Peristiwa – Keresahan yang kian dirasakan oleh maraknya berbagai isu lingkungan menjadi latar belakang dari suksesnya pelaksanaan kegiatan Energy Day Decarbonizing Indonesia yang diselenggarakan oleh Society of Renewable Energy Universitas Diponegoro (SRE Undip) di Hall Kewirausahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Undip pada Sabtu (27/9).
‘Empowering Youth Green Skills for the Central Java Solar Initiative’ menjadi tema ciamik yang diangkat pada kegiatan Energy Day 2025. Irza Isfa’lana selaku Project Leaders menjelaskan bahwa tema tersebut kerap mengalami revisi karena perlu adanya penyesuaian atas pelaksanaan kolaborasi bersama Institute for Essential Services Reform (IESR). IESR merupakan lembaga penelitian atau organisasi tingkat nasional yang berfokus pada energi bersih atau pun energi hijau dan memiliki kerja sama dengan Pemerintah Jawa Tengah.
“Makanya di sini kami menekankan adanya tema mengenai Empowering Youth Green Skills. Bahwasanya ini untuk menekankan peran pemuda, serta untuk lingkupnya sendiri kami utamakan di lingkup Jawa Tengah.”
Seminar nasional dan workshop Energy Day merupakan main event dari serangkaian panjang kegiatan Decarbonizing Indonesia. Kegiatan awal yang menjadi pembuka rangkaian tersebut adalah webinar Kick Off, kemudian dilanjut dengan company visit serta pelaksanaan kompetisi nasional yang menghadirkan dua perlombaan, yaitu Call for Paper dan Business Case Competition (BCC). Irza juga menambahkan bahwa puncak dari rangkaian kegiatan Decarbonizing Indonesia akan ditutup dengan pelaksanaan social project oleh panitia dalam bentuk pengabdian di masyarakat desa.
“Adanya kompetisi ini sebagai wadah mahasiswa untuk bisa memberikan ide-idenya gitu, untuk energi ataupun transisi energi ini,” ungkap Irza menjelaskan harapan dari pelaksanaan kompetisi pada rangkaian Decarbonizing.
Selain itu, Energy Day juga menjadi sesi awarding bagi para pemenang dari kompetisi yang tengah berlangsung sejak Juli. Pada perlombaan BCC, juara pertama berhasil diraih oleh Tim Ngide Maksimal dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang beranggotakan tiga mahasiswa dari program studi (prodi) yang berbeda, yaitu Delia dari Teknik Sipil, Sarah dari Sekolah Bisnis dan Manajemen, dan Madriana dari Teknik Lingkungan. Dalam kesempatan wawancara yang dilakukan oleh Awak Manunggal, mereka menjelaskan bahwa pada awal mempersiapkan perlombaan tersebut terdapat banyak tantangan yang dilalui, salah satunya dalam memahami study case yang diberikan.
“Awalnya itu karena kami nggak ada background-nya teknik elektro, jadi nggak paham sistem PLTS in general itu secara kerja gimana. Jadi kemarin tuh sempat jadi kayak nge-stuck duluan gitu, kayak ini sebenarnya memahami kasusnya gimana gitu kan,” ujar Delia.
Namun, berkat kegigihan mereka dalam menggali informasi dari berbagai sumber belajar serta narasumber ahli membawa Tim Ngide Maksimal menjadi posisi pertama dalam kompetisi.
Seminar Energy Day menyajikan dua sesi pembahasan yang berhasil memicu rasa ingin tahu dari para peserta. Sesi pertama membawa materi mengenai urgensi kolaborasi antara pemerintah dengan praktisi energi dalam mendukung transisi energi baru terbarukan di Jawa Tengah yang dibalut dengan tema ‘Bridging Policies and Local Actions: Inclusive Pathways for Renewable Energy Transformation in Indonesia’.
Sedangkan, pada sesi selanjutnya mengangkat topik ‘From Awareness to Action: Inovasi Gen Z untuk Mendorong Dekarbonisasi Energi 2045’ yang membahas pentingnya peran generasi muda untuk mampu menjadi generasi yang sadar dan peduli lingkungan. ‘Small actions today create the renewable future we all deserve’ merupakan kalimat akhir dari salindia yang ditampilkan oleh pembicara kedua pada sesi yang sekaligus menjadi penutup pada seminar interaktif Energy Day.
Iona, salah satu mahasiswa Prodi Administrasi Bisnis angkatan 2025 dan Kia, salah satu mahasiswa Prodi Bioteknologi angkatan 2025 sebagai peserta seminar yang datang dan menyimak secara langsung, menjelaskan bahwa adanya minat yang tinggi mengenai topik yang diangkat serta untuk mengisi waktu luang dengan hal yang bermanfaat menjadi modal awal kedatangan mereka.
“Terus juga tentang decarbonizing gitu ya, aku penasaran juga tentang hal-hal semacam itu karena gimana ya aku kan sebenarnya anak Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Jadi kayak ini pun kayak yang pertama kali sih buat datang ke seminar ini, jadi coba-coba aja,” jelas Iona.
Berbeda dengan Iona, hal yang membuat Kia tertarik untuk datang, yaitu karena adanya relevansi pembahasan seminar dengan prodi yang sedang ditempuhnya. “Ini kayak kemungkinan ini cocok untuk aku kedepannya gimana gitu, gambaran karier aku kedepannya,” ujarnya.
Di balik keberhasilan SRE Undip dalam memikat para peserta yang datang, baik peserta seminar maupun para peserta yang mengikuti kompetisi, nyatanya terdapat kendala yang dihadapi oleh panitia mengenai dana kegiatan yang tidak mendapatkan bantuan dari pihak universitas karena status SRE Undip yang belum termasuk sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Namun, pihak universitas pun memberikan dukungan yang membantu panitia dalam mengajukan sponsorship serta peminjaman tempat untuk terselenggaranya acara.
“Kemudian tambahan untuk universitas sendiri, dari kami juga dibantu dengan FEB untuk perizinan tempat di sini, untuk melakukan penyewaan di sini,” ujar Irza.
Meskipun sempat menghadapi kendala dalam memenuhi kebutuhan dana, Energy Day tetap terlaksana dengan sukses dan menjadi langkah dalam mewujudkan harapan dari terselenggaranya serangkaian acara Decarbonizing Indonesia, yaitu meningkatkan kesadaran dari generasi muda mengenai pentingnya berperan aktif dalam mendorong transisi menuju energi bersih atau energi baru terbarukan yang ramah lingkungan. Selain itu, penyelenggaraan kompetisi berskala nasional juga menunjukkan komitmen SRE Undip untuk menyediakan ruang bagi generasi muda untuk berpartisipasi dalam mengembangkan gagasan yang dimiliki terkait isu energi dan dekarbonisasi.
Reporter: Shellin Ghaisani
Penulis: Shellin Ghaisani
Editor: Nuzulul Magfiroh