1 Kakak 7 Ponakan: Generasi Sandwich Tak Harus Berjuang Sendiri

Poster Film 1 Kakak 7 Ponakan (Sumber: Tix.id)

 

Film – 1 Kakak 7 Ponakan adalah film adaptasi dari sinetron lawas karya Arswendo Atmowiloto tahun 1996. Film tersebut  mewakili perasaan para sandwich generation, yaitu mereka yang memikul tanggung jawab keluarga sendirian. 

Moko (Chicco Kurniawan) berperan sebagai kakak sekaligus orang tua yang harus menghidupi keponakan dan kakaknya dalam satu rumah. Ia yang baru saja lulus sebagai arsitek harus merelakan impiannya untuk berkuliah di kampus luar negeri yang menjadi incarannya bersama kekasihnya, Maurin (Amanda Rawles). Bagi Moko, keluarga adalah prioritas utamanya. Detail-detail kecil yang dibuat dalam film tersebut menggambarkan sebuah keluarga dengan latar belakang ekonomi yang sederhana sekaligus harmonis.

Menafkahi dan mengurus keponakannya benar-benar membuat Moko kewalahan, apalagi menjadi peran ibu bagi keponakannya yang masih bayi. Ia benar-benar telaten dan sabar menjalani tanggung jawabnya. Selama 2 tahun, dia fokus dengan keluarganya meskipun belum memiliki pekerjaan tetap.

Setelah keponakannya yang masih bayi sudah berumur 2 tahun, Moko mulai mencari pekerjaan tetap sesuai passion-nya sebagai arsitek. Ia sempat diterima di satu pekerjaan, tetapi dalam kondisi yang harus membagi waktu untuk keluarga, Moko tidak dapat menyelesaikan tugas dari atasan. Hal tersebut membuat Moko dipecat dari pekerjaannya. Meskipun begitu, Moko tidak pernah sekalipun menyalahkan keponakannya, dia merasa itu memang tanggung jawab yang harus ia pikul sendirian.

Ketika akhirnya Moko mendapatkan pekerjaan lagi, hal yang enggan dia lakukan terjadi, meninggalkan rumah dan keponakannya demi proyek pekerjaan. Tetapi, kakak iparnya meyakinkan Moko untuk segera mengambil proyek tersebut  dan meminta Moko mempercayakannya dalam mengurus keponakan-keponakannya. Pilihan yang sulit, tetapi harus Moko lakukan demi menghasilkan uang untuk menafkahi keluarganya, meski firasatnya tidak baik pada saat itu. 

Peran Moko sangat merepresentasikan seorang anak dengan tanggung jawab begitu besar dan memiliki sifat yang sabar dan baik, bahkan terlalu baik. Salah satu dialog yang sangat menggambarkan Moko adalah “Orang baik akan selalu dipertemukan dengan orang yang ngga tahu diri.”  Kebaikannya seringkali dimanfaatkan, bahkan membuat keponakan-keponakannya juga merasakan sulitnya hidup seperti Moko yang harus bekerja keras. 

Film keluarga ini menyadarkan kita bahwa seberat apapun masalah yang kita hadapi dan seberat apapun beban yang kita pikul, ingat bahwa di sekitar kita masih banyak yang menyayangi dan memedulikan kita. Bercerita dan berbagi beban bukan hal yang salah. Kita mungkin merasa bisa melewati semua cobaan yang datang bertubi-tubi, tetapi sejatinya batin dan jiwa ini tidak mampu dan butuh pelukan untuk saling menguatkan.

 

Penulis: Millati Azka

Editor: Nurjannah, Nuzulul Magfiroh 

 

Tempo.co. (2025, 19 Januari). Review Film 1 Kakak 7 Ponakan: Pelukan Hangat untuk Generasi Sandwich yang Terhimpit. Diakses pada 20 Februari 2025, dari https://www.tempo.co/teroka/review-film-1-kakak-7-ponakan-pelukan-hangat-untuk-generasi-sandwich-yang-terhimpit-1196102 

Medcom.id. (2025, 23 Januari). Review Film 1 Kakak 7 Ponakan. Diakses pada 20 Februari 2025, dari https://www.medcom.id/hiburan/film/JKR5dqVk-review-film-1-kakak-7-ponakan

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top