Seluruh suporter basket Olimdipo terlihat menunggu di luar GOR Basket Undip (Sumber : twitter @undipmenfess)
Warta Utama – Pelaksanaan turnamen tahunan cabang olahraga basket yang diadakan dalam ajang Olimdipo 2023 terpaksa ditunda akibat kelalaian panitia dalam menangani perubahan regulasi terkait kelengkapan berkas pengajuan surat izin dari Kepolisian Sektor (Polsek) Tembalang.
Turnamen basket yang seharusnya digelar pada Sabtu (21/10) di Gedung Olahraga (GOR) Basket Undip pukul 13.00 WIB harus ditunda dan mengalami perubahan jadwal. Perubahan jadwal terkait penyelenggaraan turnamen tersebut akan diganti pada Minggu (29/10).
Olimdipo selalu menjadi ajang tahunan yang dinantikan oleh para atlet dan pecinta olahraga di Universitas Diponegoro (Undip). Ajang ini bukan hanya sekadar kompetisi olahraga, melainkan juga merupakan wadah untuk mempererat tali persaudaraan antar mahasiswa dari 11 fakultas dan 1 sekolah vokasi.
“Ketika saya masuk bersama teman-teman sempat ditahan oleh panitia dengan alasan kuota suporter FISIP sudah penuh. Akhirnya kami melakukan negosiasi sehingga diperbolehkan masuk, namun teman saya angkatan 2023 tidak diperkenankan,” ungkap salah satu suporter dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
Akan tetapi, panitia Olimdipo 2023 mengaku memiliki Standard Operating Procedure (SOP) terkait batasan kuota suporter untuk setiap tim, yaitu 150 orang. Hal ini merujuk pada hasil audiensi dan arahan dari Direktorat Kemahasiswaan (Dirmawa), Pembina UKM Basket, Polsek Tembalang, dan Penanggung Jawab GOR Basket Undip.
Dalam SOP tersebut, panitia mencantumkan pelarangan keikutsertaan mahasiswa angkatan 2023. Oleh sebab itu, sebagai langkah mitigasi, panitia melakukan verifikasi suporter dengan meminta suporter menunjukkan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM).
Pada pukul 13.00 WIB, tepatnya ketika turnamen hendak dimulai kembali, panitia Olimdipo 2023 mengabarkan bahwa terjadi miskomunikasi dengan pihak Polsek Tembalang, sehingga turnamen terpaksa ditunda. Akibatnya, para suporter pun melayangkan protes perihal pengembalian uang harga tiket masuk (HTM).
Penundaan turnamen tersebut terjadi karena kelalaian panitia Olimdipo 2023, dimana pihak panitia belum menerima surat izin dari Polsek Tembalang hingga sehari sebelum pelaksanaan cabang olahraga basket. Keterlambatan penerimaan surat izin ini disebabkan oleh perubahan mendadak dalam regulasi berkas kepada Polsek Tembalang.
“Peminjaman GOR basket di Undip mengharuskan adanya surat izin dari Polsek Tembalang apabila terdapat para suporter,” tulis @cipcecep pada Sabtu (21/10) di kolom komentar Twitter @undipmenfess.
Namun, berdasarkan press release yang diunggah di laman Instagram @olimdipo2023 disebutkan bahwa panitia telah mengantongi izin secara lisan dari Kepala Unit Intelijen Keamanan (Kanit Intelkam) Polsek Tembalang.
Alhasil, miskomunikasi panitia Olimdipo ini berimbas bagi para suporter dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Sekolah Vokasi (SV), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Ilmu Budaya (FIB), dan Fakultas Teknik (FT).
“Kami merasa kecewa karena kami sudah melakukan effort untuk datang di tengah teriknya Tembalang dan menyisihkan uang untuk menonton. Di lain sisi, kami juga memiliki kesibukan yang lain, tetapi tetap menyempatkan hadir untuk mendukung para atlet kami,” ungkap salah satu suporter yang berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Menanggapi permasalahan ini, pihak Olimdipo 2023 memberikan permintaan maaf dan memberikan akses masuk gratis untuk setiap cabang olahraga bagi pihak yang terdampak sebagai bentuk pertanggungjawaban.
“Aku selaku ketua Olimdipo 2023 turut prihatin dan menyesal atas kejadian kemarin. Aku secara pribadi mengucapkan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang merasa dirugikan,” ungkap Kenzo Binsar.
Insiden penundaan turnamen akibat miskomunikasi antara pihak panitia Olimdipo 2023 dan Polsek Tembalang menjadi evaluasi yang masif bagi panitia untuk selalu memberikan pelayanan dan juga semangat dalam menyelenggarakan cabang olahraga ke depan dengan maksimal tanpa adanya kurang suatu apapun.
Reporter : Nuzulul Magfiroh
Penulis : Nuzulul Magfiroh
Editor : Arbenaya Candra, Fahrina Alya Purnomo, Zahra Putri