Menilik Gebrakan serta Keluhan ODM Sekolah Vokasi 2024

Suasana Orientasi Diponegoro Muda (ODM) Sekolah Vokasi (SV) Undip pada Sabtu (21/9) di Gedung Muladi Dome. (Sumber: Manunggal)

 

Warta Utama – Kegiatan Orientasi Diponegoro Muda (ODM) Sekolah Vokasi (SV) Universitas Diponegoro (Undip) berlangsung pada Sabtu (21/9) di Gedung Muladi Dome Undip. Acara ini dihadiri sekitar 2.000 mahasiswa baru (maba) yang antusias mengikuti serangkaian kegiatan, mulai dari penampilan seni hingga pengenalan berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di SV. 

Mengusung tema “One Pride, Many Voices”, ODM SV 2024 menampilkan keberagaman latar belakang mahasiswa, baik dari rumpun ilmu sosial humaniora (soshum) maupun sains dan teknologi (saintek) yang tetap bersatu di bawah nama besar SV Undip. 

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Nabil Subagja Hadiwidjaja selaku koordinator acara. Ia menjelaskan bahwa tema yang diusung merepresentasikan keragaman yang ada di SV Undip. 

One pride mencerminkan satu kebanggaan kita sebagai bagian dari Undip, sedangkan many voices menunjukkan banyaknya suara dan latar belakang mahasiswa,” ungkap Nabil.

ODM SV kali ini menampilkan sejumlah atraksi menarik yang menggabungkan unsur tradisi dan modernitas, mulai dari tari tradisional Semarang hingga band mahasiswa. 

Raihan Armando selaku staf acara, menjelaskan bahwa ODM tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya, terutama dari segi lokasi yang dipindahkan ke dalam gedung tertutup sehingga acara dapat berjalan lebih nyaman dan terorganisir. 

“Kita udah di (Gedung, red) Muladi. Kalau tahun lalu ‘kan kita di luar, tapi sekarang Alhamdulillah bisa lebih terkontrol lagi, acara bisa lebih gerak, kamera juga lebih jelas. Maba juga akan dapat kesan yang lebih bagus lagi,” ujar Raihan. 

ODM SV 2024 dibuka secara unik dengan lampu sorot yang menyoroti penampilan tari tradisional. Kemudian, dilanjut dengan acara simbolis menggunakan kuda-kudaan yang merupakan representasi Pangeran Diponegoro. Tidak hanya itu, terdapat pula pertunjukan drama musikal dan wayang.

Salah satu inovasi baru adalah penampilan jingle khusus ODM yang dirancang dengan gerakan atraktif dan telah diunggah di media sosial.

“Selain tempat, kita juga punya konsep yang jauh lebih baru, acara sendiri kita awal pembukaan nggak pakai (Master of Ceremony, red) MC. Langsung tari tradisional dan lampu mati, spotlight yang nyala. Terus juga dari simbolis, tadi kita pakai kuda-kudaan, karena tahun lalu bukan kayak gitu,” imbuh Nabil.

Pihak panitia ODM juga melibatkan UKM agar mereka mengenalkan berbagai kegiatan mahasiswa yang ada di SV. Persiapan ini dilakukan tepat sebelum hari-H ODM dimulai, dengan plot stan dari panitia.

“Untuk stan, kebetulan ODM udah menyediakan plot per stan. Terus kita datang cuman buat ngedekor, itu juga dekor dadakan banget nih,” ujar Margaretha, staf Pelayanan Rohani Mahasiswa Kristen (PRMK).

Persoalan pengadaan ODM di dalam ruangan juga kembali diucapkan oleh salah seorang peserta Paduan Suara Mahasiswa (PSM) SV. Menurutnya, hal ini memberi pengaruh yang besar bagi keberlangsungan ODM tahun ini.

“Seru banget, lah, ya, juga kita jadi lebih fokus karena di dalam ruangan. Jadi, kalau misalkan tahun lalu yang gerah dan panas, banyak yang enggak ke tenant. Mungkin sekarang bisa lebih baik dan seru lagi,” pungkas Rayana Mentari dari PSM SV. 

Akan tetapi, ada beberapa hal yang menjadi catatan agar ODM tahun depan menjadi lebih baik. Seperti yang disinggung Margaretha terkait plot stan dari panitia. Ia merasa bahwa penempatan stan yang kurang strategis, yaitu tepat berada di pintu masuk, menjadikan eksistensi stan mereka tidak terlihat oleh maba. 

“Kalau keluar kan dari sana, ya (arah pintu keluar, red). Jadi, mereka (maba, red) nggak ngeliat stan-stan kita, tentunya kita di sini juga mau ngenalin Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) dari SV sendiri. Jadi, untuk ke depannya yang jadi catatan, ya, penempatan stannya, sih,” ujar Margaretha.

Sama halnya dengan Rayana yang menyinggung soal persiapan panitia di belakang panggung, khususnya bagi pengisi acara. Rayana menyayangkan ketiadaan kursi, sedangkan para talent sudah berjerih lelah.

“Tadi di panggungnya buat paduan suara nggak ada kursi dan di belakang pintunya juga sebelum masuk entrance-nya juga nggak ada kursi buat kita nunggu. Jadi, menurut aku di tahun depan bisa disediakan lagi fasilitasnya,” keluh Rayana.

Salah satu maba yang sempat ditemui awak Manunggal, tetapi karena satu dan lain hal tidak dapat disebutkan namanya, mengatakan bahwa ODM SV tahun ini cukup meriah dan memberikan kesan yang mendalam. Terbukti dari kesiapan mereka untuk menyambut ODM yang diadakan pertama kali di dalam gedung. Mulai dari kesiapan fisik dan mental, juga diri untuk seru-seruan selama kegiatan berlangsung.

Namun, salah seorang mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) mengeluhkan bahwa kegiatan ODM ini seolah begitu self-centered karena tidak banyak melibatkan maba dalam pelaksanaannya. 

Padahal, kegiatan ODM orientasinya adalah bonding antara mahasiswa dan kakak tingkat yang akan berjalan bersama dalam tahun-tahun akademik yang akan datang. Namun sayangnya, ia mengakui bahwa keberlangsungan acara terlalu monoton dan membosankan.

“Jujur aja ya, ini nggak sesuai ekspektasi. Karena ‘kan kita berekspektasinya bisa lebih seru dari ini. Maksudnya kayak, semua mahasiswa baru itu dilibatkan gitu, lho. Nah, ini ‘kan kita cuman kayak ngeliat gitu,”  kesah Salma Rahmadani, mahasiswi TRKI.

Keluhan lainnya yaitu mengenai pelaksanaan ODM SV 2024 yang dinilai cukup terlambat jika dibandingkan dengan fakultas lainnya. Terkait hal tersebut, awak Manunggal sudah menghubungi ketua pelaksana untuk dimintai penjelasan, tetapi hingga berita ini dirilis narasumber belum memberikan jawaban.

 

Reporter: Naftaly Mitchell, M. Irham Maolana

Penulis: Naftaly Mitchell, M. Irham Maolana

Editor: Ayu Nisa’Usholihah, Hesti Dwi Arini 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top