JOGLO POS, EDISI II TAHUN 2022 – Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Joglo di Kampus Pleburan sudah sejak lama menjadi markas bagi berbagai organisasi Universitas Diponegoro. Dari tahun ke tahun, setiap ormawa secara turun-temurun mewariskan peninggalan periode mereka lewat ruangan PKM yang menjadi saksi bisu.

Namun, sejak konstruksi Student Centre (SC) menjadi ikon sentral yang baru di Kampus Tembalang, eksistensi PKM Joglo Pleburan menjadi sangat terlupakan. Hanya sedikit dari ormawa yang masih mempertahankan sekretariat mereka di sana, bahkan sebagian besar hanya menggunakannya untuk menginventarisir barang-barang peninggalan alumni.
“Kami aktif di PKM Joglo karena sejak awal hanya menerima arahan dari BAK untuk mendapatkan tempat dan gudang di sini. Selain itu, ruangan Menwa (Resimen Mahasiswa, red) yang bertempat di PKM Joglo Pleburan juga lumayan lebih besar dibandingkan ruangan di Tembalang,” ungkap Ario Seno, Komandan Resimen Mahasiswa Universitas Diponegoro, salah satu ormawa yang masih mempertahankan eksistensi mereka di PKM Joglo Pleburan.
Di sisi lain, kondisi bangunan PKM Joglo hingga saat ini tetap mempertahankan konstruksi gedung lama tanpa adanya pemugaran yang dilakukan universitas. Dinding cat mengelupas, kurangnya pencahayaan, atap roboh, sampah daun menumpuk, hingga suasana kumuh tampaknya sudah menjadi alasan banyak UKM enggan untuk bereuforia di tempat ini.
Alumni ‘Menginap’ di PKM Joglo

Kabar cukup mengejutkan kembali di tahun 2022. Surat Edaran Nomor 1146 yang dikeluarkan oleh pihak Biro Akademik dan Kemahasiswaan (BAK) pada 30 September 2022 menyatakan pengaktifan kembali Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa di Kampus Tembalang menjadi Ruang Sekretariat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) mulai 1 Oktober 2022. Sontak, keputusan ini secara tidak langsung mendorong kegiatan-kegiatan ormawa yang masih bermarkas di tempat itu untuk bermigrasi ke SC yang berada di Kampus Tembalang.
“Sekitar bulan Oktober, ada surat dari BAK (Biro Akademik dan Kemahasiswaan, red) yang isinya adalah arahan untuk pindah sekre ke atas. Kalau Menwa memang sudah dapat plot dan ruangan yang lebih memadai dan luas. Yang menjadi masalah adalah Wapeala dan Racana. Sebenernya Wapeala punya 2 sekre (atas dan bawah, red) dan kalau pindah ke atas, barang-barang mereka dari bawah ditaruh dimana?,” tandas Ario. Ia juga menyebutkan bahwa batas akhir pemindahan yang ditetapkan pihak BAK adalah akhir bulan Oktober yang lalu.
Menurut Ario, proses pemindahan kadang diarahkan oleh BAK, tetapi setelah itu tidak ada tindak lanjut lagi. Wacana pindah sendiri sudah diasumsikan sejak 5-10 tahun lalu, tetapi justru mulai menguat selama 1 tahun belakangan.
“Masalah pemindahan ini salah satunya terjadi karena inspeksi dari Pak Adi di awal tahun atau akhir tahun kemarin. Beliau main ke sekre bawah melihat kok masih ada alumni yang menetap disana,” ungkap dia.
“Sebenarnya sudah lama alumni berdomisili di Sekre Ormawa PKM Joglo karena sedang berkuliah di Kampus Pleburan atau sedang bekerja di sekitar sana,”
Alumni Menwa paling lama berdomisili di PKM Joglo selama 1 tahun. Namun, di sisi lain alumni UKM Racana bahkan ada yang masih menempati PKM Joglo hingga 10 tahun setelah lulus.
Ario mengaku bahwa polemik ini telah terjadi secara turun-temurun. Hal ini membuat ormawa tidak memiliki power untuk memberlakukan eksklusivitas sekretariat di Pleburan.
Rumor Akan Dirobohkan

Selain permasalahan alumni yang masih eksis, menurut BAK, faktor pemindahan sekre ormawa di PKM Joglo secara general adalah karena kondisi yang tidak memadai. Selain itu, tanah yang menjadi lokasi tempat ini masih berdiri atas nama KODAM, sehingga renovasi tidak dapat dilakukan pihak Undip.
“Setahu saya, katanya masalah ini sudah clear dan hak milik telah sepenuhnya dipegang Undip. Akan tetapi, melihat grand design di awal tahun, muncul rumor kalau PKM Joglo dan beberapa kampus di Pleburan akan dirobohkan, ” kata Ario.
Guna memudahkan proses relokasi PKM Joglo Pleburan ke SC Tembalang, terdapat transportasi mobil yang difasilitasi Undip untuk semua ormawa yang memiliki Sekre PKM Joglo. Meskipun demikian, penggunaan fasilitas ini masih terbatas karena hanya tersedia selama hari kerja, sedangkan mayoritas mahasiswa masih berkuliah di waktu itu. Ormawa yang ingin menggunakan mobil selama sabtu-minggu akan biaya tambahan dan sistemnya harus berebutan dengan UKM lain.
Relokasi, di sisi lain menjadi sesuatu yang segar bagi Menwa karena akses sekretariat yang lebih dekat dengan Kampus Tembalang. Hal ini membuat Menwa lebih mudah pula untuk mempromosikan kegiatan mereka kepada mahasiswa baru.
“Minusnya kami harus adaptasi lagi karena banyak kegiatan yang sudah kami lakukan di sekre bawah dan dilaksanakan lebih dari jam 10 malam. Sedangkan, SC Tembalang tidak memberi kelonggaran untuk kegiatan di luar waktu tersebut. Namun, secara umum kami menyambut baik,” tandas Ario.
Ruangan Masih Menjadi Polemik

Tidak hanya datang dari Menwa, permasalahan relokasi sekre juga muncul dari UKM Racana. Mudzakir, salah seorang pengelola mengungkap bahwa Racana baru mendapat sebuah ruangan yang ukurannya 3×4 di lantai 2 PKM Lama, samping Gedung ICT Kampus Undip Tembalang.
Pemindahan ini cukup bertolak belakang dengan plot denah yang ditentukan di surat edaran. Racana yang awalnya mendapat sekretariat di SC bekas UKM Futsal mengajukan banding kepada pihak Undip karena ruangan tersebut dirasa kecil untuk racana. Meskipun sedikit lebih luas, ruangan baru itu hanya pas untuk difungsikan sebagai gudang atau tempat UKM untuk sekadar menaruh perkakas di sana.

“Racana punya barang yang cukup banyak dan butuh tempat yang lumayan luas. Paling tidak kami (Racana, red) butuh ruang sekre sama gudang. Nah, di PKM Lama Tembalang kami dapat hanya ruang khusus gudang. Ketika kemarin ada forum UKM, kami menyampaikan permasalahan kepada birokrasi bahwa Racana masih membutuhkan 1 ruang lagi sebagai sekretariat,” ujar Mudzakir.
“Sebenernya dari birokrasi masih mau memfasilitasi atau melobi-lobi ruangan UKM orkestra dan BEM untuk diberikan sebagai Sekretariat Racana di SC, tetapi sampai saat ini belum ada kelanjutan tempat,”
Mudzakir berkelakar bahwa sebenarnya polemik ruangan tidak hanya dialami oleh Racana. UKM Pecinta Alam atau Wapeala pun sedang bergulat dengan problematik yang senada. Kendala ini membuat kedua ormawa belum sepenuhnya bisa melakukan relokasi hingga saat ini.
“Kami rencanakan proses pemindahan akan dieksekusi di awal Desember meskipun harus dilakukan secara berkala, tidak bisa langsung semuanya. Keputusan itu dilakukan karena kami masih bergulat dengan problematik ruangan yang belum kunjung selesai,” tutup Mudzakir di penghujung obrolan.
***
Reporter: Zahra Putri Rahmania
Penulis: Christian Noven
Editor: Malahayati Damayanti F