Pandawara Group saat membersihkan sungai Citarum pada Selasa (28/1) (Sumber: Unggahan Akun Instagram @pandawaragroup)
Gaya Hidup – Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) akan diperingati pada Jumat (21/2). Kendati demikian, keadaan pengelolaan sampah di Indonesia saat ini masih sangat memprihatinkan. Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), Rosa Vivien Ratnawati, mengatakan penangan sampah plastik adalah fokus dari tujuan HPSN 2025.
‘‘Ada 12,87 juta ton per tahun sampah plastik. Data ini mengacu pada Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tanpa pilih tahun 2023,” ujar Rosa dikutip dari antaranews.com, Rabu (7/2).
Sampah sebanyak 12,87 juta ton tentunya merupakan angka yang sangat fantastis sehingga diperlukan adanya edukasi pengelolaan sampah yang baik untuk masyarakat. Banyak daerah di Indonesia yang belum teredukasi tentang pengelolaan sampah yang mengakibatkan buruknya kebersihan lingkungan sekitar, penimbunan sampah di berbagai Tempat Penampungan Sementara (TPS), banjir akibat penyumbatan sampah di sungai, dan lain sebagainya.
Di tengah hiruk-pikuk masalah persampahan, sebuah komunitas yang diinisiasi oleh 5 pemuda asal Bandung bernama Pandawara Group hadir beraksi dan menginspirasi. Pandawara Group yang terdiri dari Ikhsan Destian, Gilang Rahma, Muhammad Rifqi, Rafly Pasya, dan Agung Permana, melalui unggahan akun Instagram @pandawaragroup membagikan aksi nyata membersihkan sungai, memberikan bantuan, mengedukasi masyarakat, dan berkolaborasi dengan berbagai komunitas peduli lingkungan di berbagai belahan dunia.
Baru-baru ini, nama Pandawara Group kembali memuncak. Usut demi usut, viralnya aksi Pandawara Group disebabkan karena keberhasilan mereka membersihkan sungai yang terkenal selalu tertutup timbunan sampah, yakni Sungai Citarum. Pada konten unggahan akun Instagram @pandawaragroup pada Kamis (30/1), Pandawara Group mengaku bahwa pembersihan Sungai Citarum berlangsung selama 7 hari dan dibantu dengan menggunakan alat-alat berat, yaitu excavator yang pada akhirnya menghasilkan 351,4 ton sampah. Momen tersebut merupakan salah satu dari viralnya program pemeliharaan lingkungan yang telah Pandawara Group lakukan menggunakan dana pribadi tanpa ada campur tangan pemerintah setempat.
Lebih dulu, Pandawara Group sudah menjalankan program-program bermanfaat seperti pemeliharaan lingkungan dan edukasi masyarakat. Program-program tersebut dinamai dengan nama-nama yang cukup unik, diantaranya ialah river adopt, Jaga Nadara, Manah Rasa, dan creator contribution for Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Adapun rincian lebih lanjut dari program mereka adalah sebagai berikut.
River Adopt
River adopt adalah sebuah program pemeliharaan sungai yang dilakukan oleh Pandawara Group. Mulanya, Pandawara Group membersihkan sungai dengan cara mengumpulkan dan mengangkut semua sampah yang menutupi sungai. Setelah sungai bersih dari sampah, pemasangan trash barrier pun dilakukan guna mencegah adanya sampah baru yang terbawa arus dan berpotensi menyumbat. Selain itu, pemasangan kamera tersembunyi untuk memantau aktivitas sungai dan plang juga dilakukan. Plang bertuliskan ”Sungai ini diawasi oleh Pandawa Group” dipasang untuk memperingatkan masyarakat bahwa dilarang membuang sampah di sungai lagi.
’’Jika memang nantinya ada masyarakat yang membuang sampah di sungai yang sudah kami adopsi, kami tidak akan ragu untuk mengembalikan sampah tersebut ke rumahnya masing-masing ataupun orangnya masing-masing,’’ ujar salah satu anggota Pandawara Group.
Pada proses River Adopt, biasanya Pandawara Group dibantu oleh volunteer atau ranger pengelola sampah yang dilengkapi atribut kebersihan lengkap dan melakukan pembersihan secara berkala setiap satu minggu sekali. Adapun tujuan dari program adopt river ialah teradopsinya 50 titik sungai di seluruh area Bandung.
Jaganadara
Latar belakang adanya program Jaganadara tidak lain karena adanya kasus anak dibawah umur yang kehilangan nyawanya akibat proses melahirkan di usia terlalu muda, yakni 12 tahun. Hal tersebut biasanya terjadi di daerah tertinggal yang kurang teredukasi. Jaganadara oleh Pandawa Group adalah program pembangunan dan perbaikan sekolah di daerah yang tertinggal. Diharapkan dengan adanya Jaganadra, pendidikan di Indonesia menjadi lebih merata dan dapat diakses oleh semua anak-anak di Indonesia, termasuk kelompok marjinal.
Mengacu pada postingan akun Instagram @pandawaragroup yang diunggah pada 11 September 2024, terlihat mereka sedang merenovasi beberapa elemen bangunan sekolah seperti membangun kembali musala, membangun pagar sekolah, memberikan meja dan kursi penunjang kegiatan belajar, serta melakukan sosialisasi kepada para orang tua disekitar sekolah tersebut.
”Kami panggil seluruh orang tua anak yang bersekolah disini karena kami mendengar bahwasanya ada salah satu orang tua yang memaksakan anaknya untuk menikah dini. Kasus seperti ini kerap kali terjadi di lingkungan sekolah yang berhasil kami renovasi,” ujar salah satu anggota Pandawara Group pada Minggu, (11/9).
Manahrasa
Manahrasa merupakan program oleh Pandawara Group dengan memberikan gerobak atau alat mobilisasi pada wilayah-wilayah tertentu yang minim transportasi mobilisasi sampah.
”Sebanyak 15 gerobak sampah ini akan kami bagikan ke kelurahan Rancaekek Kulon, Kabupaten Bandung. Tenang, ini bukan bentuk kampanye kami untuk mencalonkan diri sebagai pemerintah daerah, melainkan bentuk bantuan kami untuk membantu kampung tersebut,” ucap salah satu anggota Pandawara Group pada Rabu, (31/7).
Program Manahrasa sejauh ini telah berjalan di Kelurahan Rancaekek Kulon, Kabupaten Bandung. Hasilnya, sesuai unggahan reels Instagram Pandawara Group Jum’at, (2/8). Pandawara memperoleh reaksi positif, baik dari masyarakat maupun pejabat setempat. Pada dasarnya, program ini tentunya haruslah dilakukan oleh pemerintah. Namun apa daya, nampaknya pemerintah setempat memiliki hidung yang kurang tajam.
Creator Contribution for ASEAN
Creator Contribution ialah campaign collaboration yang dilakukan Pandawara dengan kelompok environmental protection dari negara ASEAN lainnya. Mereka mendiskusikan teknis edukasi komunikasi untuk masyarakat mengenai pentingnya mengelola dan memilah sampah dari rumah, teknis memelihara sungai, dan lain-lain. Tidak hanya itu saja, Pandawara Group juga melakukan survei untuk melihat inovasi-inovasi yang diterapkan oleh negara yang mereka kunjungi. Terhitung sampai 2025, Pandawara Group telah melakukan kunjungan ke 3 negara, yaitu Vietnam, Malaysia, dan Jepang.
Program-program Pandawara Group di atas patut dijadikan contoh nyata bahwa kepedulian terhadap lingkungan bukan hanya sekadar wacana belaka. Melalui program-program seperti River Adopt, Jaganadara, Manahrasa, hingga Creator Contribution for ASEAN, Pandawara Group menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari aksi sederhana yang konsisten. Keberhasilan mereka dalam membersihkan Sungai Citarum dan berbagai aksi lainnya membuktikan bahwa jika ada niat dan usaha, persoalan lingkungan yang selama ini terkesan berat pun bisa ditangani sedikit demi sedikit.
Namun, tentu saja permasalahan sampah di Indonesia tidak bisa hanya bergantung pada komunitas atau kelompok tertentu. Pemerintah, perusahaan, dan masyarakat harus bergerak bersama untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih baik. Edukasi dan kesadaran masyarakat menjadi kunci utama dalam mengatasi krisis sampah ini. Tanpa perubahan pola pikir dan kebiasaan, upaya yang dilakukan Pandawara Group akan sulit memberikan dampak jangka panjang. Maka dari itu, kesadaran untuk memilah sampah dari rumah, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, tidak membuang sampah di sungai dan berpartisipasi dalam kegiatan peduli lingkungan harus mulai diterapkan oleh setiap individu.
HPSN 2025 seharusnya tidak hanya menjadi ajang peringatan tahunan, tetapi juga momentum refleksi bagi semua pihak. Jangan sampai peringatan ini hanya menjadi acara seremonial tanpa adanya perubahan nyata di lapangan. Dengan semangat gotong royong dan kepedulian bersama, bukan tidak mungkin Indonesia bisa bergerak menuju lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Jika lima pemuda dari Bandung saja bisa membawa perubahan sebesar ini, maka sudah seharusnya lebih banyak orang ikut ambil bagian dalam menjaga kelestarian lingkungan. Mari jadikan aksi Pandawara Group sebagai contoh nyata bahwa kepedulian terhadap lingkungan bukan hanya tugas segelintir orang, tetapi tanggung jawab kita bersama.
Penulis: Qonita Fauziah
Editor: Nuzulul Magfiroh, Nurjannah
Referensi:
Antaranews.com. (6 Februari 2024). HPSN 2024, KLHK Ajak Masyarakat Peduli Atasi Sampah Plastik. Diakses pada Selasa, (11/2) dari https://www.antaranews.com/berita/3950289/hpsn-2024-klhk-ajak-masyarakat-peduli-atasi-sampah-plastik