How to Make Millions Before Grandma Dies: Kisah Sederhana yang Menyentuh Jiwa

Cuplikan film How to Make Millions Before Grandma Dies. (Sumber: IMDb)

 

Film How to Make Millions Before Grandma Dies telah menyapa para penonton bioskop Indonesia sejak 15 Mei 2024. Terhitung dalam 22 hari penayangan, film ini telah menembus angka 3 juta penonton sehingga dinobatkan sebagai film Thailand terlaris di Indonesia setelah The Medium (2021), dikutip dari akun Instagram KlikFilm.

Di balik kesuksesannya, sajian layar lebar ini sebenarnya mengangkat kisah sederhana yang dekat dengan kehidupan banyak orang, yaitu tentang hubungan keluarga dan warisan.

M (Billkin Putthipong Assakulratanakul), merupakan seorang pemuda putus sekolah yang terjebak dalam rutinitas membosankan. Hari-harinya dihabiskan di depan layar gawai, memimpikan kesuksesan sebagai konten kreator gim yang tak kunjung tercapai. Hidupnya semakin suram dengan masa depan yang tak jelas dan hubungan yang renggang dengan sang ibu yang sibuk bekerja.

Di tengah keputusasaan, M melihat harapan dalam kisah sepupunya, Mui (Tontawan Tantivejakul) yang menerima warisan setelah merawat kakek angkatnya, Agong. Di Thailand, terdapat tradisi mewariskan harta kepada orang yang paling berbakti dan telaten merawat orang tua sebelum mereka meninggal.

Meskipun bukan cucu kandung, Mui bekerja dengan sepenuh hati merawat Agong di masa-masa terakhirnya. Agong yang terharu dengan ketulusan Mui akhirnya memutuskan untuk mewariskan hartanya kepada Mui.

Terinspirasi oleh Mui, M mulai mendekati neneknya, Amah (Usha Mungkornithanaku). Amah digambarkan sebagai wanita tua yang bijaksana dan penuh kasih sayang. Meskipun didiagnosis mengidap kanker usus stadium akhir, Amah tetap tegar dan optimis.

Amah selalu berusaha untuk tetap ceria dan tidak ingin menyusahkan orang lain. Mengetahui bahwa waktunya tidak lama lagi, M berniat untuk memikat hati Amah agar mendapatkan warisan rumah.

Awalnya, M hanya berniat memanfaatkan neneknya. Namun, seiring berjalannya waktu, M mulai menunjukkan ketulusannya sebagai seorang cucu. Dia menghabiskan banyak waktu bersama Amah. Kehangatan hubungan antara M dan Amah semakin terasa, M pun mulai memahami arti kasih sayang dan keluarga yang sesungguhnya.

Film ini tidak hanya berfokus pada kisah Amah dan M, tetapi juga menghadirkan berbagai tokoh dan pemeran yang tak kalah menarik, seperti Soei (Pongsatorn Jongwilas), salah satu anak Amah yang suka membuat masalah. Dia sering mengunjungi Amah hanya untuk meminta uang. Kebiasaan Soei ini sering membuat Amah kesal dan sedih. Meskipun begitu, Soei memiliki peran penting dalam akhir cerita ini.

Ada juga karakter Kiang (Sanya Kunakorn), paman M yang tidak memiliki hubungan baik dengan Amah, dan Chew (Sarinrat Thomas), ibu dari M yang selalu merasa bersalah karena tidak bisa menjaga Amah dan M dengan baik. 

How to Make Millions Before Grandma Dies mengingatkan kita bahwa harta benda dan kekayaan tidaklah lebih penting daripada hubungan yang kita jalin dengan orang-orang tercinta. Selain itu, film ini juga mengingatkan untuk menghargai waktu yang kita miliki bersama keluarga. Oleh karena itu, penting untuk menghargai waktu yang ada dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.

Dilihat dari perkembangan ceritanya, bisa dikatakan bahwa film ini memiliki alur yang terkesan lambat, terutama di bagian awal. Hal ini mungkin akan dirasakan oleh beberapa penonton yang terbiasa dengan film bertempo cepat dan penuh aksi.

Meskipun demikian, film arahan Pat Boonnitipat ini jauh dari kesan klise dan membosankan. Tema universal yang diangkatnya, seperti hubungan keluarga dan perjuangan hidup, mampu menyentuh sisi emosional penonton, bahkan tak sedikit dari mereka yang menitikkan air mata.  

Kemampuan film ini untuk menjembatani emosi dan pengalaman para penonton inilah yang membuatnya begitu membekas di hati banyak orang. Cerita yang sederhana, tetapi kaya makna ini mampu mengantarkan pesan moral yang mendalam dan menyentuh hati para penonton dari berbagai kalangan.

Seperti film drama pada umumnya, sinematografi dalam film ini terkesan minimalis dan naturalistik, tanpa berlebihan dalam penggunaan teknik. Meskipun demikian, keindahannya tetap terasa dalam setiap adegan. Perpaduan warna yang hangat dan natural serta pengambilan gambar yang berfokus pada ekspresi karakter, semua elemen ini bekerja sama untuk menciptakan suasana yang menghangatkan hati.

Lagu “Ever Forever” yang dinyanyikan oleh Billkin, pemeran M, menjadi Official Soundtrack (OST) utama film ini. Lagu bergenre pop dengan nuansa Asia ini diiringi oleh orkestra sederhana dengan piano, biola, dan cello. Hal ini semakin memperkuat emosi yang ingin disampaikan.

How to Make Millions Before Grandma Dies menjadi bukti bahwa sebuah film dengan premis sederhana pun bisa meraih kesuksesan besar jika disusun dengan baik. Keberhasilan film ini bukan sekadar kebetulan. Film ini memiliki semua elemen yang dibutuhkan untuk menjadi film yang sukses, yaitu jalan cerita yang dikemas apik, karakter yang menarik, pengambilan gambar yang indah, dan bumbu komedi yang menyegarkan. 

Bagi para pecinta film yang mencari tontonan yang menghangatkan hati dan menginspirasi, How to Make Millions Before Grandma Dies adalah film yang wajib ditonton. Selamat menonton!

Penulis: Anindya Pramesti Pradiptasari

Editor: Hesti Dwi Arini, Ayu Nisa’Usholihah 

 

Referensi:

Leba, E. E. (2024, June 3). ”How to Make Millions Before Grandma Dies”, Realitas Keluarga Kontemporer. kompas.id. https://www.kompas.id/baca/hiburan/2024/06/01/how-to-make-millions-before-grandma-dies

Hifzurahman, M. F. (2024, May 17). Review Film: How to Make Millions Before Grandma Dies. Hiburan. https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20240517150039-220-1098975/review-film-how-to-make-millions-before-grandma-dies

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top