar AS. 

Menurut Cnbcindonesia.com, Trump mengumumkan tarif baru terhadap Meksiko dan Kanada sebesar 25 persen, sementara China dikenakan tarif 10 persen, yang keduanya mulai berlaku pada (4/3) mendatang. Trump mengklaim bahwa perdagangan narkotika ilegal dari Meksiko dan Kanada berada di tingkat yang sangat tinggi dan tidak dapat diterima. 

“Kami tidak bisa ancaman ini terus merusak AS. Oleh karena itu hingga masalah ini berhenti atau setidaknya sangat dibatasi, tarif yang dijadwalkan untuk diberlakukan pada 4 Maret akan tetap berlaku,” tukas Trump, seperti dilansir dari Cnbc.com.

Selain itu, kebijakan bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) yang menahan suku bunga juga turut menekan nilai rupiah. Suku bunga yang tinggi di AS membuat dolar AS semakin menarik bagi investor, sehingga mata uang negara berkembang seperti rupiah menjadi kurang diminati.

“Jika Trump terpilih kembali dan perang dagang terus didengungkan, maka akan kemungkinan besar suku bunga AS tetap tinggi selama empat tahun kedepan,” ujar pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi dilansir dari Tempo.com.

Ibrahim Assuaibi menjelaskan bahwa hal pelemahan rupiah juga berkaitan dengan kasus pengoplosan Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh Pertamina. Baginya, kasus korupsi tersebut menimbulkan kerugian negara hingga Rp193,7 triliun dalam satu tahun, dengan praktik yang berlangsung dari tahun 2018 hingga 2023. Skandal tersebut menimbulkan turunnya kepercayaan investor terhadap tata kelola minyak mentah. 

Selain itu, kondisi sektor industri nasional yang tengah anjlok disebabkan oleh penurunan pada sektor tekstil, sektor infrastruktur, dan sektor otomotif yang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara massal. Hal tersebut memicu penurunan daya beli masyarakat dan lemahnya konsumsi domestik.

Faktor internal lainnya seperti peningkatan defisit transaksi berjalan juga memperburuk situasi. Indonesia mengalami defisit sebesar 8,9 miliar dolar AS, atau setara dengan 0,6 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB).

Kondisi tersebut terjadi karena ekspor tidak sebanyak impor, ditambah lagi permintaan dari negara-negara lain terhadap produk Indonesia juga sedang menurun. BI memprediksi bahwa defisit transaksi ini akan terus berlanjut di tahun 2025, dengan perkiraan berada di antara 0,5 hingga 1,3 persen dari PDB.

Kondisi rupiah yang semakin melemah tentu akan memberikan efek domino pada berbagai bidang ekonomi. Harga barang impor berpotensi terus naik dan dapat memicu inflasi. Selain itu, utang negara dalam dolar AS juga akan semakin berat.

Pemerintah dan BI diharapkan segera mengambil langkah strategis untuk menstabilkan kembali nilai tukar rupiah. Koordinasi kebijakan yang baik, pengendalian impor yang lebih ketat, serta upaya peningkatan investasi dari luar negeri menjadi kunci untuk menjaga kepercayaan pasar dan memperkuat fundamental perekonomian Indonesia.

 

Penulis: Alya Nabilah, Hanifah Khairunnisa

Editor: Nuzulul Magfiroh, Nurjannah 

 

Referensi:

Kompas. (2025, Februari 28). Kenapa rupiah melemah hari ini? Ini 3 penyebabnya. Diakses melalui https://money.kompas.com/read/2025/02/28/174243626/kenapa-rupiah-melemah-hari-ini-ini-3-penyebabnya 

CNBC Indonesia (2025, Februari 28). Penyebab & analisa rupiah anjlok, dolar sudah tembus Rp16.565. Diakses melalui https://www.cnbcindonesia.com/research/20250228105705-128-614391/penyebab-analisa-rupiah-anjlok-dolar-sudah-tembus-rp16565 

CNBC Indonesia. (2025, Maret 1). Rupiah sudah terlalu lama melemah, ambruk berbulan-bulan. Diakses melalui https://www.cnbcindonesia.com/research/20250301074235-128-614654/rupiah-sudah-terlalu-lama-melemah-ambruk-berbulan-bulan 

Revo M. (2025, February 28). Pekan Horor! Rupiah Ambruk ke Level Terburuk Sepanjang Sejarah. CNBC Indonesia; cnbcindonesia.com. https://www.cnbcindonesia.com/research/20250228162823-128-614540/pekan-horor-rupiah-ambruk-ke-level-terburuk-sepanjang-sejarah

Dinda Shabrina, & RR Ariyani. (2025). Kurs Rupiah Diprediksi Kian Jeblok hingga Tembus 17.000 per USD Terimbas Kasus Pertamina. Tempo. https://doi.org/1079036/1079036_720

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top