Poster mosi tidak percaya pada BEM FISIP yang ditempel di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Undip (Sumber : Twitter @undipmenfess)
Menyuarakan mosi tidak percaya terhadap BEM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) yang dianggap apatis melalui poster yang ditempel pada dinding kampus.
Warta Utama – Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip) layangkan mosi tidak percaya terhadap Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP melalui poster yang ditempel di dinding kampus.
Aksi ini merupakan bentuk kekecewaan mahasiswa terhadap kinerja BEM FISIP yang dinilai apatis dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Tak hanya menarik perhatian mahasiswa FISIP, poster yang berisikan mosi tidak percaya ini menjadi ramai diperbincangkan oleh mahasiswa Undip setelah diunggah di media sosial Twitter melalui akun @undipmenfess.
Berbagai asumsi pro dan kontra terhadap pernyataan peran apatis BEM FISIP menjadi diskusi menarik untuk diperbincangkan sekaligus bahan evaluasi terhadap kinerja BEM FISIP.
“BEM FISIP seharusnya bisa memberikan perhatian lebih terhadap mahasiswa FISIP, tidak hanya menjilat ke atas (birokrat, red). Cobalah merangkul dan memberikan ruang aspirasi untuk mengetahui kebutuhan mahasiswa FISIP. Begitu pun, bagi setiap anggota BEM FISIP sebaiknya lebih totalitas dalam melakukan suatu program kerja,” ungkap Ketua Himpunan Program Studi (HMPS) Ilmu Pemerintahan Achmad Nuryana Saputra kepada awak Manunggal pada Jum’at, (13/05)
Kurangnya sikap inklusif dalam menyelesaikan masalah serta pendekatan terhadap mahasiswa membuat BEM FISIP sering kali dicap apatis.
Mereka dinilai terlalu berfokus pada kepentingan birokrat tanpa meluangkan waktunya untuk melakukan diskusi bersama organisasi mahasiswa (ormawa) lain selayaknya kepengurusan sebelumnya.
“Bahkan, ketika sidang pengajuan anggaran dana ormawa banyak tuntutan yang mereka bawa dan apabila dana yang mereka dapatkan kurang memenuhi rancangan anggaran biaya proyek kerja, mereka justru menyalahkan dan merendahkan ormawa lain padahal dalam kenyataannya terdapat keterbatasan dana yang diberikan oleh fakultas,” ungkap salah satu pemimpin ormawa FISIP yang tidak ingin disebutkan namanya.
Tidak merasa berlaku apatis, BEM FISIP dengan tegas membantah. Mereka mengaku telah berupaya memberikan pelayanan-pelayanan terbaik kepada mahasiswa FISIP. Beberapa mahasiswa juga membenarkan pernyataan tersebut.
“BEM FISIP sudah berusaha menaungi dan mewadahi mahasiswa FISIP, seperti memberikan informasi beasiswa, memfasilitasi kaderisasi melalui LKMMD,” ungkap salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Poster yang ditempel di dinding kampus ini dapat menjadi sarana mahasiswa untuk menyuarakan aspirasinya. Melalui kritik dan saran inilah, BEM FISIP diharap mampu berbenah dan bersiap melakukan perubahan.
BEM FISIP mengaku siap menerima kritik dan saran yang membangun sebagai bahan evaluasi atas kinerja mereka. Meskipun kebebasan berpendapat menjadi prioritas utama, kritik dan saran ini harus memiliki landasan yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan.
“Kami sangat mengapresiasi terhadap siapapun konstituen yang telah menuangkan aspirasinya dalam poster, sebab hal tersebut merupakan kebebasan setiap orang yang tidak bisa kita batasi. Namun, sebaiknya aspirasi tersebut menyertakan landasan-landasan yang menjadi alasan kami dicap sebagai kacung birokrat dan berperan apatis agar kami bisa meningkatkan kualitas kinerja kami sesuai yang diharapkan,” ungkap Ketua BEM FISIP Yazid Suhada Jaelani ketika dimintai keterangan oleh awak Manunggal pada Kamis, (12/05).
Pemimpin salah satu organisasi mahasiswa (ormawa) menyebut bahwa BEM FISIP sebagai badan eksekutif seharusnya bisa membenahi masalah-masalah di lingkup fakultas. Menurutnya, program kerja bukan sebatas formalitas dan jabatan bukanlah jalan untuk merangkul orang-orang berkuasa.
Reporter: Nuzulul Magfiroh
Penulis: Nuzulul Magfiroh
Editor: Fahrina Alya