Suasana Perhitungan Suara Calon Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Diponegoro (Undip) 2025 di Student Center pada Kamis, (18/12). (Sumber: Manunggal).
Warta Utama – Pemilihan Umum Raya (Pemira) Universitas Diponegoro (Undip) 2024 telah mencapai puncaknya dengan penghitungan suara yang berlangsung pada Kamis (18/12), di Student Center (SC), Undip Tembalang. Berdasarkan hasil penghitungan suara, pasangan calon (paslon) nomor urut 2, Aufa Atha Ariq Aoraqi-Khayimas Atha Chisbaini, unggul dengan perolehan suara sebanyak 5.342 suara.
Sementara itu, paslon nomor urut 1, Arkan Fadillah-Sajida Nurzafira Abdurahim, memperoleh 4.502 suara, dengan selisih 840 suara dari paslon nomor 2. Di sisi lain, suara golongan putih (golput) tercatat sebanyak 1.372 suara, menjadikan total suara yang masuk sebanyak 11.275 suara. Namun, masih terdapat 59 suara belum terkonfirmasi, yakni 20 suara dari paslon 1 dan 39 suara dari paslon 2.
Tanggapan Paslon atas Hasil Rekapitulasi Suara
Paslon nomor urut 2, Ariq-Khayi, mengaku merasa cukup puas mendapatkan kemenangan dalam rekapitulasi suara. Namun, mereka masih akan terus mengawal hasil rekapitulasi suara hingga benar-benar sah.
“Alhamdulillah ya, mendapatkan hasil yang kita inginkan, tapi ke depannya kita juga harus tetap mengawal segala prosesnya hingga kita melaksanakan 1 tahun kabinet,” ungkap Khayi.
Ariq-Khayi turut mengomentari jumlah golput terlampir dalam Pemira tahun ini. Mereka mengatakan bahwa golput adalah salah satu wadah demokrasi sehingga pemilihan suara memang tidak bisa dipaksakan. Namun, Ariq merasa bentuk pemilihan suara dapat dikaji kembali mengingat sistem pemilihan suara dalam negara tidak memiliki kotak kosong atau opsi golput.
“Memang dari sistemnya juga ada golput gitu, kan. Beda kalau di negara nggak ada sistem yang bisa next atau memilih kotak kosong atau golput. Nah, itu yang sebenarnya masih perlu dikaji juga, apakah memang harus ada golput atau nggak,” ungkap Ariq.
Mereka pun menyayangkan grafik golput yang menyentuh angka seribu. Perasaan tidak berdampaknya Pemira Undip bagi beberapa mahasiswa dirasa menjadi alasan banyaknya golput. Selain itu, informasi perihal Pemira masih perlu diperluas sehingga dapat mengurangi potensi jumlah golput.
“Perihal pemasifan informasi gitu, ya. Bahwasannya banyak kawan-kawanku yang belum tahu dan waktunya cukup singkat. Jadi, pemasifan informasi ke setiap fakultas, jurusan, dan lain-lain itu sangat diperlukan (terlebih, red) dengan waktu yang singkat,” jelas Khayi.
Paslon nomor urut 1, Arkan-Sajida, pun menyampaikan tanggapan mereka atas hasil Pemira Undip tahun ini. Meskipun mengakui kekalahan sementara, mereka menekankan bahwa perjuangan belum selesai dan masih ada kemungkinan untuk mengajukan banding.
“Sejujurnya, bingung juga, ya, mau ngomong apa, cuma memang inilah hasil yang ada, dan harapan kami, ya, memang hasil yang terbaik. Pun boleh digarisbawahi juga bahwa perjuangan belum berakhir, karena pada akhirnya memang disediakan juga wadah-wadah untuk upaya-upaya (banding, red) seperti itu,” ujar Arkan.
Pernyataan ini menunjukkan sikap kritis terhadap proses Pemira, sekaligus memberikan sinyal bahwa paslon ini berpotensi memanfaatkan jalur banding yang disediakan oleh Komisi Penyelenggara Pemilihan Raya (KPPR).
Namun, ketika ditanya lebih lanjut, Arkan menyebut bahwa langkah tersebut masih dalam tahap pertimbangan.
“Ya, kami sedang menimbang, belum dapat kami jabarkan secara rinci. Namun, secara pasti bahwasannya kami turut mempertimbangkan upaya-upaya yang memang disediakan oleh KPPR itu sendiri,” tegasnya.
Sikap ini juga diamini oleh Sajida. Ia menegaskan pentingnya pengawalan dalam setiap tahapan, termasuk pasca-pemilihan.
“Sepakat sama yang disampaikan oleh Arkan. Jadi, memang masih ada masa untuk banding terlebih dahulu. Nanti kita kawal bersama, sampai nanti juga harapannya teman-teman bisa mengawal sampai kabinet itu berjalan,” terang Sajida.
Menyikapi masa banding, Ariq-Khayi telah memiliki beberapa bukti yang dapat diajukan apabila paslon nomor urut 1 melakukan banding. Mereka pun mengaku sebenarnya cukup resah dengan beberapa isu yang menggiring paslon nomor urut 2. Maka dari itu, mereka mempersiapkan beberapa bukti pendukung untuk masa banding.
“Bahwasannya, terkait elektabilitas dan perolehan suara yang digunakan kawan-kawan yang lain, kami nggak bisa menyebutkan itu 01, tapi kami juga banyak bukti yang kemudian digunakan 01 untuk memainkan suara,” jelas Ariq.
Khayi menambahkan bahwa pihak mereka selama ini tidak pernah memberikan klarifikasi apa pun dan rencananya hal itu akan dijadikan upaya ketika banding.
“Meskipun selama ini juga kita tidak pernah klarifikasi apa-apa, ya. Jadi, (klarifikasi, red) itu kami simpan untuk kemudian nanti apabila memang dibutuhkan,” tambah Khayi.
Langkah Pertama Ariq-Khayi setelah Terpilih
Ariq-Khayi juga menjelaskan hal yang akan pertama kali mereka lakukan mengenai program kerja (proker) BEM mereka. Ariq menyebut bahwa langkah pertama dalam program kerja mereka telah tertulis dalam 100 hari kerja Grand Design Organization (GDO), membentuk kabinet, serta melakukan komunikasi dengan pihak BEM fakultas dan Sekolah Vokasi (SV) terpilih.
“Merancang kepengurusan di 1 tahun ke depan, seperti apa program yang akan dilaksanakan dan berdiskusi. Banyak hal yang kemudian masih digagas juga untuk kabinet tahun depan,” terang Ariq.
Selain itu, mereka juga akan mempersiapkan anggota internal seperti fungsionaris dan pengurus untuk memahami GDO yang telah dibuat. Khayi juga menyebut akan berkoordinasi dengan mahasiswa Undip Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU).
“Berkoordinasi dengan kawan-kawan PSDKU, ya, pastinya, kampus paralel, dan lain-lain. Bahwasannya mereka juga konstituen kami (jadi, red) harus sama-sama dirangkul dan ditampung keresahan aspirasinya,” jelas Khayi.
Pelajaran Berharga dalam Pemira Undip 2024
Dalam wawancara bersama awak Manunggal, Arkan-Sajida mengaku bahwa mereka tak pernah menyesali langkah yang telah mereka tempuh. Arkan dengan tegas menyatakan bahwa mereka telah memberikan yang terbaik selama masa kampanye.
“Pada akhirnya, kami berdua pun sudah memberikan yang maksimal, bagaimana keseriusan kami menyusun GDO, menjaring aspirasi, menuangkan dalam bentuk gagasan, kemudian keseriusan kami dalam rangkaian roadshow. Pada akhirnya, kami selalu memberikan yang terbaik,” ungkap Arkan.
Sajida pun menambahkan bahwa setiap proses yang mereka lalui memberikan manfaat untuk pertumbuhan pribadi.
“Untuk penyesalan nggak ada sih, karena setiap prosesnya itu pasti ngasih benefit buat kita bertumbuh, dan itu dari awal yang udah kita tanaminlah, bagaimana kita bisa menikmati setiap prosesnya,” ujar Sajida.
Terakhir, Arkan-Sajida menekankan pentingnya pengawalan terhadap kabinet terpilih. Mereka menyoroti euforia mahasiswa yang seringkali memuncak saat pemilihan, tetapi menurun drastis ketika tiba pada tahap pengawasan kinerja kabinet.
“Kami nggak henti-hentinya bilang bahwa pengawalan nggak cuma sampai Pemira, tapi butuh sikap proaktif dari kawan-kawan mahasiswa, bagaimana nanti kabinet terpilih itu berjalan,” ujar Arkan dalam pernyataan penutupnya.
Selain itu, ia juga memberikan apresiasi kepada seluruh mahasiswa yang telah berpartisipasi dalam Pemira, baik yang memilih salah satu paslon maupun yang memilih untuk golput.
“Terima kasih kepada mahasiswa yang sudah peduli, sudah mau aktif memilih, sudah mau mempunyai standing position-nya ada di mana. Kami ucapkan terima kasih kepada 11 ribu suara yang masuk, baik itu yang memang memilih atau memang yang golput,” pungkas Arkan.
Sebagai paslon nomor urut 2, Ariq-Khayi menyampaikan pesan kepada pihak-pihak yang telah membersamai mereka. Mereka berterima kasih kepada paslon nomor urut 1 atas diskusi dan hubungan yang telah dibangun terlebih dalam roadshow fakultas.
“Terima kasih atas dinamika yang terjadi kemarin, terima kasih atas diskusinya juga. Kedekatan kami dengan paslon 01 selama roadshow juga lumayan terbangun sehingga cukup terharu juga yang kami lakukan bersama-sama kemarin pada saat roadshow,” ungkap Ariq.
Ariq-Khayi juga berterima kasih kepada para pendukung yang telah mengawal Pemira tahun ini. Mereka pun menyatakan kemenangan nomor urut 2 bukanlah kemenangan pribadi, melainkan kemenangan untuk Undip dan segenap civitas academica kampus.
“Hari ini, kemenangan kami berdua itu bukan kemenangan Ariq-Khayi, bukan kemenangan Ariq-Khayi dan timses, tapi kemenangan kami bersama untuk Undip dan juga masyarakat Undip secara keseluruhan,” pungkas Ariq.
Reporter: M. Irham Maolana, Hildha Muhammad Tahir, Nuzulul Magfiroh Penulis: M. Irham Maolana, Hildha Muhammad Tahir
Editor: Ayu Nisa’Usholihah