Logo Kabinet Sadewa yang Diusung oleh Daffa-Gilang (Sumber: Dok. Pribadi)
Warta Utama – Setelah melewati dinamika panjang yang penuh pertimbangan, Pemilihan Umum Raya (Pemira) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip) resmi menetapkan Daffa Alfirrosy dan Satrio Gilang sebagai Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Undip periode 2025. Penetapan tersebut dilakukan melalui Musyawarah Mahasiswa (Muswa) yang berlangsung secara daring via Microsoft Teams pada Sabtu, (28/12).
Muswa ini hadir sebagai solusi strategis setelah Pemira FISIP 2024 menghasilkan kemenangan kotak kosong atas pasangan calon (paslon) Satria Fawaz Miqdad-Ahmad Yafi Fairuzzuhair. Hasil tersebut menggambarkan keresahan mahasiswa sekaligus membuka ruang untuk proses deliberasi kolektif yang bertujuan melahirkan pemimpin visioner, guna mengembalikan kejayaan BEM FISIP ke arah yang lebih progresif dan inklusif.
Krisis Kepemimpinan dan Keputusan Muswa
Kemenangan kotak kosong dalam Pemira memicu gelombang keresahan yang melanda mahasiswa FISIP. Hal tersebut mencerminkan ketidakpuasan terhadap dinamika organisasi yang tidak lagi mampu memberikan arah jelas. Krisis kepemimpinan ini membuka celah bagi Daffa Alfirrosy dan Satrio Gilang untuk memunculkan gagasan baru, memulihkan BEM FISIP dengan semangat yang segar dan tekad yang tak tergoyahkan.
Daffa Alfirrosy, yang kini resmi menjadi Ketua BEM FISIP terpilih mengungkapkan, “Perasaan haru jujur menyelimuti semangat juangku menggagas Sadewa sebagai gagasan kami untuk BEM FISIP tahun 2025. Lebih daripada itu, saya sangat menghormati keputusan musyawarah dengan pertimbangan kontekstual yang juga telah diuji.”
Daffa mengungkapkan bahwa perjalanan menuju posisi Ketua BEM FISIP dimulai dengan komunikasi intens bersama Gilang. Ia mengatakan, “kami berdiskusi untuk menjawab tantangan BEM FISIP setelah kegagalan sebelumnya. Saya diusung teman-teman Administrasi Publik dan sepakat maju sebagai ketua dan wakil ketua.”
Bagi Daffa, keputusan untuk maju sebagai calon ketua BEM FISIP tidaklah tanpa pertimbangan.
“Tantangan kepemimpinan setelah Pemira mendorong kami untuk hadir sebagai pemimpin perubahan. Saya melihat semangat Gilang di BEM FISIP tahun lalu, meyakinkan saya (bahwa, red) kami bisa bersinergi dalam mendistribusikan nilai dan tujuan,” jelas Daffa.
Satrio Gilang, Wakil Ketua BEM terpilih, turut menambahkan, “Aku bersama Daffa sudah sempat menjalin komunikasi terkait apa yang ingin kami gagas. Hal ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang ada di BEM FISIP setelah kegagalan dinamika sebelumnya.”
Bagi Gilang, perjalanan ini juga tidak lepas dari perannya di Bidang Pengabdian Masyarakat BEM FISIP pada tahun sebelumnya.
“Saya bagian dari internal BEM FISIP, khususnya di Bidang Pengabdian Masyarakat. Saya melihat banyak hal yang telah dikerjakan, namun ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan, terutama dalam pengoptimalan dan menjangkau setiap lini,” ujarnya.
Di tengah perjalanan BEM FISIP yang telah menghasilkan banyak kebermanfaatan, Gilang menganggap penting untuk mempertahankan semangat progresif yang telah dibangun.
Kabinet Sadewa: Simbol Kebijaksanaan dan Semangat Muda
Daffa dan Gilang menggulirkan Kabinet Sadewa, sebuah nama yang menyuarakan kebijaksanaan dan semangat muda, sebagai landasan visi dan misi mereka. Sadewa bukan sekadar simbol, tetapi sebuah panggilan untuk konsistensi dan langkah progresif yang menjanjikan. Kebijakan yang berkeadilan dan tujuan yang terarah menjadi fondasi bagi setiap anggota BEM FISIP untuk merancang masa depan yang lebih jelas dan penuh makna.
“Kami memaknai Sadewa muda sebagai simbol kebijaksanaan yang tak hanya berhenti pada wacana, tetapi juga berlanjut dalam keputusan yang konsisten dan berkeadilan,” ujar Daffa, menggambarkan visi yang menjadi penuntun bagi tiap langkah.
Gilang menambahkan, “Sadewa adalah janji kami untuk menjaga konsistensi dalam setiap keputusan dan langkah yang diambil. Ini adalah komitmen untuk memastikan bahwa setiap program yang dirancang tak hanya adil, tetapi juga memiliki arah yang jelas dan berdampak.”
Rencana Strategis: Kaderisasi dan Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan bukan hanya soal posisi, melainkan soal menciptakan perubahan yang berkelanjutan. Daffa menegaskan pentingnya kaderisasi yang progresif di setiap fungsi BEM.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap anggota BEM FISIP tidak hanya berperan aktif, tetapi juga berkembang dan berkontribusi dalam menciptakan program kerja (proker) yang relevan dan membawa dampak positif,” jelasnya.
Daffa menekankan, pemimpin yang hadir haruslah integral, baik di dalam maupun di luar BEM.
“Kami ingin membangun gaya kepemimpinan transformasional, yang berlandaskan asas partisipatif. Kami ingin memastikan bahwa nilai dan tujuan kami dapat dirasakan dalam setiap produk pelayanan, pengabdian, dan pergerakan,” ujarnya.
Dalam menjalankan visi dan misi mereka, Gilang menekankan pentingnya kolaborasi dan komunikasi efektif dalam setiap langkah yang diambil.
“Untuk memastikan langkah kami selaras dengan visi dan misi, diperlukan pemahaman, perencanaan strategis, dan evaluasi berkala. Kolaborasi serta komunikasi yang baik akan memastikan pencapaian tujuan kami,” ujar Gilang.
Dengan kepemimpinan yang terbuka dan partisipatif, Gilang mengungkapkan bahwa BEM FISIP perlu melayani mahasiswa dengan penuh tanggung jawab.
“Kami berharap untuk merangkul gerakan di Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) dan Unit Pengelola Kegiatan (UPK) melalui lingkaran periodik dan insidental,” jelasnya.
Keberhasilan Diponegoro Social Political Competition (DSPC) dan Forum Kolaborasi
Keberhasilan DSPC 9.0 tidak hanya tercatat dalam angka partisipasi yang melonjak, tetapi juga dalam dampaknya yang begitu dalam terhadap generasi muda. Dengan menggugah potensi intelektual dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks, DSPC membuktikan dirinya sebagai wadah yang inklusif dan relevan. Partisipasi tinggi dari berbagai sekolah, bahkan di luar Pulau Jawa, menjadi indikator jelas bahwa program ini benar-benar menyentuh hati banyak kalangan, memberi mereka ruang untuk berpikir kritis dan bertindak.
Melihat kembali keberhasilan DSPC 9.0, Daffa merasa upaya mulia ini layak untuk dilanjutkan. Terutama karena acara ini tidak hanya sekadar menjadi konferensi, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam membentuk pemikiran kritis generasi muda yang siap menghadapi dunia yang semakin dinamis.
“Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, DSPC Anniversary Edition menandai satu dekade keberjalanan DSPC dalam mendorong generasi muda untuk menjadi pemikir kritis,” ujar Daffa.
Program ini semakin menunjukkan keberlanjutannya, menjadi pilar penting bagi pengembangan mahasiswa FISIP secara keseluruhan. Mengusung tema yang relevan dan pemikiran yang tajam, DSPC Anniversary Edition menjadi ruang bagi mahasiswa untuk saling berbagi gagasan, menciptakan sinergi, dan membangun perspektif kritis dalam menghadapi tantangan yang ada.
Di sisi lain, keberhasilan DSPC juga tak terlepas dari penguatan kolaborasi di dalam internal BEM FISIP itu sendiri. Forum lingkar antarbidang dan lingkar pimpinan menjadi skema taktis yang tepat untuk merangkul masukan dari mahasiswa. Ini adalah langkah konkret untuk memastikan bahwa setiap langkah yang diambil dan setiap program yang diluncurkan selalu bersentuhan dengan kebutuhan dan keresahan mahasiswa. Transparansi dan evaluasi yang terstruktur melalui survei menjadi landasan penting dalam menjaga kualitas dan keberlanjutan program.
“Melalui forum-forum ini, kami memastikan suara mahasiswa didengar dan program yang dijalankan sesuai kebutuhan mereka. Kami mendorong keterlibatan aktif serta memberikan ruang untuk evaluasi demi perbaikan berkelanjutan setiap kebijakan,” tambah Daffa.
Dengan segala semangat dan komitmen yang terjalin, DSPC dan upaya-upaya progresif lainnya diharapkan dapat terus memberi kontribusi nyata dalam membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kritis dan aktif dalam menghadapi realitas sosial-politik di dunia yang terus berubah.
Tantangan dan Harapan
Daffa dan Gilang menyadari bahwa tantangan terbesar mereka bukan hanya berada di dalam lingkup BEM, tetapi juga menjalin jembatan komunikasi dengan birokrasi serta memahami kebutuhan mahasiswa FISIP yang semakin beragam.
“Tantangan terbesar kami adalah menciptakan harmoni antara birokrasi dan pelayanan mahasiswa. Kami ingin memastikan ada koherensi antara visi, misi, dan setiap keputusan yang diambil,” ungkap Daffa.
Gilang menambahkan dengan tegas, “Kami berkomitmen untuk mendengarkan setiap suara mahasiswa. Kritik mereka adalah bahan bakar bagi kami untuk terus menyempurnakan pelayanan dan memastikan bahwa setiap langkah yang kami ambil sesuai dengan harapan mereka.”
Langkah ke Depan: Inklusif dan Berorientasi pada Kesejahteraan Mahasiswa
Daffa dan Gilang, pasangan pemimpin baru BEM FISIP 2024, siap mengubah wajah organisasi mahasiswa dengan pendekatan yang lebih inklusif dan berorientasi pada kesejahteraan mahasiswa. Melalui Kabinet Sadewa, yang menjadi simbol kebijaksanaan dan semangat muda, mereka berkomitmen untuk membawa BEM FISIP Undip ke arah yang lebih progresif dan adil.
Daffa mengungkapkan, “Saya sepakat dan berkomitmen untuk memahami dinamika BEM FISIP melalui komunikasi yang intens dengan bidang, biro, serta konstituen baik dari internal maupun eksternal.” Ini menunjukkan tekadnya untuk mendalami dan mengatasi setiap tantangan organisasi dengan pendekatan yang holistik dan partisipatif.
Dalam perjalanan kepemimpinan mereka, Daffa dan Gilang mengedepankan visi yang jelas, strategi yang terencana, dan semangat muda yang tak terbendung.
“Kami ingin memastikan bahwa BEM FISIP bukan hanya menjalankan proker, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi mahasiswa. Melalui transparansi, keterlibatan aktif, dan evaluasi berkelanjutan, kami akan terus menyempurnakan setiap langkah yang kami ambil,” tambah Gilang.
Dengan Kabinet Sadewa sebagai landasan, Daffa dan Gilang berkomitmen untuk membangun organisasi yang berfokus pada nilai partisipatif, keadilan, dan kebermanfaatan. Mereka ingin memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil bisa menjawab kebutuhan mahasiswa, serta memberikan ruang bagi suara-suara kritis untuk terus didengar. Ke depan, mereka berharap dapat menciptakan perubahan signifikan yang menguntungkan seluruh civitas academica FISIP Undip.
Reporter: Nuzulul Magfiroh, Nabiih Nashiirah
Penulis: Nuzulul Magfiroh
Editor: Hesti Dwi Arini, Ayu Nisa’Usholihah