Pelaksanaan Musyawarah Mahasiswa melalui Microsoft Teams, Minggu (31/10). (Sumber: Manunggal)
Warta Utama – Senat Mahasiwa (SM) Undip mengadakan Musyawarah Mahasiswa (Muswa) pada Rabu (27/10) dan dilanjutkan pada Sabtu (30/10) melalui Microsoft Teams. Tujuan dilaksanakan Muswa adalah untuk membahas Rencana Strategis (Renstra), Pedoman Pokok Organisasi (PPO), dan Garis Besar Haluan Kerja (GBHK). Berlangsung dua hari ditambah dengan pra-Muswa, sayangnya keterlibatan BEM Fakultas dinilai masih kurang.
Peserta muswa yang paling pokok adalah Senat Mahasiswa (SM Undip dan SM fakultas), BEM (BEM Undip dan BEM Fakultas), dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). “Keterlibatan BEM fakultas sangat kurang. Padahal kita mengharapkan membahas PPO dan GBHK universitas perlu BEM Fakultas sebagai representatif dari mahasiswa,” terang Cornelius D.Z. Gulo, Wakil 1 SM Undip, pada Awak Manunggal Sabtu (30/10).
Kurangnya keterlibatan BEM Fakultas ini cukup disayangkan oleh SM Undip. SM Undip juga mengupayakan keterlibatan semua peserta Muswa dengan mengadakan pra-Muswa. “Tujuannya (pra-Muswa, red) untuk memfasilitasi ormawa untuk menyampaikan aspirasi mereka terkait bagaimana mekanisme Muswa dan apa saja yang kira-kira dibahas. Tapi nyatanya kita sudah mengupayakan segala cara untuk mengakomodir itu semua, tapi dari pihak BEM keterlibatannya sama-sama kurang, bahkan bisa dibilang ngga ada,” jelas Cornel.
Pihak SM Undip memberikan undangan secara resmi kepada ormawa yang ada di Undip. Namun undangan tersebut dirasa terlalu mendadak dikirimkan. “Muswanya mendadak dikasih tahunya, undangan dikirim 10 jam sebelum Muswa, kadang 6 jam juga. Ngatur jadwal susah juga, banyak kegiatan,” ujar salah satu penerima undangan pada Awak Manunggal.
Meskipun beberapa BEM Fakultas absen dalam Muswa, keberjalanan Muswa tetap bisa dilaksanakan secara penuh. Mengingat tidak ada kuorum Muswa yang diatur dalam PPO. Hanya apabila mengajukan amandemen harus memiliki kuorum 2/3 peserta dan disetujui oleh 50% peserta. “Tapi untuk pembahasan Muswa kita nggak ada ketentuan jadi kita memaktubkan itu dalam tata tertib,” ucap Cornel.
Menanggapi komentar pelaksanaan Muswa yang tidak dilakukan luring atau hybrid mengingat masa PPKM Semarang sudah level 1, Cornel mengungkapkan ingin meminimalisir kasus COVID-19. “Sebenarnya bisa didiskusikan apabila ingin melakukan hybrid atau offline (pelaksanaan Muswa, red) di pra-Muswa. Tapi nyatanya keterlibatan mereka tidak ada sama sekali,” imbuhnya.
Terakhir, Cornel mengharapkan apabila mahasiswa memiliki idealisme, juga dibarengi dengan realistis. Kritik yang dilayangkan juga harus dibarengi dengan solusi.
Reporter: Aslamatur Rizqiyah
Penulis: Fidya Azahro
Editor: Dyah Satiti