
Warta Utama — Rangkaian kegiatan Orientasi Samudra Muda (OSM) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro (Undip) tahun 2025 berlangsung pada Selasa, (19/8) hingga Jumat, (22/8). OSM FPIK mencakup dua rangkaian utama, yakni Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) dan Pendidikan Karakter (Pendikar).
Kegiatan yang melibatkan hampir 900 mahasiswa baru ini mengusung konsep pengenalan aspek akademik dan pembentukan budaya fakultas, sekaligus pembinaan karakter dengan menekankan nilai kolaborasi, disiplin, dan tanggung jawab. Ketua Pelaksana OSM FPIK 2025, Imaduddin Zanky atau kerap disapa Zanky, menjelaskan bahwa istilah “Samudra” melambangkan gelombang tanggung jawab yang harus diemban oleh mahasiswa baru selama perkuliahan, sedangkan “Muda” mencerminkan semangat baru mahasiswa dalam menjalani proses akademik dan pembelajaran.
Dalam pelaksanaannya, panitia menggunakan metode pengelolaan kedisiplinan yang unik dan terukur, yakni pendekatan yang disebut “peri jahat dan peri baik.” Pendekatan tersebut menitikberatkan pada keseimbangan antara penegakan aturan dan pemberian dukungan personal kepada mahasiswa baru.
Zanky menjelaskan bahwa metode “peri jahat dan peri baik” dirancang untuk menanamkan nilai disiplin secara efektif tanpa melanggar kode etik kaderisasi. Panitia juga berupaya untuk tidak menggunakan praktik-praktik lama yang identik dengan melakukan kekerasan verbal maupun fisik pada kegiatan orientasi mahasiswa baru. Saat ini, mereka lebih mengutamakan komunikasi personal dan pemberian arahan secara tegas saat menghadapi mahasiswa yang melanggar aturan.
“Kami berusaha untuk tidak melanggar kode etik kaderisasi, seperti mem-bully atau membentak segala macam. Kami sangat mengurangi itu. Pendekatan kami lewat ngobrol empat mata saja kalau misalnya ada mahasiswa yang bandel,” ujar Zanky.
Lebih lanjut, dalam penerapan kedisiplinan, Zanky menjelaskan “peri jahat” biasanya diperankan oleh panitia dari Divisi Komisi Disiplin (Komdis). Tugas mereka adalah menegakkan aturan secara tegas dan memastikan mahasiswa baru tetap sesuai dengan tata tertib yang berlaku. Adapun “peri baik” dari panitia yang berperan sebagai fasilitator atau observer. Mereka berinteraksi lebih dekat dengan mahasiswa baru, mendampingi, dan memberikan motivasi.
“Peri jahat dan peri baik itu dilakukan secara berpola. Ada beberapa nilai yang ditanamkan, kayak disiplin, kemudian menghargai sesama panitia atau peserta lain, menjaga sopan santun lah. Karena yang kita hadapi kan sama-sama manusia,” jelas Zanky.

Sikap tegas yang dipertahankan oleh divisi komdis terkadang terasa menantang bagi mahasiswa baru, tetapi justru hal tersebut dianggap sebagai bagian dari pembelajaran penting. Satya Sandhatrisa Gunatmika, salah satu mahasiswa baru dari Program Studi (Prodi) Oseanografi, menilai bahwa keberadaan komdis justru membantu dirinya dalam proses adaptasi dengan lingkungan perkuliahan.
“Memang kalau komdis kan bagian untuk mendisiplinkan, jadi sedikit agak galak dan otoriter, tapi bisa kita maklumi. Karena adanya komdis sangat melatih diriku supaya dapat menjadi pribadi yang disiplin dan memanfaatkan waktu dengan baik,” ungkap Satya.
Ia juga menilai bahwa panitia menjalankan tugas mereka dengan profesional, termasuk dalam menjaga interaksi dengan mahasiswa baru. Meskipun komdis dikenal memiliki sikap tegas, Satya menganggap tindakan tersebut masih dalam batas yang wajar dan dapat diterima.
Budaya disiplin yang dibangun dalam OSM FPIK 2025 bukan hanya sekadar untuk memenuhi aturan teknis, tetapi sebagai fondasi untuk menanamkan tiga nilai utama, yakni sosial adaptif, kolaboratif, dan tanggung jawab. Sebagai ketua pelaksana, Zanky berharap mahasiswa baru dapat membawa nilai-nilai tersebut sepanjang perjalanan akademik mereka.
“Kami berharap dengan skema-skema yang kami terapkan di OSM FPIK, mahasiswa baru bisa memenuhi ketiga nilai tersebut, sehingga mereka sudah siap ketika memang dihadapi oleh dunia perkuliahan,” tutup Zanky.
Dengan pelaksanaan OSM FPIK 2025, diharapkan mahasiswa baru mampu lebih siap untuk berkontribusi aktif dalam pengembangan fakultas dan kampus secara luas.
Reporter: Abra Washistha, Jibril Syauqi, Alya Nabilah, Naftaly Mitchell
Penulis: Alya Nabilah
Editor: Nuzulul Magfiroh, Nurjannah