Mencuci Piring: Ritual Sederhana Penyembuhan Duka Seorang Pria

BukuSeorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring adalah karya yang menghadirkan kisah emosional tentang kesedihan, keheningan, dan penyembuhan yang datang dari tindakan-tindakan kecil serta repetitif. Buku ini tidak hanya bercerita tentang duka, tetapi juga tentang bagaimana manusia dapat menemukan makna dan kedamaian melalui ritual sederhana, seperti mencuci piring.

Kisah ini mengikuti seorang pria yang tengah berjuang menghadapi rasa kehilangan dan duka mendalam. Penulis menggunakan analogi piring yang kotor sebagai perwujudan dari kekacauan emosi dan kepedihan batin, sedangkan membersihkan piring-piring tersebut melambangkan usaha untuk merapikan kembali hidup yang berantakan. Kesedihan yang mendalam tidak dihadirkan dalam bentuk tangisan atau ledakan emosi, melainkan dalam keheningan yang sunyi, tetapi sarat makna.

Salah satu bab yang menarik perhatian adalah “Apakah Orang yang Meninggal Berulang Tahun?”. Pada bab ini, digambarkan bagaimana tokoh utama merenungkan apakah perayaan ulang tahun untuk seseorang yang sudah meninggal masih relevan. Ia berbicara tentang perasaan campur aduk antara kenangan indah dan kenyataan pahit akan kepergian.

Perayaan ulang tahun bagi orang yang telah tiada sering kali menjadi momen nostalgia dan penghormatan, bukan sekadar perayaan yang biasa kita lakukan saat orang tersebut masih hidup. Lewat tindakan sederhana, seperti menyiapkan makanan favorit mendiang atau sekadar mengenang. Hari ulang tahun menjadi sarana untuk menjaga ingatan dan rasa cinta tetap ada, meskipun hanya kepingan kenangan.

Buku ini menawarkan pelajaran penting tentang kekuatan tindakan-tindakan sederhana dalam menghadapi trauma dan kehilangan.

Secara keseluruhan, buku ini memang memberikan perspektif baru dalam menghadapi kesedihan. Namun, gaya bahasa yang digunakan sangat sederhana dan pengembangan karakter disajikan secara kurang mendalam. Hal ini menyebabkan perjalanan emosional tokoh utama kurang dapat tersampaikan dengan baik bagi pembaca.

Namun, Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring tetap layak menjadi bacaan yang menenangkan dan menginspirasi, terutama bagi mereka yang tengah mencari cara untuk merangkai kembali hidup setelah dihantam rasa duka. Meski sarat dengan emosi, penyajiannya mudah dipahami sehingga relevan bagi siapa saja yang pernah menghadapi kehilangan. 

“Penyembuhan tidak selalu datang dari momen besar, tetapi dari hal-hal kecil yang kita lakukan setiap hari.”

 

Penulis: Rahma Alya Salsabila

Editor: Ayu Nisa’Usholihah

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top