Sudah Saatnya Indonesia Mengadopsi Kebijakan Dwikewarganegaraan

Bagaimana persebaran diaspora Indonesia di luar negeri saat ini? Dan bagaimana jika dibandingkan dengan Tiongkok dan India?

Wah, kita lebih kecil kalau dibandingkan dengan kedua negara itu, China diasporanya paling besar, sedangkan India ada di tempat kedua. Saat ini terdapat sekitar enam juta diaspora Indonesia yang masih berkewarganegaraan Indonesia dan memiliki paspor Indonesia. Jumlah paling besar berada di Malaysia dan Timur Tengah. Tetapi, kalau diaspora yang sudah menjadi warga negara asing tidak bisa dihitung jumlahnya, mungkin ada sekitar 10 juta orang, jumlahnya lumayan besar. Jadi kalo menurut saya diaspora Indonesia juga termasuk yang terbesar di dunia, kita berada di top five.

Mengapa Malaysia dan Timur Tengah menjadi negara yang paling banyak ditempati oleh diaspora Indonesia? Dan apa kegiatan atau bidang yang mayoritas digeluti oleh diaspora Indonesia?

Bidang yang umumnya paling banyak digeluti oleh diaspora Indonesia itu adalah service atau pelayanan. Makanya, di Malaysia persebaran diaspora Indonesia banyak karena di sana banyak TKI-nya. Tetapi tenaga profesional yang memiliki keterampilan juga cukup banyak di negara lain, seperti di Belanda, kemudian di Qatar ada puluhan ribu tenaga Indonesia profesional, di Amerika ada 150 ribu yang semuanya tenaga profesional, serta di Hongkong dan Taiwan juga cukup besar.

Sejauh apa pengorganisasian diaspora selama ini, Pak? Terlebih dengan adanya Congress of Indonesian Diaspora yang Bapak gagas?

Sekarang sudah terbentuk Indonesian Diaspora Network, selain merupakan sebuah komunitas diaspora, mereka juga membentuk jaringan. Kantor Indonesian Diaspora Network sekarang sudah ada sekitar 65 buah di sekitar 35 negara. Tujuannya agar mereka dapat membangun potensinya dan dapat bersinergi dengan tanah air, karena selama ini potensi mereka tidak terjamah dan sinergi mereka dengan tanah air juga sangat minimal.

Memangnya saat ini apa saja pola-pola hubungan mutualistik yang akan atau sudah dijalankan antara diaspora Indonesia dan pemerintah, Pak?

Masih kurang memang, karena belum ada lembaga di pemerintah yag menangani masalah diaspora. Jadi, saat ini yang ada adalah masing-masing orang diaspora itu langsung terjun ke lapangan. Contohnya ada yang bikin perpustakaan di Bandung, ada yang memperbaiki kota tua di Jakarta, ada yang memberikan beasiswa, atau ada juga yang memberikan peralatan medical. Tetapi, ya begitu, langsung terjun ke masyarakat karena di pemerintah belum ada badan khusus yang menanganinya untuk kemudian bisa menjadi perantara.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top