KKN Tematik vs KKN Reguler: Apa yang Harus Mahasiswa Ketahui Sebelum Memilih?

 Penerjunan Mahasiswa KKN Tim II pada Selasa, (9/7) di Gedung Prof Soedarto (Sumber: Dok. Pribadi)

Gaya Hidup – Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan program pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Program ini biasanya berlangsung selama 1 hingga 2 bulan dengan melibatkan berbagai kegiatan, seperti pemberdayaan masyarakat, pendidikan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur. KKN dibagi menjadi dua jenis, yaitu KKN Tematik dan KKN Reguler.

KKN Tematik adalah program KKN yang dirancang dengan fokus pada tema atau isu tertentu yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Tema tersebut bisa berupa kesehatan, pendidikan, lingkungan, pemberdayaan ekonomi, atau budaya. Program ini biasanya melibatkan berbagai disiplin ilmu untuk bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan.

KKN Tematik memiliki beberapa karakteristik, yaitu program kerja (proker) dirancang berdasarkan tema tertentu, melibatkan mahasiswa dari berbagai jurusan, memiliki tujuan yang jelas dan spesifik untuk dicapai, serta prokernya menggunakan pendekatan yang solutif dan praktis untuk mengatasi permasalahan yang ada.

Berbeda dengan KKN Tematik, KKN Reguler merupakan program KKN yang lebih umum tanpa adanya fokus pada tema tertentu. Program ini lebih menekankan pada pengabdian kepada masyarakat secara umum. Kegiatan yang dilakukan pun sangat beragam, tergantung pada kebutuhan masyarakat setempat.

KKN Reguler memiliki karakteristik berupa proker yang diusung meliputi kegiatan yang tidak terikat pada tema tertentu, lebih fleksibel dalam merancang proker sesuai kebutuhan masyarakat, serta melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.

Lalu, apa saja, kelebihan dan kekurangan KKN Tematik dan KKN Reguler?

Kelebihan KKN Tematik, antara lain:

  1. Program terfokus pada satu tema sehingga lebih efektif dan memberikan dampak signifikan.
  2. Mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan spesifik sesuai dengan tema.
  3. Mendorong kerja sama antarjurusan sehingga dapat memperkaya pengalaman dan solusi dalam menanggapi permasalahan.

Sedangkan untuk kekurangan KKN Tematik, antara lain:

  1. Fokus pada satu tema dan cenderung mengabaikan isu lain yang mungkin cukup penting bagi masyarakat.
  2. Memerlukan perencanaan dan koordinasi yang lebih kompleks kepada pihak universitas dan masyarakat.

Kelebihan KKN Reguler, antara lain:

  1. Program yang lebih fleksibel dan dapat dengan mudah disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat.
  2. ⁠Menangani berbagai permasalahan masyarakat secara menyeluruh.
  3. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam berbagai kegiatan.

Lalu, untuk kekurangan KKN Reguler, antara lain:

  1. Tanpa adanya tema yang spesifik, program bisa kurang fokus dan dampaknya mungkin tidak sejelas KKN Tematik.
  2. Hasil yang dicapai bisa sangat bervariasi, tergantung pada pelaksanaan di lapangan.

Mana pilihan yang tepat? KKN Tematik atau KKN Reguler?

Pilihan antara KKN Tematik dan KKN Reguler tergantung pada tujuan pribadi dan kebutuhan masyarakat tempat KKN dilaksanakan.

Jika memiliki minat khusus atau ingin mendalami isu tertentu, KKN Tematik bisa menjadi solusinya.

Namun, jika lebih suka fleksibilitas dan ingin terlibat dalam berbagai aktivitas masyarakat, KKN Reguler lebih cocok. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri sehingga penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor tersebut sebelum memutuskan.

 

Penulis: Mayang Carolline Sonya Stefani

Editor: Hesti Dwi Arini, Ayu Nisa’Usholihah 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top