Plonco, Kisah Kelam Dunia Pendidikan

Potret mahasiswa saat jalani Orientasi Studi Pengenalan Kampus. (Sumber: Grid.id)

Peristiwa— Beberapa hari yang lalu media sosial riuh dengan beredarnya video ospek daring di salah satu universitas, di mana mahasiwa baru tengah dibentak karena tidak menggunakan ikat pinggang. Hal semacam ini merupakan momok yang menakutkan bagi mahasiswa baru di kampus manapun. Lantas sejak kapan tradisi ini bermula?

Berdasarkan The History of Hazing in American Higher Education karya Ruth Sterner dari Oregon State University, hazing atau perploncoan dalam bahasa Inggris sudah ada sejak zaman Yunani kuno atau pada tahun 387 sebelum masehi, saat berdirinya Akademi Plato. Dikatakan, mahasiswa baru yang akan belajar di akademi ini, terlebih dahulu harus di gembleng menjadi manusia dewasa oleh seniornya dan merasakan kerasnya hidup sebelum menjalani kehidupan mahasiswa.

Dalam praktiknya, mereka menggunakan kekerasan dan dipermalukan secara umum. Aktivitas ini selesai setelah para mahasiswa melewati masa studi selama setahun, dan dirayakan dengan pesta yang dibiayai oleh mahasiswa baru di bawahnya. “Pada dasarnya, setiap mahasiswa baru belajar dewasa dengan menjadi budak senior,” tulis Ruth.

Kekerasan verbal bahkan nonverbal masih sering dijumpai saat ospek. (Sumber: Brilio.id)

Kemudian perploncoan sendiri menjadi hal yang biasa di universitas manapun di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Berdasarkan Mohammad Roem dalam bukunya,  Bunga Rampai dari Sejarah Jilid 3, seperti yang dikutip oleh Historia.id, mengatakan saat bersekolah di STOVIA tahun 1924, beliau mengikuti ontgroening (Bahasa Belanda “plonco” kala itu) selama tiga bulan. Namun tidak terdengar kejadian yang tidak mengenakkan selama orientasi. Kegiatan ini sangat ketat, bahkan terdapat peraturan dimana orientasi hanya dilaksanakan di dalam kampus, tidak boleh melakukan orientasi selama waktu belajar dan istirahat, dan tidak boleh digunduli.

Kemudian di era penjajahan Jepang, kata plonco mulai digunakan. Kata ini diambil dari kata プロンコ (Puronko), dalam buku Tradisi Kehidupan Akademik mengartikan kata ini sebagai rambut gundul (dikutip dari Tirto.id). Seperti yang diketahui, militer Jepang memiliki kebiasaan menggundulkan kepalanya. Kebiasaan itu dibawa ke negeri jajahannya termasuk Indonesia. Kemudian kebudayaan ini dilanjutkan pada akademi kepolisian dan TNI serta sekolah kedinasan.

Dari waktu ke waktu, perubahan nama terjadi seperti Masa Kebaktian Taruna (1963). Lalu, setelah masa Orde Baru, ada Masa Prabakti Mahasiswa yang alias Mapram (1968), Pekan Orientasi Studi (1991), dan sekarang disebut Orientasi Studi Pengenalan Kampus atau Ospek. Saat ini setiap kampus mewajibkan setiap siswanya mengikuti ospek. Kekerasan menjadi hal yang biasa, hingga pada tahun 2015, mantan Mendikbud Anies Baswedan melarang segala sesuatu yang berhubungan dengan perploncoan. Pada saat itulah kekerasan mulai berkurang.

Mahasiswa Universitas Indonesia menjalani perploncoan April 1945 (Sumber: Historia.id)

Namun apakah ospek ini diperlukan? Beberapa orang mengatakan Ospek dapat mempererat persahabatan dan melatih mental. Namun ketakutan juga muncul di antara mahasiswa baru. Mereka takut bakal dipersulit oleh senior dalam masa studinya. Selain itu bagi mereka yang sudah melewati masa perploncoan, cenderung menjadikan juniornya sebagai ajang balas dendam. Penolakan bukannya tidak pernah terjadi. Pada tahun 1960-an silam, Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia atau CGMI menolak perploncoan dengan dalih “warisan kolonial yang harus diberantas”. Organisasi underbow PKI ini pernah menjadi penyelamat mahasiswa baru pada masanya hingga pembubarannya pasca Orde Baru berdiri.

Saat ini perploncoan masih tumbuh subur walau telah dilarang oleh pemerintah. Bahkan di Undip sendiri masih terdapat perploncoan di beberapa fakultas dan sekolah. Walau tidak sekeras sebelumnya, aktivitas ini tetap ada dan menjadi keunikan sendiri di dunia pendidikan.

Sumber:

Penulis: Fidel Satrio

Editor: Winda N, Alfiansyah

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top