Diterka 2: WR 1 Singgung Kebijakan Pemerintah Tentang Pembelajaran Online

Pelaksanaan Diskusi Terbuka 2 (Diterka) oleh BK MWA Undip, Kamis (4/11). (Sumber: Manunggal)

Warta Utama – Menurunnya kasus Covid-19 membuat para mahasiswa semakin berharap akan diberlakukannya kuliah tatap muka. Berdasarkan hal tersebut, Bidang Kajian Badan Kelengkapan (BK) Majelis Wali Amanat (MWA) Undip kembali mengadakan Diskusi Terbuka mengenai kesiapan Undip dalam pelaksanaan hybrid learning dan pembangunan terkait perkuliahan tatap muka. Diskusi ini berlangsung pada Kamis (4/11), pukul 14.30-16.30 WIB di Microsoft Teams yang dihadiri langsung oleh Wakil Rektor 1, Budi Setiyono dan Wakil Rektor 2 Undip, Heru Susanto.

Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Dikti yang sebelumnya telah dikeluarkan mengenai pembelajaran hybrid learning, pihak kampus merespon dengan melakukan berbagai persiapan yang dituangkan dalam Surat Edaran Rektor Nomor 22 tahun 2021, berisi diberlakukannya uji coba Perkuliahan Tatap Muka (PTM) semester ini.

Pihak kampus menerangkan bahwa saat sedang berjalannya uji coba Perkuliahan Tatap Muka (PTM), kampus tidak hanya melakukan persiapan terkait kondisi sarana dan prasarana penunjang perkuliahan terbatas namun juga melakukan perbaikan.

Budi Setiyono mengungkapkan bahwa pihak kampus mempersiapkan PTM terbatas sehingga dosen dan mahasiswa dapat bertemu secara langsung di kelas dengan pembatasan-pembatasan tertentu. Pembatasan tersebut salah satunya ialah uji coba perkuliahan tatap muka untuk sementara hanya diperuntukkan kepada mahasiswa yang berasal dari wilayah aglomerasi Semarang Raya, diantaranya adalah Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Kendal dengan status PPKM paling tinggi berada di level 2. Wilayah aglomerasi dinilai menempati level PPKM yang sama sehingga diperbolehkan bagi mahasiswa mengikuti uji coba PTM.

Dari pelaksanaan uji coba PTM selama beberapa minggu, pihak kampus menerangkan bahwa sudah dapat membuat analisis mengenai keadaan ketika akan memasuki semester genap nantinya. Namun, Budi Setiyono mengakui bahwa pihak kampus belum dapat memastikan akan bagaimana sistem perkuliahan di semester selanjutnya.

“Tentu kita juga belum bisa memastikan semester depan apakah akan sepenuhnya tatap muka atau mungkin masih tetap ada kebutuhan pembelajaran yang bersifat non tatap muka atau pembelajaran online. Sehingga, hybrid masih menjadi pilihan utama yang mungkin nanti kita aplikasikan di semester depan,” ungkap Budi dalam Diskusi yang dihadiri oleh hampir 40 mahasiswa tersebut.

Pertimbangan Pengadaan Pembelajaran Kuliah Tatap Muka

Pengadaan pembelajaran kuliah tatap muka tentunya memerlukan banyak pertimbangan, baik itu berkait lingkungan kampus, infrastruktur, dan juga hal-hal lainnya. Pada prinsipnya, pihak kampus mengaku telah mempelajari terkait perkuliahan tatap muka yang sedang diujicobakan, kemudian akan dilakukan evaluasi dari hal tersebut.

Uji coba Perkuliahan Tatap Muka (PTM) maupun hybrid diperlukan persiapan infrastruktur kampus terlebih dahulu. Namun, apabila kondisi belum memungkinkan dengan diadakannya perkuliahan tatap muka, maka akan dilakukannya perkuliahan secara hybrid. “Apabila memang belum memungkinkan adanya tatap muka secara langsung, kita masih menggunakan model hybrid. Sehingga bagi kalian yang mau tatap muka mungkin bisa melakukan pendaftaran di awal semester, lalu kemudian bagi mereka yang ingin tetap mengikuti pembelajaran secara online, itu tetap bisa mengikuti pembelajaran secara online,” jelas Budi.

Pihak kampus menjelaskan bahwa diperlukan adanya peralatan berupa whiteboard digital dan kamera statis agar para mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan secara hybrid.

Akan tetapi, pihak kampus tetap akan mengikuti kebijakan-kebijakan yang dianjurkan oleh pemerintah. Sebab, di samping dari ada atau tidaknya Covid-19, kampus sudah mulai terbiasa dengan sistem pembelajaran online dan pemerintah pun sempat menyinggung bahwa pembelajaran online harus terus diadakan.

Perkembangan Pembangunan Persiapan Perkuliahan Tatap Muka

Perkembangan Pembangunan Undip dalam persiapan perkuliahan tatap muka masih terus dilakukan secara bertahap. Heru Susanto mengungkapkan bahwa pemenuhan kebutuhan-kebutuhan mahasiswa memang harus terpenuhi, namun proses pemenuhan tersebut memerlukan waktu.

“Kebutuhan dasar atau basic needs mahasiswa harus terpenuhi, namun kita tidak menutup mata bahwa ada beberapa kebutuhan dasar yang memang belum terpenuhi. Tapi, kalau hal tersebut diinformasikan dengan baik maka pihak kampus akan berusaha untuk memenuhinya. Hanya kadang, di dalam proses pemenuhan tersebut perlu waktu,” jelas Heru.

Heru pun menerangkan bahwa akan diadakannya pembangunan-pembangunan terkait kebutuhan dasar mahasiswa. Salah satunya yang menjadi prioritas utama adalah akan dilakukannya pembangunan-pembangunan infrastruktur dasar untuk layanan pendidikan terkait dengan laboratorium fakultas. Pembangunan tersebut akan dibagi menjadi 3 tahun, yakni 2021, 2022 dan 2023.

Selanjutnya, pihak kampus juga menyayangkan bahwa penyediaan fasilitas infrastruktur serta akses jurnal yang disediakan hanya digunakan oleh segelintir mahasiswa saja. Hal tersebut diperlukan kesadaran untuk para mahasiswa bahwa fasilitas ataupun permohonan yang telah disampaikan kepada pihak kampus yang kemudian telah direalisasikan perlu dioptimalkan dalam penggunaannya.

Heru menyatakan bahwa sedikitnya pengaksesan jurnal mungkin dikarenakan sosialisasinya masih kurang “Banyak jurnal-jurnal yang bisa diakses, hanya mungkin barangkali sosialisasinya juga kurang,” tuturnya.

Fasilitas untuk uji coba perkuliahan tatap muka dan hybrid learning tentunya masih dalam optimalisasi dan untuk memitigasi penularan Covid-19 juga telah dipersiapkan keamanan seperti penyediaan hand sanitizer dan pengecekan suhu di setiap ruang kelas agar protokol kesehatan tetap terpenuhi. Heru menerangkan bahwa Universitas Diponegoro juga berusaha untuk memenuhi kebutuhan penunjang perkuliahan yang masih dalam proses pembangunan dan perbaikan untuk menuju World Class University.

 

Reporter: Rafika Immanuela

Penulis: Rafika Immanuela

Editor: Aslamatur Rizqiyah, Dyah Satiti

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top