PJJ Pandemi: Mahasiswa Praktikum Tanpa Praktik

Praktikum online dengan melihat video sebagai pengganti untuk mengetahui langkah percobaan sebenarnya. (Foto: Saluran Youtube Leonardus Leonard)

Joglo Pos, Edisi IV Tahun 2020–– Pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat pandemi sudah berjalan kurang lebih delapan bulan. Seluruh kegiatan pembelajaran berlangsung secara daring melalui video conference dan ditambah dengan materi melalui video, e-book dan sejenisnya yang dapat diakses dengan mudah di intenet.

Semester ganjil kali ini pun menandai hampir dua semester pembelajaran berlangsung daring, termasuk praktikum. Pada beberapa program studi ilmu eksak, praktikum menjadi mata kuliah wajib untuk pengenalan alat dan pengolahan data secara riil. Dalam keadaan normal, praktikum dapat berjalan di laboratorium atau lapangan dengan alat dan bahan yang bisa digunakan dengan mudah.

Penyesuaian diri dengan sistem perkuliahan, mahasiswa baru pun harus langsung melaksanakan jadwal pertemuan kuliah yang dipadatkan, bahkan jam kuliah sampai malam hingga praktikum pertama kali belum bisa dilaksanakan secara langsung. Berbeda dari mahasiswa lama yang sudah pernah melakukan praktikum secara nyata, mahasiswa baru hanya bisa merasakan praktikum dari menonton video, pemberian materi, dan penjelasan dari dosen atau asisten praktikum.

Mahasiswa Baru: Praktikum Online Kurang Efektif

Salah satu narasumber yang kami hubungi melalui daring, Putri, mahasiswa baru program studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika (FSM) menyampaikan bahwa praktikum online lebih sulit dijalankan.

“Kita tidak bisa melihat pengamatan langsung gejala-gejala (percobaan, red) jadi tidak bisa mengisi efektif tentang data pengamatan. Dan seperti tidak afdhol kalau praktik tapi tidak memegang alat. Untuk diskusi sama asisten sebenarnya membantu sekali, dibimbing step by step dari awal sampai akhir praktikum. Tapi semua cuma teoritis. Pengamatan dari video tidak efektif sekali, karena kadang mirip sama modul, tapi tidak jelas pengamatannya,” jelasnya pada Kamis (8/10).

Putri juga mengeluhkan perihal jam kuliah yang padat dan bahkan sampai malam hari, “Jangankan malam, sore sampai azan maghrib pun sudah sulit menerima pelajaran. Karena pikiran terbagi-bagi antara tugas deadline mepet laprak (laporan praktikum, red) sama jadwal kelas yang dadakan.”

Tanggapan Mahasiswa Lama Mengenai Praktikum Online

Tidak hanya mahasiswa baru yang mengeluhkan praktikum online, Gina, mahasiswa semester lima program studi Sumber Daya Akuatik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) merasa praktikum online kurang efektif.

“Hal yang seharusnya kita tahu dari praktikum yang beneran praktik tidak didapat. Di angkatanku sendiri yang jalan praktikum ala kadarnya di rumah cuma 1 dari 5 matkul (mata kuliah, red) praktikum. Lainnya cuma teori dan berarti sama aja kayak kuliah online biasa. Yang satu matkul ini pun nggak seefektif praktikum bareng di kampus yang alat bahannya lebih lengkap jadi lebih memadai dan nggak sekadar kaya main masak-masakan. Padahal tujuan praktikum untuk mengaplikasikan teori yang didapat dari kuliah,” jelasnya saat dihubungi awak Manunggal, Kamis (8/10).

Selain itu Gina juga merasa sulit mengikuti perkuliahan daring yang kadang terkendala sinyal. “Minusnya lagi, materi-materi itu sama sekali nggak nyantol di kepalaku. Belum lagi kalau sinyal ngadat pas pemaparan teori, ketinggalan sedetik di kelas aja bisa merusak pemahaman selanjutnya, apalagi pas online gini,” imbuh Gina mengenai kesulitan kuliah daring.

Asisten Praktikum Khawatir Praktikan Tidak Paham

Saat melakukan praktikum di laboratorium, mahasiswa biasanya dibantu oleh asisten praktikum untuk pengerjaan praktikum dan pembuatan laporan. Namun, keadaan praktikum online seperti ini peran asisten praktikum sedikit berbeda. Karena praktikan tidak melakukan percobaan secara langsung dan hanya menonton video, asisten praktikum sebatas membantu praktikan untuk pemahaman cara kerja dengan media seperti bantuan modul praktikum, menonton video bersama, atau pembuatan PPT praktikum yang hanya seperti presentasi atau seminar.

Salah satu asisten praktikum kimia dasar, Ayuningtyas, merasa tidak kesulitan untuk menyampaikan isi praktikum kepada praktikannya yang merupakan mahasiswa baru. “Kalo jadi aslab (asisten laboratorium, red) sebenarnya jelasinnya tidak susah, karena didukung dengan video dan penjelasannya aku berusaha jelasin sejelas mungkin. Untuk penjelasan lain bisa dibaca sendiri dari berbagai sumber dan tidak sulit untuk dipahami,” jelasnya yang diwawancarai pada Minggu, (11/10).

Namun, Ayu masih mengkhawatirkan apakah apa yang ia jelaskan bisa diterima praktikan dengan jelas atau tidak.  “Praktikannya juga kalau ditanya paham atau tidak bilangnya paham. Cuma praktikum online kayak gini suka mikir kaya paham beneran atau tidak karena pasti beda sama praktikum offline, kalau offline praktikan mengerjakan praktikum pakai tangan sendiri dan mengamati secara langsung dengan mata mereka,” terangnya.

Kebijakan Praktikum Online Sekarang Menurut Dosen Adalah Solusi Paling Baik

Menanggapi keluhan mahasiswa yang kurang paham mengenai praktikum online, Damar Nurwahyu, dosen Kimia Fakultas Sains dan Mateatika (FSM) menyampaikan bahwa kebijakan praktikum online diambil karena kondisi pandemi dan solusi paling baik adalah menonton video.

“Jelas bagaimanapun hal itu pasti terjadi. Skill praktikum itu hanya bisa diperoleh melalui experiment dan experience, kalau kalian ga experience that thing, you get nothing, jadi memang pasti kalian ga bisa dapat banyak dari nonton praktikum. Tapi mengapa kebijakan itu yang diambil, melihat kondisi yang tidak menentu karena covid ini juga tidak tahu kapan selesainya, kalau semua praktikum ditunda secara SKS, nanti akan kacau juga sedangkan kita tidak bisa memastikan kapan Covid ini berakhir. Untuk itu solusi yang paling baik adalah dengan menonton video. Dan semua kampus di Indonesia juga melakukan hal yang sama,” jelasnya.

Karena keterbatasan yang ada, praktikan diharapkan menonton video dengan baik sebagai pengganti sementara praktikum di laboratorium atau lapangan. “Tentunya untuk meminimalisir gap, praktikan harus benar-benar menonton dengan baik video tersebut dan juga mencari referensi lain. Dosen juga berusaha mencarikan video yg interaktif dan menarik,” tutup Damar saat dihubungi awak manunggal pada Minggu (11/10).

Kondisi Laboratorium di Undip

Menurut berbagai sumber, beberapa laboratorium bisa digunakan mahasiswa tingkat akhir untuk mengerjakan tugas akhir. Pada program studi Kimia, mahasiswa akhir yang sedang melakukan tugas riset bisa ke laboratorium dengan terjadwal, melainkan tidak bisa setiap hari. Namun kebijakan laboratorium berbeda-beda, tergantung program studi dan fakultas masing-masing.

Reporter: Fidya Azahro

Penulis: Fidya Azahro

Editor: Winda N, Alfiansyah

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top