Kemeriahan Global Village oleh AIESEC: Merangkul Semua untuk Menjaga Budaya

Dua Narasumber sedang Berbagi Terkait Pengalaman Tinggal di Luar Negeri yang Dipandu oleh Dua Master of Ceremony di Vina House pada Sabtu (15/2).

 

Semarangan – Association of Students in Economic and Commercial Sciences (AIESEC) kembali menghadirkan Global Village sebagai salah satu kegiatan spektakuler yang menjadi ajang untuk memperkenalkan beragam budaya. Pertukaran budaya antar negara menjadi agenda utama dalam kegiatan tersebut, terlebih memberikan kesempatan bagi budaya luar untuk dikenal masyarakat tanpa harus pergi ke negara tersebut. Acara Global Village Berlangsung di Vina House, Kota Semarang pada Sabtu (15/2).

Kegiatan tersebut semacam keliling dunia dalam versi minimalis untuk mencicipi makanan dan memperkenalkan budaya luar bagi masyarakat Indonesia, terlebih  tamu undangan dalam acara Global Village. 

 

Kembali Hadirnya Global Village setelah 5 Tahun Hiatus

Menurut Ketua Pelaksana Global Village, Nikolas Ivandra, tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menghargai berbagai perbedaan yang ada, terlebih ketika hidup berdampingan dengan budaya agar setiap orang menjaga budaya sebagai identitas dan terus melestarikan kebudayaan di tempat mereka tinggal. Tidak hanya itu, Global Village, hadir dengan semangat yang baru setelah 5 tahun lamanya hiatus, sebab kegiatan ini berlangsung terakhir kali pada 2019.

“Jadi kita kumpul di satu tempat untuk memperkenalkan berbagai budaya dari beberapa negara yang ada di dunia,” ucap Nikolas saat diwawancarai oleh awak Manunggal pada Sabtu (15/2).

Hal menarik yang menjadi agenda utama kegiatan Global Village adalah ketika budaya Indonesia turut diperkenalkan kepada tamu undangan dan juga Exchange Participants (EP) yang datang dari luar negeri. Persembahan tarian dan pengenalan mainan tradisional, serta makanan khas daerah Indonesia untuk membuat budaya nusantara dikenal lebih jauh.

“Selain kita mengenalkan cultural experience yang ada di luar negeri, kita juga membawakan cultural yang ada di Indonesia. Jadi lebih ke pertukaran dan kita bisa saling sharing juga,” ujar Ezra Tansil selaku Organizing Committee Program.

Salah satu sub acara bertajuk Collaborative Space, di mana masyarakat dibebaskan dan berkesempatan untuk berkeliling sembari melihat beragam budaya yang dibawakan oleh EP. Para EP berasal dari berbagai negara, mulai dari India, Taiwan dan beberapa negara Timur Tengah, seperti Gambia dan Yaman.

Dalam kegiatan tersebut, AIESEC Semarang berhasil menggandeng banyak tamu undangan, terlebih komunitas tari yang mempersembahkan tarian tradisional Jawa secara langsung. Tidak hanya itu,  dengan mengangkat tema “From Today’s Youth to Tomorrow, Embracing Harmony in Diversity” kegiatan ini juga dimeriahkan dengan dialog interaktif bersama narasumber yang belajar dan tinggal di luar negeri.

Salah satu tamu undangan, Natasha Adelia, menyampaikan antusiasme dan kepuasannya akan kegiatan ini karena berhasil mengenal berbagai budaya juga mencicipi makanan dari luar yang disediakan oleh EP dari luar negeri.

“Seru banget karena aku bisa melihat berbagai budaya dari banyak negara, dan juga budaya lokal dari Indonesia. Apalagi tadi juga nyobain mainan tradisional itu menurut aku seru banget!” jelas Natasha Adelia.

 

Bingkai Budaya oleh EP dalam Global Village 

Kegiatan global volunteer menjadi wadah bagi EP untuk berpartisipasi langsung dalam menciptakan suasana kehidupan antar budaya. Kegiatan tersebut berguna sebagai tempat untuk bertukar informasi mengenai kebudayaan di negara masing-masing. 

Dengan melihat berbagai kebudayaan yang ada, dapat memunculkan sebuah pertanyaan tentang bagaimana perbedaan tersebut dapat terjadi. Pertanyaan itulah yang menjadi bekal Angel Huang, salah seorang EP dari Taiwan untuk belajar memahami budaya dari berbagai negara.

I think it is important to understand different cultures. And by you meet different cultures, you might think about why is it different? Not only to learning different cultures, but also improve the culture recognition from out country,” jawab Angel saat ditanya mengenai pentingnya akulturasi dalam kehidupan Generasi Z.

Perbedaan latar belakang kebudayaan di setiap negara  menjadi alasan generasi muda untuk mengembara jauh guna mengenal budaya asing. Ghourang, sebagai salah satu EP dari India, mengungkapkan bahwa kebudayaan di negaranya sangat berbeda dengan Indonesia. Oleh sebab itu, ia menginginkan adanya pertukaran informasi agar dapat saling mengenal kebudayaan lain.

“Karena Ghourang melihat budaya India dan Indonesia itu sangat berbeda. Ia ingin ada pertukaran informasi budaya. Ia ingin mengenalkan budaya India ke Indonesia, begitupun sebaliknya,” ucap translator Ghourang, Nikolas Ivandra.

Kehidupan yang mencakup berbagai aspek di setiap negara tentu tidak lepas dari pengaruh budaya yang ada. Kebudayaan akan memengaruhi perilaku, adat istiadat, norma, agama, dan kehidupan sosial suatu bangsa.

Banyaknya perbedaan budaya antar negara menghasilkan kebudayaan yang unik dan menjadikannya ciri khas bagi suatu negara.

“Menurutnya, budaya itu mencakup banyak aspek, seperti agama di suatu negara, gaya hidup, dan sistem pendidikan. Menurutnya, budaya membuat setiap negara menjadi unik.” ucap translator Angel, Nikolas Ivandra.

Rangkaian kegiatan global volunteer tersebut sudah berlangsung selama sebulan dengan puncak acaranya yaitu Global Village, pada Sabtu (15/2). Kegiatan tersebut meninggalkan kesan positif bagi peserta EP maupun tamu undangan.

Selain menampilkan pertunjukan dan menyediakan country culinary booth,  panitia penyelenggara juga mengajak tamu undangan untuk flashback ke masa lalu dengan bermain permainan tradisional. Balap bakiak, salah satu permainan tradisional di Indonesia, di mana sebuah tim kecil berjalan menggunakan bakiak dan harus seirama agar tidak terjatuh. Permainan bakiak menjadi salah satu permainan yang disediakan dalam acara tersebut.

“Acaranya seru, pemilihan tempatnya juga oke. Kita jadi lebih tau tentang kebudayaan dari negara lain, khususnya kulinernya apalagi kita bisa langsung cobain makanan asli buatan orangnya,” ungkap salah satu tamu undangan, Nauva Najwa Aqila.

Tidak hanya itu, bagi Nauva, kegiatan ini sebagai pengingat untuk menjaga budaya yang ada di Indonesia. Hal tersebut bisa dilakukan melalui banyak hal sebab budaya tidak hanya dari tarian dan makanan saja.

“Selain tahu kebudayaan lain, kita juga diajak untuk mengingat kembali dan melestarikan kebudayaan yang kita miliki salah satunya dengan kita diajak buat main beberapa permainan tradisional Indonesia,” tambahnya.

Selama mengikuti rangkaian kegiatan, para peserta EP memiliki berbagai pandangan mengenai kebudayaan Indonesia. Mereka mengungkapkan bahwa kebudayaan di Indonesia masih melekat dalam kehidupan sehari-hari sehingga hal itu mempengaruhi cara berperilaku dan beragama masyarakat Indonesia. 

Cindy, salah satu EP yang berasal dari Taiwan mengatakan bahwa selama di Indonesia, ia merasakan kehangatan dari orang-orang lokal yang ia jumpai.

“Bagi Cindy, karena masih ada pengaruh dari budaya dan agama sehingga ia merasa orang Indonesia lebih hangat. Cindy juga bilang bahwa budaya Indonesia masih kental. Dari makanan tradisional yang dijual dan banyak orang yang mengenakan pakaian tradisional,” jelas Nikolas Ivandra, translator Cindy.

Berakhirnya acara Global Village menjadi pertanda bahwa rangkaian acara global volunteer yang diadakan di Kota Semarang telah usai. Banyak sekali pengalaman dan nilai-nilai kehidupan yang diberikan selama kegiatan tersebut berlangsung.

“Saya berharap acara ini terus ada agar nantinya acara ini bisa menjadi wadah yang dapat memberikan pengalaman cross cultural bagi orang-orang yang ingin berpengalaman secara langsung dengan orang-orang dari negara lain,” harap Nauva sebagai tamu undangan.

Ia juga menyampaikan bahwasanya kegiatan Global Village dapat dijadikan tempat untuk mengasah skill berbahasa Inggris dengan berbicara langsung dengan EP yang ada.

 

Reporter : Zulfa Arya, Mitchell Naftaly, Sintya Dewi Artha

Penulis : Mitchell Naftaly, Sintya Dewi Artha

Editor : Nuzulul Magfiroh, Nurjannah

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top