Pembauran Budaya, Literasi, dan Arsip: Literafest 2024 Jadi Wadah Masyarakat untuk Berharmonisasi

Literafet 2024 (Sumber: Dok. Pribadi)

 

Semarangan – Literasi menjadi salah satu kata ajaib untuk mengukur kompetensi seseorang. Oleh karena itu, tidak heran jika Dinas Arsip dan Perpustakaan (Arpus) Kota Semarang mengadakan sebuah kegiatan yang turut mendukung setiap orang dalam mengembangkan kompetensi mereka. 

Literafest 2024 adalah kegiatan yang diadakan di selasar kantor Dinas Arpus pada tanggal 24-26 April. Kegiatan ini berlangsung dari pukul 08.00 hingga 20.00 WIB dengan menghadirkan banyak momentum dan hal-hal menarik yang bisa dinikmati pengunjung. 

Tanpa dipungut biaya, setiap orang bisa menikmati beragam hal yang ditawarkan selama 3 hari berturut-turut. Sebagai gerbang pembuka sebelum ke panggung, terdapat tulisan “Literafest 2024” sekaligus jejeran buku-buku. Di sebelah kiri dan kanan menuju arena panggung, berdiri pula stan-stan yang menjual sembako dan  makanan.

Literafest 2024 mengangkat tema  “Selamatkan Arsip, Selamatkan Budaya, dan Kuatkan Literasiku”. Hal tersebut berkaitan dengan pengelolaan kearsipan dan stigma yang melekat dimasyarakat mengenai fungsi dari eksistensi dari Dinas Arpus.

“Karena sebetulnya makna dari literasi itu adalah bagaimana masyarakat bisa menerima dan mengetahui informasi sebanyak-banyaknya. Bukan hanya tentang bahasa dan tulisan, tetapi juga informasi yang terkait dengan komunikasi, sosial budaya, dan kemasyarakatan,” ujar Bambang Suranggono, Kepala Dinas Arpus ketika diwawancarai awak Manunggal pada Rabu, (24/4).

Pada hari pertama sekaligus sebagai pembukaan acara, setidaknya ada sembilan kegiatan. Beberapa di antaranya yaitu lomba tari Semarangan, pengukuhan pengurus literasi, dan lomba vloger untuk mahasiswa.

Hari kedua terdapat kegiatan Bunda Literasi, yakni mencari serta menunjukkan inovasi-inovasi dari istri lurah dan camat selaku bunda literasi. Dalam kegiatan ini, diperlihatkan apa yang menjadi inovasi mereka terkait gerakan literasi mewakili kelurahan dan kecamatan masing-masing.

Hari ketiga yang konsisten bersinggungan dengan tema, ada pewayangan sekaligus penutupan yang dimeriahkan dengan kegiatan-kegiatan lain.

Tidak hanya itu, diselenggarakan bazar yang menghadirkan beragam buku, mulai dari novel, komik, hingga buku-buku lainnya yang bersifat akademik maupun non akademik. Terdapat pula pameran arsip yang bersebelahan dengan pelaksanaan lomba mural dengan tema yang masih berkaitan erat dengan Literafest 2024.

Kegiatan ini juga mengedukasi masyarakat bahwa Dinas Arpus dapat menjadi penolong ketika ada arsip-arsip yang diperlukan berkaitan dengan pemerintah. Melalui aplikasi Selaras, masyarakat dapat dengan mudah mengkomunikasikan berkas dan arsip yang mereka butuhkan. Sebagai contoh, ketika mengurus Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

“Di tempat kami, dokumen-dokumen arsip, baik dari pemerintah maupun non pemerintah, kalau masih jadi arsip aktif atau arsip dinamis dan dianggap penting akan dititipkan atau disimpan  oleh lembaga yang menerbitkan,” pungkas Bambang.

Kantor Dinas Arpus menyimpan ribuan buku fisik yang dapat memenuhi kebutuhan literasi masyarakat. Tidak hanya itu, Dinas Arpus juga meluncurkan aplikasi Si Booky. Aplikasi ini mewadahi masyarakat yang ingin meminjam buku, tetapi terhalang waktu untuk pergi ke Dinas Arpus. Di dalam aplikasi tersebut, tersuguh 3.800 file yang bisa menjadi referensi bacaan.

Literafest juga dihadiri oleh Hevearita Gunaryati Rahayu, atau yang lebih akrab disapa Mbak Ita selaku walikota Semarang. Kehadiran Mbak Ita sekaligus menjadi pengesah saat pengukuhan kandidat gerakan pena yang akan terus mendukung literasi. 

Saat bernarasi, ia mengungkapkan bahwa literasi menjadi hal yang penting dan akan terus digalakkan bahkan di tengah digitalisasi. Justru, kehadiran digitalisasi mampu menjadi penopang literasi dengan menghadirkan buku-buku secara daring.

Dalam pertemuannya dengan Megawati, Ketua Partai PDI Perjuangan, keduanya berdiskusi untuk meluncurkan sebuah buku yang bisa menjadi penolong masyarakat ketika beras sedang mengangkuhkan harga di pasar. 

“Pertama, buku tentang menu resep Ibu Megawati untuk balita dan ibu hamil yang di Indonesia timur. Kedua, ini juga sedang menyusun buku berisi makanan yang terbuat dari non beras, sekaligus menyokong Usaha Kecil dan Menengah (UKM),” ucap Mbak Ita.

Bonus demografi bersentuhan dengan harapan terbesar walikota Semarang terkait Literafest 2024. Penting untuk terus menanamkan cinta literasi di tengah digitalisasi dan pertumbuhan penduduk. Melalui literasi, diharapkan masyarakat dapat memiliki kompetensi dan pemikiran yang out of the box.

“Bagaimana kita menyiapkan generasi masa muda yang hebat kalau mereka tidak punya ilmu pengetahuan dan kompetensi. Kita mengharapkan gerakan literasi seperti ini bisa menarik anak-anak dan mereka bisa lebih banyak mendapatkan ilmu pengetahuan,” tambah Mbak Ita.

Literafest 2024 dihadiri oleh pengunjung dari berbagai kalangan. Salah satunya adalah Nusantara Kurnia Aji, mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes). Ia mengaku bahwa acara ini sangat bermanfaat untuk menumbuhkan minat baca.

“Sebenarnya saya belum tahu acara ini. Saya datang ke sini karena penasaran. Jika dilihat secara keseluruhan, acaranya menarik dan bermanfaat untuk menjadi wadah dan menumbuhkan minat baca para pengunjung,” ujar Nusantara.

Pengunjung lainnya, Mutia Navis mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip), juga turut menyampaikan kesannya terhadap acara ini.

“Saya tertarik datang karena ingin melihat dan membeli buku. Selama mengikuti acara ini, saya terkesan karena ada banyak sekali ragam buku juga konsep acaranya pun menarik,” tutup Mutia.

 

Dokumentasi :

 

 

Reporter: Naftaly Mitchell, Laili Ulfa Nuraini

Penulis: Naftaly Mitchell, Laili Ulfa Nuraini

Editor: Ayu Nisa’Usholihah, Hesti  Dwi Arini

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top