Cover Novel Perempuan di Titik Nol (Sumber: Google Books)
Buku – Firdaus, sosok perempuan yang berjuang melawan sistem patriarki yang menindasnya sejak kecil. FirdausĀ mengalami perlakuan asusila sejak kecil oleh teman sebayanya, Muhammadain. Setelah kematian ayahnya, Firdaus tinggal bersama pamannya di Kairo. Namun, nasibnya tidak berubah.
Pamannya yang seharusnya menjadi pelindung, malah menjadi pelaku asusila. Meski pendidikannya membaik setelah tinggal bersama pamannya, Firdaus tetap merasa terperangkap dalam siklus kekerasan dan penindasan yang tidak berkesudahan.
Pernikahan Firdaus dengan Syekh Mahmoud tidak membawa perubahan positif dalam hidupnya. Suaminya sama kasarnya dengan pria-pria lain yang pernah hadir dalam kehidupan Firdaus.
Ketika Firdaus bertemu dengan seorang wanita cantik, ia memulai kariernya sebagai pelacur. Namun, lagi-lagi ketidakadilan harus dialaminya. Ia nyatanya hanya dijadikan alat penghasil uang oleh wanita cantik tersebut. Firdaus tidak mendapatkan uang sepeser pun dari pekerjaannya tersebut.
Kemudian, Firdaus mencoba keluar dari lingkaran setan ini dengan bekerja sebagai pegawai kantoran. Di tempat kerjanya, ia bertemu dengan Ibrahim, lelaki pertama yang ia cintai. Namun, harapannya akan cinta sejati hancur ketika Ibrahim menikah dengan perempuan lain.
Kisah cinta tragis ini mendorong Firdaus kembali ke dunia malam sebagai pelacur kelas atas. Ia mulai melihat pekerjaan sebagai pelacur bukanlah sesuatu yang buruk. Ironi terbesar dalam hidup Firdaus terjadi saat ia membunuh seorang germo yang berusaha memanfaatkannya. Tindakan ini membawa Firdaus ke penjara. Ia menolak untuk meminta grasi dari presiden dan memilih hukuman gantung sebagai jalan menuju kebebasan sejati.
Firdaus adalah sosok nyata yang ditemui Nawal El Saadawi saat wanita tersebut sedang menunggu eksekusi gantungnya karena membunuh seorang germo pria. Perempuan di Titik Nol karya Nawal El Saadawi bukan hanya mengisahkan berbagai penderitaan yang harus dihadapi Firdaus, tetapi juga memberikan gambaran mendalam tentang situasi sosial dan kondisi di Kairo pada tahun 1970-an. Novel ini menyajikan kritik tajam terhadap sistem patriarki yang menindas perempuan dan mengungkap kebobrokan masyarakat pada masa itu.
Perempuan di Titik Nol memberikan pengalaman emosional yang mendalam, mulai dari keterkejutan dan kekaguman terhadap keteguhan Firdaus, hingga kesedihan dan simpati atas penderitaannya. Kisah nyata tentang ketidakadilan yang dialami Firdaus oleh sistem patriarki menimbulkan kemarahan dan kekecewaan, sambil mengajak pembaca untuk merenungkan isu-isu sosial dan gender.Ā
Perempuan di Titik Nol adalah buku terjemahan yang menuntut pembaca untuk berpikir lebih keras saat memahami tulisannya. Sampul buku yang disajikan pun kurang menarik sehingga memberi kesan bahwa novel ini memiliki isi yang ringan. Alur maju-mundur yang digunakan oleh penulis juga menyulitkan pembaca untuk memahami secara spesifik rentang waktu peristiwa.
Meskipun demikian, melalui narasi yang menggugah, pembaca dapat merasakan empati dan memahami lebih dalam terhadap perjuangan perempuan. Sekaligus, menemukan inspirasi dari keberanian Firdaus dalam menghadapi kehidupannya yang penuh kekerasan dan ketidakadilan.
Penulis: Arsillia Anneva Niryani
Editor: Ayu NisaāUsholihahĀ
Referensi:
El Saadawi, Nawal. (1975). Perempuan di Titik Nol (Sutaarga, A, Penerjemah). Yayasan Pustaka Obor Indonesia