Ngaisah Isah Isah:
Sambel cocok betul untuk kita
Pengganti lauk bagi kita yang tak
berkecukupan
Penambah selera bagi mereka yang
tak pernah kekurangan
Sambel terasi sangat bagus untuk
pencernaan
apalagi kalau dimakan dengan kol
pete dan kacang panjang
Lha sambel bawang sangat baik
untuk penambah nafsu makan
apalagi kalau untuk para petani penjual
bawang tentunya.
Ngaisah memang spesialis sambel.
Adapun filsafat sambelnya kalau diringkas jadi begini
bunyinya:
Dengan sambel kita memayu ayu bawana!
Nyambel adalah profesi dan karirnya
Sambil nyambel ia merapal mantram-mantramnya
— Dulit sambel sedulit
Dulit sedulit jadi sedep
Sedep sedulit jadi rasa
Rasa sedulit jadi ruh
Ruh sedep sejagat manjinglah di sambelku
Jadikanlah keranjingan ndara tuanku
Ya Allah ya Khayun
Ya Allah ya Khodirun
Demikianlah Ngaisah Isah Isah
Mengasah kalau lagi isah-isah
Mengasoh kalau lagi ngasuh
Ulah raga kalau lagi nimba
Mencipta kalau lagi ngulek sambel
Ia adalah wujud nyata dari Filsafat Sosrokartanan:
— Sugih tanpa banda
Menang tanpa ngasorake
Di dapurnya yang mungil
Segala tetek bengek duni modern berbaris di sana:
Ada refrigerator, ada oven, ada rice cooker
bahkan ada pula tape recorder
yang memainkan keroncong selagi ia kesurupan nyambel:
Semua bukan miliknya tetapi semua adalah wewenangnya
— Di dapur ini den nganten cuma wenang minta
Tapi perkara sedap tidaknya, sayalah yang menentukannya!
Ialah pemangku ajaran Jeng Gusti Pangeran Haryo
Mengkunegoro IV:
— Rumangsa melu anduweni
Wajib melu angrungkebi!
Sewaktu banjir bandang melanda Sampangan
mati-matian ia menyelamatkan barang-barang tuannya
di samping muntu dan coweknya
Ia bukan babu
Ia spesialis sambel
Seperti tuannya dokter spesialis amandel
Ia orang merdeka
Karenanya ia juga punya etos kerja
— Tukang sambel pun mbakyu
Punya angan-angan dan impian
Siapa tahu
Suatu kali akan kesampaian
Itulah Ngaisah Isah Isah
Orang merdeka yang memang memutuskannya
Untuk jadi pelayan bagi tuannya
Karena hanya dengan demikianlah ia merasa
Tetap memiliki kemerdekaan
Dalam posisi ketidakpunyaannya
— Ndara tuan tokh membutuhkan kesetiaan saja
Seperti saya membutuhkan pengertiannya:
Begitu katanya setiap kali ia berkaca
Dalam upacara yang disebutnya
“Mulat sarira angrasa wani”
Menggenapkan ajaran Jeng Gusti
Panutannya.
Karya Alm. Prof. Darmanto Jatman (Pendiri LPM Manunggal Undip)



