
Gim – Di era digital saat ini, bermain tak lagi terbatas pada ruang terbuka seperti lapangan maupun taman. Anak-anak zaman sekarang menemukan berbagai keseruan mereka di layar ponsel, tablet, atau komputer yang mereka miliki. Berbagai permainan seru dan menantang dapat mudah ditemukan secara daring di berbagai platform. Salah satu platform yang paling populer dan menjadi fenomena global adalah Roblox.
Sejak dirilis pada 2006 oleh dua orang programmers, yaitu David Baszucki dan Erik Cassel, Roblox berkembang pesat dari permainan sederhana menjadi metaverse mini, sebuah dunia virtual yang dapat dijelajahi, diciptakan, dan dibagikan. Dengan lebih dari 200 juta pengguna aktif bulanan, mayoritas anak dan remaja, Roblox bukan hanya permainan, melainkan juga ruang sosial, ruang belajar, bahkan ruang ekonomi.
Popularitas Roblox bukan sekadar cerita mulut ke mulut. Data menunjukkan bagaimana platform ini telah menjelma menjadi fenomena global. Berdasarkan laporan keuangan Roblox Corporation pada 2025, tercatat lebih dari 216 juta pengguna aktif bulanan tersebar di seluruh dunia. Angka ini meningkat signifikan dibanding tahun 2020 yang “hanya” sekitar 150 juta. Menariknya, sebagian besar pengguna Roblox adalah anak-anak dan remaja. Sekitar 67% pemain berusia di bawah 16 tahun, menjadikan Roblox sebagai salah satu ekosistem digital terbesar yang digemari generasi muda. Hal ini sejalan dengan survei yang dilakukan oleh Statista, di mana Roblox masuk dalam daftar lima besar aplikasi paling sering digunakan oleh anak-anak di Amerika Serikat.
Selain tempat bermain, Roblox juga menjadi ruang ekonomi digital. Kreator gim bisa menghasilkan uang nyata melalui sistem Developer Exchange (DevEx). Beberapa remaja di luar negeri bahkan mampu meraih pendapatan ratusan ribu dolar dari gim buatannya. Fenomena ini memperlihatkan bahwa Roblox bisa menjadi pintu masuk anak-anak untuk belajar kewirausahaan dan teknologi sejak dini
Dari sisi ekonomi, Roblox juga mencatatkan prestasi yang mencengangkan. Sepanjang 2024, perusahaan ini menghasilkan pendapatan lebih dari 2,8 miliar dolar AS atau sekitar 44 triliun rupiah. Sebagian besar pemasukan berasal dari penjualan Robux, mata uang virtual yang digunakan untuk membeli item, pakaian, atau fitur eksklusif di dalam gim. Tak hanya perusahaan, kreator muda juga ikut merasakan manfaatnya. Pada 2023 saja, Roblox membagikan lebih dari 700 juta dolar AS kepada para kreator melalui sistem DevEx. Statistik ini menunjukkan bahwa Roblox bukan hanya sekadar permainan hiburan. Ia adalah ekosistem besar yang menggabungkan kreativitas, interaksi sosial, sekaligus roda ekonomi digital yang nyata.
Berbeda dengan gim tradisional yang umum ditemukan, Roblox bukanlah satu permainan tunggal. Platform ini lebih tepat disebut sebagai ekosistem kreasi gim. Melalui fitur Roblox Studio, pemain bisa menciptakan gim mereka sendiri, mendesain karakter, bahkan membangun dunia sesuai imajinasi. Anak akan lebih mengembangkan kreativitasnya sendiri sesuai dengan imajinasinya sendiri. Tidak heran jika konten di Roblox begitu beragam. Mulai dari gim roleplay menjadi dokter atau polisi, simulasi sekolah, hingga petualangan fantasi, semuanya hadir dari ide kreatif jutaan penggunanya.
Ada beberapa alasan yang membuat Roblox sangat diminati oleh anak dan remaja. Yang pertama yaitu roblox memberikan wadah dalam berkreativitas tanpa batas, mulai dari membagun bangunan, mix and match pakaian, dan membuat petanya sendiri dalam bermain. Pemain bebas mengekspresikan diri dengan membangun gim, avatar, atau dunia fantasi sesuai keinginan. Kedua yaitu gim Roblox dapat membantu anak dalam belajar berinteraksi sosial. Roblox bukan hanya soal bermain, tetapi juga tentang bertemu teman, ngobrol, dan bekerja sama. Selanjutnya, yaitu dapat memberikan edukasi yang menyenangkan. Tanpa disadari, anak-anak belajar coding, desain, hingga logika manajemen saat membuat gim. Hal terakhir yang membuat Roblox terkenal yaitu karena platform nya yang sangat mudah diakses. Roblox dapat dimainkan di berbagai perangkat mulai dari Personal Computer (PC), ponsel, hingga tablet. Pada permainan Roblox sebagian besar fiturnya bisa digunakan secara gratis.
Namun, popularitas Roblox juga membawa sejumlah risiko yang perlu diwaspadai, khususnya bagi pengguna anak-anak dan remaja yang masih rentan. Salah satu ancaman yang paling nyata adalah cyberbullying. Fenomena perundungan digital ini kerap terjadi dalam bentuk ejekan, hinaan, hingga pengucilan sosial di dalam platform. Seorang siswi sekolah dasar misalnya, bercerita pernah diejek oleh teman-teman sebayanya hanya karena avatarnya menggunakan pakaian gratis. “Katanya aku miskin karena nggak beli baju Robux,” ujarnya polos. Pengalaman seperti ini tampak sepele, tetapi pada anak yang sedang membentuk kepercayaan diri, ejekan semacam itu bisa berdampak panjang, mulai dari minder, enggan berinteraksi, hingga menurunnya rasa percaya diri di dunia nyata.
Selain itu, Roblox juga menghadapi persoalan terkait konten yang tidak sesuai usia. Meskipun pihak perusahaan telah menerapkan filter dan moderasi konten, kenyataannya masih ada sejumlah permainan atau percakapan yang berisi unsur kekerasan, bahasa kasar, hingga konten dewasa yang lolos dari pengawasan. Mengingat mayoritas pemain Roblox berusia di bawah 16 tahun, paparan konten semacam ini jelas berpotensi mengganggu perkembangan psikologis anak. Orang tua pun sering kali tidak menyadari detail aktivitas anaknya di dalam platform, sehingga risiko ini semakin sulit dikendalikan.
Roblox juga tidak lepas dari praktik penipuan atau scam. Modus yang paling sering ditemui adalah akun palsu atau situs ilegal yang menjanjikan hadiah Robux gratis. Anak-anak yang tergoda biasanya diminta memberikan data pribadi atau bahkan informasi kartu kredit orang tua mereka. Kasus penipuan semacam ini sudah banyak dilaporkan, dan sayangnya tidak sedikit yang berhasil memperdaya pengguna muda yang masih belum kritis dalam memilah informasi.
Risiko lain yang tak kalah mengkhawatirkan adalah kecanduan bermain. Karena sifat Roblox yang sangat interaktif dan berbasis komunitas, anak-anak cenderung betah menghabiskan waktu berjam-jam untuk membangun dunia virtual mereka atau sekadar bermain bersama teman. Dalam banyak kasus, intensitas bermain ini menggeser prioritas lain yang lebih penting, seperti belajar, beristirahat, atau bersosialisasi secara langsung. Beberapa orang tua bahkan mengaku anak mereka bisa duduk bermain Roblox selama 6–8 jam tanpa jeda, hingga melupakan pekerjaan rumah atau waktu makan.
Psikolog anak menilai, kecanduan gim online semacam ini dapat berimbas pada gangguan konsentrasi, penurunan prestasi akademik, hingga masalah kesehatan seperti kurang tidur dan kelelahan. Jika dibiarkan, kebiasaan bermain berlebihan berisiko menumbuhkan pola hidup yang tidak seimbang, di mana dunia virtual menjadi lebih menarik daripada realitas sehari-hari. Dengan demikian, di balik popularitas dan peluang positifnya, Roblox tetap menyimpan sisi gelap yang perlu menjadi perhatian serius. Cyberbullying, konten dewasa, penipuan digital, hingga kecanduan bermain adalah tantangan nyata yang dihadapi anak-anak di ruang virtual ini. Karena itu, peran orang tua, guru, dan pihak platform sangat penting dalam mengawasi sekaligus memberikan edukasi digital agar anak-anak bisa menikmati Roblox dengan cara yang sehat dan aman.
Berbagai dampak negatif dari permainan Roblox ternyata sudah mendapat perhatian serius dari Roblox Corporation. Perusahaan ini menyadari bahwa mayoritas penggunanya adalah anak-anak dan remaja, sehingga keamanan serta kenyamanan menjadi prioritas utama. Oleh karena itu, berbagai fitur dan sistem pengawasan terus dikembangkan agar pengalaman bermain tetap positif.
Langkah pertama yang diperkenalkan adalah chat filter. Fitur ini bekerja secara otomatis untuk menyaring kata-kata kasar, ejekan, atau istilah yang berpotensi menyinggung pemain lain. Dengan adanya filter ini, interaksi antar pengguna di ruang obrolan diharapkan lebih aman dan ramah, terutama bagi pemain yang masih berusia muda. Walaupun tidak sepenuhnya sempurna, sistem ini membantu mengurangi potensi cyberbullying yang sering kali muncul di ruang obrolan daring. Selain itu, Roblox juga menyediakan Parental Control, sebuah fitur yang memberi ruang bagi orang tua untuk ikut terlibat dalam aktivitas digital anak. Melalui fitur ini, orang tua bisa membatasi jenis gim yang dapat dimainkan, mengatur durasi bermain, hingga mengontrol interaksi sosial anak dengan pemain lain. Misalnya, orang tua dapat memilih agar anak hanya bisa bermain dengan teman yang sudah disetujui, sehingga risiko bertemu dengan orang asing bisa diminimalkan.
Upaya lain yang tidak kalah penting untuk menangani dampak negatif permainan Roblox adalah moderasi konten. Roblox memiliki tim khusus yang bertugas memantau dan menurunkan berbagai permainan yang dianggap melanggar aturan komunitas, baik karena mengandung kekerasan berlebihan, bahasa yang tidak pantas, maupun unsur dewasa. Proses moderasi ini berlangsung secara berlapis, menggunakan gabungan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan pengawasan manual dari staf. Dengan begitu, Roblox berusaha menjaga kualitas konten agar tetap sesuai dengan standar keamanan bagi pemain usia muda. Tidak berhenti di sana, Roblox juga meluncurkan fitur edukasi keamanan digital di situs resminya. Melalui program ini, anak-anak, remaja, hingga orang tua dapat mempelajari panduan tentang cara bermain aman, menghindari penipuan, serta memahami pentingnya privasi di dunia maya. Edukasi ini dikemas dalam bentuk artikel, video, hingga panduan interaktif yang mudah dipahami oleh anak-anak.
Langkah yang dilakukan oleh Roblox Corporation menunjukkan bahwa Roblox tidak hanya berfokus pada hiburan, tetapi juga berperan dalam meningkatkan literasi digital keluarga. Meski begitu, para ahli tetap menekankan bahwa teknologi tidak bisa menggantikan peran orang tua sepenuhnya. Sebaik apa pun fitur yang ditawarkan, pengawasan langsung dari orang tua masih menjadi kunci utama untuk memastikan anak dapat bermain dengan aman. Orang tua diharapkan tidak hanya mengaktifkan pengaturan kontrol, tetapi juga aktif berdialog dengan anak tentang pengalaman mereka di Roblox. Dengan komunikasi terbuka, anak akan lebih mudah bercerita ketika menghadapi masalah, seperti ejekan dari pemain lain atau ajakan mencurigakan dari orang asing.
Roblox adalah cermin dunia digital saat ini yang penuh kreativitas, peluang, sekaligus tantangan. Bagi anak-anak, ia adalah dunia bermain dan berimajinasi. Bagi kreator, ia adalah ladang karya sekaligus sumber penghasilan. Dan bagi orang tua, Roblox adalah ruang yang harus dikelola dengan bijak. Pada akhirnya, Roblox bukan sekadar permainan. Ia adalah ruang virtual yang membentuk cerita generasi muda tentang kebebasan, interaksi, risiko, dan masa depan di dunia digital.
Penulis: Nudia Utami
Editor: Nuzulul Magfiroh
Referensi:
Demansage.com. (2025). How Many People Play Roblox 2025 [Player Stats]. Diakses pada Minggu (17/8) dari https://www.demandsage.com/how-many-people-play-roblox/
Altoglobalschool.com. (2024). Permainan Roblox, Apa Manfaat dan Kekurangannya untuk Anak?. Diakses pada Minggu (17/8) dari https://www.altaglobalschool.com/blog/permainan-roblox-digemari-anak-apa-manfaat-dan-kekurangannya
Sekolah.mu. (2022). Mengenal Roblox dan Manfaatnya untuk Anak. Diakses pada Minggu (17/8) dari https://www.sekolah.mu/blog/umum/permainan-roblox-living-tech