Sesi Perkenalan Sobat Sambat Pro di Gedung Muladi Dome, Undip pada Kamis (20/3) (Sumber: Syifa/Citizen Journalism)
Citizen Journalism – Suasana hangat dan penuh semangat memenuhi ruangan saat acara Writing From Within dimulai. Acara yang diadakan pada hari Kamis, 20 Maret 2025 di Bank Tabungan Negara (BTN) Co-Working Space Gedung Muladi Dome, Universitas Diponegoro (Undip) menjadi bagian dari Grand Launching Sobat Sambat Pro, sebuah layanan konseling ramah remaja yang bertujuan membantu anak muda mengelola stres akademik dan emosional mereka.
Acara dibuka dengan perkenalan dari Master of Ceremony (MC), Deana Zahira Nurhindarto yang langsung mengajak peserta untuk sejenak merefleksikan perasaan mereka hari ini. Dalam suasana yang penuh kehangatan, MC kemudian menjelaskan agenda utama hari itu, yang terdiri dari sesi talkshow, journaling, dan perkenalan lebih lanjut tentang Sobat Sambat Pro. Para peserta juga diperkenalkan kepada psikolog yang akan mengisi sesi diskusi, sebelum akhirnya dipersilakan untuk berbagi wawasan awal tentang tantangan emosional yang mereka hadapi sebagai mahasiswa.
Dalam sambutannya, Elisabeth SA. Widyastuti, SKM., selaku Direktur Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Tengah menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya acara ini. Dengan penuh antusias, ia menceritakan bagaimana PKBI yang berdiri sejak 1957 telah menjadi bagian dari perjuangan untuk meningkatkan kesadaran anak muda mengenai kesehatan reproduksi dan isu-isu sosial lainnya. Seiring berjalannya waktu, PKBI semakin aktif berkolaborasi dengan berbagai komunitas mahasiswa untuk menciptakan ruang aman bagi mereka, termasuk dalam menghadapi tekanan akademik dan persoalan kesehatan mental. Ia juga menekankan bahwa Sobat Sambat Pro bukan hanya tentang edukasi, tetapi juga menyediakan dukungan nyata bagi mahasiswa yang merasa kesulitan dalam menghadapi tantangan hidup.
Setelah sambutan tersebut, Hapsari Oktaviana Hariaji atau biasa dipanggil Mba Rei selaku peer counselor memperkenalkan Sobat Sambat Pro dengan penuh semangat. Ia berbagi kisah tentang bagaimana program ini lahir dari kebutuhan mahasiswa untuk memiliki ruang berbagi yang aman dan inklusif. Menurutnya, banyak mahasiswa yang sebenarnya ingin menceritakan masalah mereka, tetapi sering kali merasa tidak ada yang benar-benar memahami atau mendengarkan. Sobat Sambat Pro hadir sebagai tempat ‘sambat’ yang dapat diakses kapan saja, dengan biaya yang terjangkau. Layanan ini tidak hanya memberikan konseling bagi mereka yang mengalami kecemasan dan stres akademik, tetapi juga memberikan dukungan bagi korban kekerasan seksual. Mba Rei juga mengajak peserta untuk mengunjungi booth Sobat Sambat Pro yang ada di belakang ruangan untuk mengetahui lebih lanjut tentang layanan yang tersedia.
Memasuki sesi talkshow, Lucky Ade Sessiani, M.Psi., Psikolog, seorang psikolog yang berpengalaman dalam bidang kesehatan mental, mulai menjelaskan mengenai pentingnya journaling sebagai alat untuk mengelola emosi. Dengan nada tenang, beliau menjelaskan bahwa menulis bukan sekadar menuangkan kata-kata ke dalam kertas, tetapi juga sebuah proses terapeutik yang dapat membantu seseorang memahami dan meredakan emosinya. Ia menggambarkan bagaimana banyak orang merasa terbantu setelah menuliskan apa yang ada di dalam pikiran mereka, karena hal itu memberi kesempatan bagi mereka untuk mengurai perasaan yang sebelumnya terasa kusut.
Menurutnya, journaling adalah bentuk terapi yang murah dan mudah diakses. Tidak perlu aturan khusus, cukup menuliskan apa yang dirasakan dalam sehari bisa membantu seseorang mengenali pola pikir dan stresor yang mempengaruhi emosinya. Bahkan, ada berbagai jenis journaling yang bisa dipilih, mulai dari brain dump di mana seseorang menuliskan apa pun yang ada di pikirannya secara bebas, hingga self-healing journaling yang lebih terstruktur dengan tujuan tertentu. Ia juga menekankan pentingnya refleksi setelah menulis, karena dari sana seseorang bisa lebih memahami bagaimana pikirannya bekerja dan mencari solusi yang lebih sehat untuk menghadapi masalah.
Untuk memberikan pengalaman langsung, peserta diajak untuk melakukan sesi journaling dengan dua pilihan topik. Topik pertama mengajak mereka untuk menuliskan sesuatu yang membuat mereka stres, sebagai cara untuk mengubah perasaan yang abstrak menjadi lebih konkret dan dapat dianalisis. Sementara itu, topik kedua berfokus pada rasa syukur, di mana peserta diminta untuk menuliskan sesuatu yang positif yang pernah mereka alami dan bagaimana mereka mensyukurinya.
Sesi journaling dan juga sharing session bersama psikolog di Gedung Muladi Dome, Undip pada Kamis (20/3) (Sumber: Syifa/Citizen Journalism)
Selama sesi ini, beberapa peserta berbagi cerita mereka, termasuk tentang tekanan akademik yang mereka hadapi. Laras, misalnya, mengungkapkan bahwa ia sulit tidur karena skripsinya yang tak kunjung selesai. Naza bercerita tentang kesulitannya harus berjalan kaki bolak-balik untuk mengurus wisuda karena tidak lagi memiliki kendaraan. Ringga dan Kezia juga berbagi tentang rasa stres mereka dalam menyelesaikan tugas akhir dan perasaan takut tertinggal dari teman-teman yang sudah lebih dulu lulus.
Lucky dengan lembut menanggapi cerita-cerita tersebut, menjelaskan bahwa stres akademik adalah sesuatu yang wajar, tetapi yang paling penting adalah bagaimana kita mengelolanya. Menurutnya, journaling bisa menjadi alat untuk mengenali stresor utama dalam hidup kita dan membantu kita menemukan cara yang lebih sehat untuk menghadapinya. Dengan menuliskan perasaan kita, kita sebenarnya sedang memberikan ruang bagi diri sendiri untuk memproses emosi dengan lebih baik.
Menjelang akhir acara, MC kembali mengambil alih panggung untuk mengingatkan peserta bahwa Sobat Sambat Pro siap menjadi ruang aman bagi siapa saja yang membutuhkan dukungan emosional. Layanan ini bisa diakses kapan saja dan di mana saja, dengan fleksibilitas waktu yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Sebelum benar-benar mengakhiri acara, sesi dokumentasi dilakukan dengan penuh semangat, mengabadikan momen kebersamaan dalam acara yang begitu berarti ini.
Dengan berakhirnya acara Writing From Within, harapan besar tertanam bahwa semakin banyak mahasiswa yang menyadari pentingnya kesehatan mental dan menemukan cara yang lebih sehat untuk mengelola stres mereka. Seperti yang dikatakan Elisabeth dalam sambutannya, Sobat Sambat Pro bukan hanya tempat berbagi, tetapi juga ruang untuk tumbuh dan menemukan kekuatan dalam diri sendiri.
Penulis: Syifa Alifia Zahra, Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Editor: Nurjannah, Nuzulul Magfiroh