Warta Utama – Ribuan atlet mahasiswa dari berbagai provinsi di Indonesia memadati Muladi Dome Universitas Diponegoro (Undip), Tembalang, Jumat (19/9) malam. Mereka hadir dalam opening ceremony Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNas) XIX 2025 yang resmi dimulai pukul 19.00 Waktu Indonesia Barat (WIB).
POMNas merupakan ajang kompetisi olahraga tingkat nasional antarprovinsi bagi mahasiswa perguruan tinggi jenjang Diploma dan Sarjana di Indonesia. Gelaran ini diselenggarakan setiap dua tahun sekali. Tahun ini, Provinsi Jawa Tengah ditunjuk sebagai tuan rumah POMNas XIX, dengan Kota Semarang dan Surakarta menjadi pusat pelaksanaan pertandingan. Kompetisi berlangsung pada Jumat (19/9) hingga Sabtu (27/9) dan akan mempertemukan atlet-atlet mahasiswa terbaik dari seluruh penjuru Tanah Air.
Acara opening ceremony diawali dengan penampilan musik dari Veinz Band Kota Semarang yang berhasil menghangatkan suasana. Setelah itu, seluruh hadirin berdiri khidmat menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Patriot Olahraga. Usai sesi tersebut, penonton dibuat terpukau oleh suguhan tarian pembuka yang dibawakan mahasiswa. Setelah tarian, giliran para kontingen dari seluruh provinsi tampil di panggung. Mereka berjalan berurutan sesuai daerah masing-masing, dipimpin oleh seorang pembawa papan bertuliskan nama provinsi. Dengan jaket kontingen yang khas, para atlet melintas panggung penuh percaya diri, disambut tepuk tangan meriah dari ribuan penonton.
Setelah seluruh kontingen diperkenalkan, acara dilanjutkan dengan pembacaan doa bersama. Suasana seketika berubah menjadi khidmat. Berikutnya, perwakilan atlet dan panitia tampil ke depan untuk mengucapkan ikrar.
Rangkaian acara kemudian berlanjut dengan sesi sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Gubernur Provinsi Jawa Tengah periode 2025–2030, Komjen Pol (Purn) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K.
“Bertanding dengan sportivitas, tetapi setelah ini kalian bergandengan tangan dalam rangka merajut kebersamaan, persatuan, dan persatuan. Monggo (red, silakan) kuliner dan berwisata di daerah kita,”tuturnya.
Usai memberikan sambutan, Ahmad Luthfi berpamitan karena harus menghadiri agenda lain di tempat berbeda, sehingga tidak dapat mengikuti keseluruhan jalannya opening ceremony hingga akhir.
Setelah sambutan Gubernur Jawa Tengah, acara dilanjutkan dengan laporan dari Ketua Umum Panitia Besar (PB) POMNas XIX 2025, Prof. Dr. rer. nat. Heru Susanto, S.T., M.M., M.T.
Dalam laporannya, POMNas tahun ini melibatkan 3.065 atlet dan 1.091 ofisial dari 36 provinsi di Indonesia yang akan bertanding dalam 17 cabang olahraga (cabor) meliputi: atletik, bola basket, bola voli indoor, bola voli pasir, bulu tangkis, catur, karate, panahan, panjat tebing, pencak silat, petanque, renang, sepak takraw, taekwondo, tarung derajat, tenis lapangan, dan wushu.
Saat diwawancarai, beberapa atlet mengungkapkan bahwa mereka sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti perlombaan dari jauh-jauh hari. Salah satunya atlet cabor panahan Jawa Timur sekaligus mahasiswa Bisnis Digital Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Muhammad Drana Bijak Avriansyah yang sudah mempersiapkan diri selama sekitar 1-2 bulan. Selain mental dan fisik, Drana mengatakan bahwa peralatan juga merupakan hal penting yang harus dipersiapkan untuk mengantisipasi risiko, seperti peralatan rusak dan lainnya.
“Kalau untuk saya sendiri persiapannya pasti sudah jauh-jauh hari, ya, sekitar satu bulan atau dua bulanan dan yang pasti kan kalau di panahan itu peralatan juga harus memadai, ya, jadi kita itu lebih mempersiapkan yang penting itu ke peralatan, ” ujar Drana.
Drana juga memberikan keterangan terkait seleksi bagi para atlet yang akan bertanding di POMNas XIX. Para atlet yang memperoleh juara 1 dan 2 saat pertandingan di Pekan Olahraga Mahasiswa Provinsi (POMProv) IX Jawa Timur diperbolehkan langsung mengikuti POMNas tanpa proses seleksi lagi. Sedangkan, sisanya harus mengikuti seleksi untuk bisa bertanding di POMNas XIX. Penyeleksian juga sembari menunggu atlet dari mahasiswa baru agar dapat memenuhi kualifikasi untuk bertanding di POMNas XIX.
“Kan juga belum ada mahasiswa barunya (red, sebelumnya). Jadi sekarang ada mahasiswa baru yang baru bisa join di POMNas ini,” tutur Drana.
Selain itu, atlet cabor panahan dari Jawa Timur lainnya yang juga merupakan mahasiswa Unesa, Satriyo Pandu Aryono mengungkapkan kesannya saat di Semarang.
“Sip, kotanya dingin.. daripada Surabaya,” kata Satriyo.
Satriyo juga berharap agar ia dan teman-temannya dapat memenangkan pertandingan dan memperoleh medali emas di POMNas XIX nanti.
“Kalau dari kita sudah mempersiapkan latihan, sudah mempersiapkan semuanya. Harapannya kita bisa menghasilkan yang terbaik. Medali-medali emas itu untuk kita,” tambah Satriyo.
Usai laporan Ketua Umum PB POMNas XIX, giliran Rektor Universitas Diponegoro periode 2024–2029, Prof. Suharnomo,S.E.,M.Si., yang menyampaikan sambutannya.
Puncak rangkaian sambutan ditutup oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) 2025-2030, Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D. Dalam sambutannya, Menteri Brian menegaskan bahwa POMNas merupakan wadah pembinaan karakter, sportivitas, dan persatuan mahasiswa. Ia mengajak seluruh peserta menjadikan ajang ini sebagai sarana kompetisi yang sehat, sekaligus ruang mempererat persaudaraan antar perguruan tinggi.
“Kami berharap POMNas dapat melahirkan bibit-bibit atlet nasional yang profesional, sekaligus membangun kebanggaan mahasiswa dalam meraih prestasi di bidang olahraga,” ungkap Brian.
Selain itu, ia menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya POMNas XIX tahun 2025, mulai dari pemerintah daerah, panitia, perguruan tinggi, hingga para mahasiswa yang terlibat aktif dalam perhelatan besar ini.
Sebagai penanda dimulainya ajang olahraga dua tahunan ini, dilakukan prosesi simbolis di atas panggung. Mendiktisaintek bersama Ketua Umum PB POMNas XIX, Rektor Undip, dan jajaran lainnya menancapkan simbol resmi hingga muncul suara sirine pembukaan acara disusul tepuk riuh penonton.
Usai prosesi simbolis penancapan tanda dibukanya POMNas XIX, mereka berjalan meninggalkan panggung utama dan melewati barisan penonton yang antusias meminta bersalaman maupun berfoto bersama.
Bersamaan dengan itu, panggung acara kembali hidup dengan suguhan penampilan musik dari mahasiswa yang diiringi oleh tarian. Namun, momen paling ditunggu-tunggu adalah saat Keisya Levronka, jebolan Indonesian Idol musim kesepuluh, naik ke panggung. Kehadirannya sontak membuat penonton berbondong-bondong mendekat ke depan panggung. Dengan suara khas dan cengkok tinggi yang menjadi ciri, Keisya membawakan sejumlah lagu hits-nya yang akrab di telinga generasi muda.
Setiap bait lagu berhasil memukau penonton, yang larut bernyanyi bersama, mengabadikan momen lewat foto maupun video. Penampilan Keisya Levronka pun menjadi gong penutup yang manis, menegaskan kemeriahan pembukaan POMNas XIX 2025 di Jawa Tengah.
Usai tampil, Keisya Levronka menyempatkan diri berbagi kesan. Ia mengaku tidak menyangka energi penonton begitu besar sejak lagu pertama dibawakan.
“Hari ini happy banget. Aku nggak nyangka ternyata energinya besar sekali. Dari lagu pertama aja udah seru banget, sampai capek karena semuanya ikut nyanyi bareng. Pokoknya happy banget,” ungkapnya ketika diwawancarai langsung oleh Awak Manunggal di backstage pada Jumat (19/9).
Selain itu, ia juga menitipkan pesan khusus bagi para atlet yang akan berlaga di ajang POMNas XIX.
“Harapan aku buat atlet-atlet yang mau tampil, semoga bisa maksimal, semoga nggak ada yang disesali sampai akhir. Pokoknya bisa tampil sesuai apa yang udah dilatih dan diusahakan,” pungkasnya.
Dengan berakhirnya penampilan Keisya Levronka, rangkaian opening ceremony POMNas XIX 2025 resmi ditutup dengan meriah. Sorak-sorai penonton yang masih bergema di Muladi Dome menjadi bukti antusiasme masyarakat terhadap ajang olahraga mahasiswa terbesar di Indonesia ini. Harapannya, semangat yang membara sejak malam pembukaan dapat terus terjaga sepanjang kompetisi, melahirkan atlet-atlet berprestasi sekaligus mempererat persatuan di antara generasi muda bangsa.
Reporter: Nuzulul Magfiroh, Dhini Khairunnisa, Salwa Hunafa, Shellin Ghaisani
Penulis: Nuzulul Magfiroh, Salwa Hunafa
Editor: Nurjannah