
Brigjen Kristomei Sianturi menegaskan bahwa TNI tak memiliki masalah dengan mahasiswa pada Kamis (24/4) di lapangan Primas Mabes TNI (Sumber: SindoNews.com)
Peristiwa – Sikap kasar dan kewenangan yang semena-mena Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih menjadi perbincangan hangat di tengah pemberitaan nasional. Hal tersebut tentu saja menjadi catatan buruk bagi prajurit yang katanya menjaga kedaulatan dan keamanan negara. Berbagai elemen masyarakat menjadi lawan tanding mereka di ring yang mereka ciptakan sendiri. Entah anak-anak, perempuan, kaum marginal, hingga mahasiswa.
Di tengah badai perilaku buruk TNI yang semakin meresahkan masyarakat, tampaknya mereka kini semakin melebarkan sayapnya hingga menjarah ke lingkungan kampus di beberapa daerah.
Ikut Campur TNI di Lingkungan Kampus
Mulai dari penandatanganan kerjasama oleh Rektor Universitas Udayana (Unud) dengan Pangdam IX Udayana pada Rabu (5/3) untuk memasukan militerisme ke dalam aktivitas akademik. Mulai dari pendidikan dan pelatihan bela negara bagi mahasiswa, kuliah umum dari panglima TNI, pelatihan kedisiplinan, informasi dan teknologi (IT), budaya, hingga moral dan etika.
“Kami menyadari bahwa dunia pendidikan tidak dapat berjalan sendiri, melainkan harus bersinergi dengan berbagai pihak, termasuk institusi pertahanan seperti Kodam IX/Udayana,” ungkap Rektor Unud, Prof. Ir. I Ketut Sudarsana pada Rabu (5/3), dilansir dari website resmi unud.co.id.
Kerja sama tersebut turut membuka jalur khusus TNI untuk berkuliah di Unud dan membatasi kesempatan yang sama bagi mahasiswa sipil.
Universitas Soedirman (Unsoed) juga didatangi oleh sejumlah TNI sehari setelah aksi tolak Revisi Undang-Undang (RUU) TNI pada Jumat (21/3). Berdalih sosialisasi, pihak TNI memanggil Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) melalui rektorat untuk melakukan pertemuan, tetapi meskipun ditolak karena tidak adanya surat resmi, keesokan harinya TNI kembali memanggil pihak BEM dengan membawa surat resmi untuk berdiskusi. Namun alih-alih berdialog, mereka justru meminta permohonan maaf dari para mahasiswa atas aksi yang diselenggarakan oleh mahasiswa dan masyarakat Banyumas.
“Narasi sosialisasi RUU TNI hanya bualan belaka! Ketika diminta berdiskusi pun, pihak Kodim berdalih bahwa itu bukan kewenangannya,” tulis BEM Unsoed dalam Unggahan Akun Instagram resmi mereka @bem_unsoed.
Pada Selasa (15/4), Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang turut didatangi oleh pihak TNI di tengah diskusi terbuka yang bertemakan “Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-bayang Militer bagi Kebebasan Akademik”. Kehadiran sosok asing di tengah kelompok diskusi tersebut memunculkan tanda tanya para peserta lainnya karena ia tidak menjawab ketika dimintai keterangan identitas. Tak berselang lama muncul anggota TNI yang merupakan anggota Komandan Rayon Militer (Koramil) Ngaliyan dan petugas keamanan kampus yang menanyakan identitas peserta dan tema diskusi.
Belum lama terjadi, konsolidasi terbuka yang diselenggarakan oleh BEM Universitas Indonesia (UI) pada Rabu (16/4) di Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa) didatangi oleh sejumlah anggota TNI menggunakan mobil dinas. Konsolidasi tersebut melibatkan sejumlah perwakilan BEM dan organisasi mahasiswa di seluruh Indonesia untuk membahas gerakan mahasiswa terhadap isu kebangsaan. Meskipun dijelaskan oleh Kolonel Inf Iman Widhiarto di kolom komentar akun Instagram @pantauaparat bahwa tidak adanya intervensi kepada mahasiswa, namun tetap saja kejadian tersebut memunculkan banyak penolakan dari berbagai masyarakat.
Pernyataan Pihak TNI
Informasi yang didapatkan dari news.detik.com, Kepala Penerangan Komando Daerah Militer (Kapendam) IV/Diponegoro, Letnan Kolonel Infanteri (Letkol Inf) Andy menyatakan bahwa kehadiran TNI di kampus UIN Walisongo hanyalah bentuk monitoring wilayah.
“Jadi kehadiran satu orang Babinsa tersebut hanya sebatas di depan kampus untuk tugas monitoring wilayah, karena itu memang sudah menjadi tugas dan tanggung jawab Babinsa,” jelas Andy pada Rabu (16/4).
Padahal narasi yang beredar menjelaskan bahwa TNI tersebut masuk hingga ke dalam kampus dan mendatangi para mahasiswa yang tengah berdiskusi, juga mempertanyakan identitas dan topik pembahasan, bukan sekadar memonitoring di depan kompleks kampus.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen Kristomei Sianturi menyampaikan tidak adanya permasalahan antara TNI dan mahasiswa.
“Artinya kan TNI di kampus masalahnya hanya dibesar-besarkan saja. Sebenarnya tidak ada permasalahan antara TNI dengan teman-teman mahasiswa di kampus. Tidak ada,” tukas Kristomei di Lapangan Prisma Markas Besar (Mabes) TNI pada Kamis (24/4)
Memang tidak ada permasalahan antara TNI dan mahasiswa, tidak ada pula narasi yang menyatakan hal tersebut. Akan tetapi, yang menjadi permasalahan adalah kehadiran TNI di lingkungan kampus yang dikhawatirkan menjadi momok intervensi bagi para mahasiswa.
Pertanyaan intimidasi yang didapatkan oleh peserta diskusi di UIN, kehadiran TNI di tengah diskusi mahasiswa UI, permohonan maaf dari BEM Unsoed yang dipinta oleh pihak TNI, ataupun pelegalan kerjasama untuk memasifkan kehadiran TNI di dalam kampus Unud dalam rangka penyelenggaraan pendidikan. Hal tersebut bukan berarti bentuk perlawanan antara TNI dan mahasiswa, tetapi pemberitaan adalah bentuk kekhawatiran akan lebih banyaknya kehadiran TNI ke dalam lingkungan kampus yang bukan untuk kepentingan kedaulatan.
Adakah Ruang Peran TNI di Lingkungan Kampus?
Berdasarkan UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI. Dalam UU tersebut tidak ditemukan implikasi peran TNI terhadap perguruan tinggi.


Isi UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tugas TNI (Sumber: Website peraturan.bpk.go.id)
TNI tidaklah memiliki kewenangan dalam penyelenggaraan kegiatan di dalam kampus, tidak juga mewajibkan mereka untuk hadir dan mengawasi setiap kegiatan mahasiswa di dalam kampus. Berdasarkan informasi dari Unggahan Akun Instagram resmi @narasinewsroom tentang hubungan kelembagaan, tertulis pada pasal UU TNI lama yang hanya menyatakan,
“Hubungan dan kerjasama TNI dan lembaga, badan, serta instansi di dalam negeri, didasarkan atas kepentingan pelaksanaan tugas TNI dalam kerangka pertahanan negara.”
Kepentingan pertahanan negara tidak ada implikasi dengan kebebasan di dalam lingkungan kampus. Perguruan tinggi memiliki kewenangan penuh untuk mengelola dan mengevaluasi sendiri lembaganya dibidang akademik maupun non akademik.
Pasal 8 ayat (1) UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan merupakan jaminan bahwa perguruan tinggi memiliki kebebasan akademik dan kebebasan mimbar dalam penyelenggaraan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK) tanpa adanya intervensi politik praktis. Perguruan tinggi juga seharusnya menganut prinsip,
“Demokratis dan berkeadilan, serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai agama, nilai budaya, kemajemukan, persatuan, dan kesatuan bangsa.”
Prinsip Patuh yang Mencederai Demokrasi
Seragam dan senjata mereka tampaknya tak mampu lagi menjelaskan porsi utama tugas mereka sebagai penjaga, pelindung, dan pemelihara kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pasukan yang seharusnya berdiri paling depan dalam menjaga keamanan, yang berbicara seakan paling cinta pada NKRI, malah menggerus kepercayaan publik dengan sikap arogan dan kasar.
Tampaknya, kini bukan hanya pelatihan fisik dan bersenjata saja yang mereka perlukan, tetapi penegasan batasan kewenangan dan ke mana mereka seharusnya menodongkan senjata. Masyarakat bukanlah lawan yang seimbang, mereka adalah siapa yang seharusnya para prajurit ini lindungi.
Tidak seharusnya prinsip patuh pada komandan kemudian mencederai demokrasi sipil dan kepercayaan masyarakat.
Penulis: Hanifah Khairunnisa
Editor: Nuzulul Magfiroh, Nurjannah
Referensi:
Haq, U. (2025, April 16). Mahasiswa UIN Semarang Kaget Didatangi TNI Saat Diskusi, Kodam Beri Penjelasan. Detiknews; detikcom. https://news.detik.com/berita/d-7871201/mahasiswa-uin-semarang-kaget-didatangi-tni-saat-diskusi-kodam-beri-penjelasan?hl=id-ID
Putra, D. A. (2025, April 24). Soal Prajurit Masuk Kampus, Mabes TNI: Tak Ada Konflik dengan Mahasiswa. SINDOnews Nasional; SINDOnews.com. https://nasional.sindonews.com/read/1558921/14/soal-prajurit-masuk-kampus-mabes-tni-tak-ada-konflik-dengan-mahasiswa-1745471088?hl=id-ID
Narasi Newsroom on Instagram: “Emang boleh masuk kampus terus begini? | Narasi Daily #TNIMasukKampusLagi #NarasiDaily #NarasiNewsroom #JadiPaham.” (2021). Instagram. https://www.instagram.com/p/DIsgRp_zSTH/?igsh=NW42NzFycm51cmI0



