Meriahkan Panglima Vol. 2, WMS Hadirkan Tribute Band di FIB

Warta Utama – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Wadah Musik Sastra (WMS) Universitas Diponegoro (Undip) mengadakan Panggung Liar Mahasiswa (Panglima) Volume (Vol.) 2 pada Jumat (26/9) di Crop Circle, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Undip. Panglima Vol. 2 merupakan bagian dari rangkaian program kerja (proker) Bidang Pementasan WMS, yaitu Panglima Vol. 1 yang diadakan pada Kamis (24/4), Panglima Vol. 2, dan Ramaikan Kampus (Rakus) yang rencananya akan dilaksanakan di sekitar bulan November mendatang.

Panglima Vol. 2 kali ini menampilkan 6 tribute band, yaitu:

  1. Papeer (tribute: Vierra)
  2. Lucky 20 (tribute: My Chemical Romance)
  3. Grafost (tribute: The Sigit)
  4. Pantat (tribute: Last Child)
  5. The Kunyuks (tribute: Smashing Pumpkins) 
  6.  Echosounder (tribute: Rumah Sakit)

Keenam band tribute tersebut terdiri dari mahasiswa Undip yang membawakan gigs mulai dari sore hingga malam hari. 

Project Officer (PO) 1 Panglima Vol. 2, Muhammad Zaki Nazaruddin Rezana yang kerap disapa Eja mengatakan bahwa sejak rapat WMS di awal tahun, ia sudah mengetahui garis waktu persiapan dan pelaksanaan proker tersebut. Eja sudah mempersiapkan Panglima Vol. 2 sejak bulan Juni dan membentuk kepanitiaan, serta membahas konsep yang akan digunakan pada Panglima Vol. 2. 

“Jadi itu yang pertama aku sudah siapkan sejak … kalau ga salah bulan Juni. Itu aku sudah running, itu aku pertama plotting panitia-panitia dulu,” kata Eja.

Uniknya, Panglima Vol. 2 tidak mengusung tema tertentu. Tetapi, kegiatan tersebut membawakan konsep Alternative Rock Emotional Hardcore (Emo) tahun 2000-an. 

“Kalau untuk tema ga ada, tapi kita ada konsep, yaitu yang tadi, Alternative Rock Emo. Makanya kayak kita desain atau kita juga sudah menekankan di Instagram story kita untuk dress up kayak Emo tahun 2000-an,” jelas Eja.

Serempak dengan Memoar Festival 2025, WMS Tolak Ajakan Kerja Sama

Di waktu yang bersamaan, tepatnya di Student Center (SC) Undip juga diadakan proker Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Undip, Memoar Festival 2025. Panglima Vol. 2 sendiri dimulai pada sekitar pukul 17.00 Waktu Indonesia Barat (WIB), begitu pula dengan Memoar Festival 2025, meskipun sebenarnya di poster tertera pukul 15.00 WIB. Eja menjelaskan bahwa pada awalnya ia dan teman-temannya khawatir audiens akan terpecah. Namun, ternyata banyak audiens yang hadir, terutama mahasiswa baru yang menjadi salah satu target audiens mereka.

“Pasti ya massa terbagi, cuma mau bagaimana lagi karena sudah prokernya bertepatan, jadi ya pasti bakal terbagi, ya. Cuma ya puji Tuhan tadi tetap ramai gitu loh,” ucap Eja.

Awalnya, pihak Memoar Festival 2025 mengajak kerja sama dengan pihak Panglima Vol. 2 untuk berkolaborasi dan melebur menjadi satu kegiatan. Namun, beberapa pertimbangan seperti persiapan dan konsep Panglima Vol. 2 yang sudah matang, adanya unsur politik, ajakan kerja sama yang mendadak, tepatnya di H-3 menuju acara akhirnya membuat panitia Panglima Vol. 2 memutuskan untuk menolak kerja sama dengan pihak Memoar Festival 2025.

“Karena yang pertama mereka menghubungi itu sudah H-3 hari, terus juga aku merasa kan gigs Panglima Vol. 2 ini kan tujuannya buat senang-senang doang, sedangkan kalau Memoar itu kan pasti ada unsur politiknya,” terang Eja

Selain itu, adanya kekhawatiran tidak dapat menangani audiens dengan jumlah yang lebih besar menjadi alasan lain untuk menolak kerja sama.

“Bakal banyak massa dan aku ga berani ambil risiko gitu sih, jadi kami pihak UKM WMS memilih untuk menolak kerja sama,” tambah Eja.

Panglima jadi Panggung “Kesehatan Mental”

Keberlangsungan acara Panglima Vol. 2 yang diadakan oleh UKM WMS Undip menuai banyak perhatian dan antusiasme mahasiswa dari berbagai fakultas. Banyak mahasiswa di luar FIB menyempatkan hadir untuk menikmati musik gigs yang dibawakan oleh tribute band. Informasi mengenai acara Panglima menyebar melalui media sosial. Tidak heran, jika informasi tersebut sampai ke telinga mahasiswa luar FIB.

“Aku lihat dari Instagram, sama diajakin teman juga. Jadi kaya, ya sudah deh, langsung saja,” ungkap Nadia Maritza, mahasiswi Program Studi (Prodi) Agribisnis, Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) Undip. Ia tertarik datang ke  Panglima karena didasari oleh ketertarikannya pada musik. 

Antusiasme serupa datang dari Adefritz Einar alias Fritz, salah satu mahasiswa Prodi Informatika, Fakultas Sains dan Matematika (FSM) angkatan 2024 yang merasakan euforia selama kegiatan Panglima berlangsung. Panggung itu menjadi wadah untuk menampung minat mahasiswa dalam bermusik. 

“Jujur ini adalah salah satu panggung dimana mahasiswa bebas berekspresi. Apresiasi setinggi-tingginya untuk FIB karena bisa memfasilitasi, karena sudah lengkap, ya, jujur. Bener-bener dikasih, lah, di sini fasilitasnya,” tutur Fritz saat diwawancara oleh Awak Manunggal pada Jumat (26/9).

Fritz mengungkapkan bahwa pertunjukan gigs oleh band-band yang telah dijadwalkan, menjadi pilihan yang tepat untuk beristirahat sejenak dari perkuliahan.

“Dan jujur, sebenarnya ini suaraku sudah habis karena sudah vibing banget setelah berbagai caruk maruk tugas dan laporan praktikum (laprak). Kita bisa benar-benar berekspresi ya di sini,” tambahnya.

Nadia juga a menanggapi bahwa ia dan temannya menikmati musik-musik yang dibawakan selama Panglima. Selain itu, Nadia juga beniat untuk kembali menyaksikan acara serupa jika nanti akan diadakan lagi.

“Karena sebenarnya saya suka musik, saya enjoy band gitu, jadi sangat interested-lah waktu dengar ada acara kaya gini. Jadi kalau ada lagi, mungkin saya mau join lagi, sih,” tutur Nadia.

Mahasiswa mengharapkan kegiatan-kegiatan yang sifatnya hiburan semakin diperbanyak di seluruh fakultas. Tidak hanya sekadar menampilkan pertunjukan, tetapi kegiatan tersebut dapat memberi ruang ekspresi bagi mahasiswa untuk membangun suatu keberanian dan rasa percaya diri. 

Atas pertimbangan dan masukan dari pihak tertentu, judul artikel ini diperbarui. Redaksi LPM Manunggal menegaskan bahwa isi artikel tidak mengalami perubahan apapun.

Reporter: Mitchell N., Hanifah K., Sintya D., Alya N., Salsa P., Raisya N., Salwa H.

Penulis: Salwa Hunafa, Sintya Dewi Artha

Editor: Nuzulul Magfiroh, Nurjannah

Scroll to Top