Banlih Resmi Tetapkan Muhamad Ibnu Athaillah sebagai Majelis Wali Amanat Undip Unsur Mahasiswa 2025

Berita Acara Musyawarah Penetapan Majelis Wali Amanat Universitas Diponegoro Unsur Mahasiswa (MWA Undip UM) 2025 (Sumber: @pemiradiponegoro). 

 

Warta Utama – Hasil Pemilihan Umum Raya (Pemira) Universitas Diponegoro (Undip) 2024 secara resmi menetapkan Muhamad Ibnu Athaillah sebagai Majelis Wali Amanat Undip Unsur Mahasiswa (MWA Undip UM) 2025. Keputusan tersebut diumumkan melalui berita acara hasil musyawarah yang digelar oleh Badan Pemilih (Banlih) pada Rabu (18/12) pukul 15.00 WIB di Student Center (SC), Undip Tembalang. 

Muhamad Ibnu Athaillah, mahasiswa Program Studi (Prodi) Ekonomi 2022, berhasil terpilih setelah melalui proses seleksi yang ketat, bersaing dengan Christian Dwi Tama Putra, mahasiswa Prodi Manajemen 2021. Penetapan ini dilakukan berdasarkan mekanisme penilaian esai serta uji kelayakan dan kepatutan. Dengan demikian, keputusan ini menandai babak baru bagi representasi mahasiswa dalam lembaga pengambilan kebijakan tertinggi di Undip.

Tanggapan Kandidat Terkait Berita Acara 

Meskipun ditetapkan sebagai calon terpilih, Ibnu memberikan tanggapan kritis terkait proses penetapan MWA Undip UM 2025. Ia menyoroti kurangnya transparansi dalam proses musyawarah yang dilakukan oleh Banlih. 

“Mungkin yang menjadi kontroversial dari berita acara penetapan MWA Undip UM adalah kita jadi tahu kalau memang MWA itu dipilih dengan cara musyawarah, dan musyawarahnya ini tidak diberitahukan gitu, kapannya, siapa aja, kemudian ditetapkannya juga seperti apa modelnya,” ungkap Ibnu. 

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa penetapan tersebut terkesan sepihak dan kurang adanya transparansi, meskipun di dalamnya terdapat nilai dari masing-masing kandidat. 

“Dari berita acara kita lihat ada nilainya, kemudian langsung ditetapkan dan ini langsung bener-bener sepihak aja dari tim Banlih itu sendiri. Harapannya ke depan, pemilihan MWA harus lebih transparan dan melibatkan seluruh mahasiswa,” imbuh Ibnu. 

Sementara itu, Christian turut memberikan tanggapan terkait hasil berita acara penetapan MWA. Menurutnya, keputusan yang telah diambil merupakan hasil terbaik, meskipun ia menyadari bahwa gagasan yang ia bawa mungkin belum sepenuhnya memenuhi ekspektasi mahasiswa. 

“Hasil sudah diputuskan, ini adalah hasil yang terbaik. Terima kasih kepada kawan-kawan Banlih yang telah memilih dan memutuskan, mohon maaf apabila gagasan yang dibawakan belum memenuhi ekspektasi kawan-kawan mahasiswa,” ungkap Christian. 

Langkah Kandidat Setelah Penetapan 

Ketika ditanya mengenai langkah selanjutnya, Christian mengungkapkan bahwa dirinya akan fokus menyelesaikan studi. Ia menjelaskan akan menyelesaikan skripsi, menjalani sidang, hingga wisuda. Ketika ditanya perihal banding, ia mengaku bahwa akan mempertimbangkannya kembali. 

“Langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah menyelesaikan skripsi, kemudian sidang, dan wisuda. Kemudian, melanjutkan hidup. Untuk masa banding, masih dipikirkan terlebih dahulu,” terang Christian.

Di sisi lain, Ibnu mengungkapkan langkah-langkah awal yang akan ia ambil. Ia berencana membentuk tim internal Badan Kelengkapan (BK) MWA, menjalin komunikasi dengan berbagai elemen di Undip, serta memperkuat jejaring. 

“Yang saya lakukan selaku yang terpilih adalah mulai memikirkan pembentukan tim dulu, nih (internal BK MWA, red). Kemudian, mulai mencari jejaring, membuka komunikasi ke yang terpilih, ke BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa, red), Senat, ke setiap fakultas,” jelas Ibnu. 

Ia juga menyatakan bahwa penguatan internal BK MWA melalui pemahaman, upgrading, serta jejaring komunikasi dengan berbagai stakeholder di Undip akan menjadi prioritas awal setelah resmi dilantik. 

“Saya ingin BK MWA ini mendapatkan pemahaman, upgrading, kemudian mengetahui arah geraknya. Kemudian, juga itu tadi (memperkuat jejaring komunikasi, red), silaturahmi dengan para stakeholder masing-masing ketua ormawa (organisasi mahasiswa, red), untuk memperkuat sinergitas ke depannya,” tambahnya. 

Lebih lanjut, ia juga berkomitmen untuk belajar dari pengalaman Ketua MWA sebelumnya dan berinisiatif untuk langsung mengaktifkan media sosial (medsos) MWA agar lebih informatif dan terhubung dengan mahasiswa. 

“Saya juga ingin belajar juga nih, harus belajar banget dari MWA Undip UM sebelum-sebelumnya (Naufal Aziz, Hasna Widyaningrum, red), bagaimana teknisnya seperti apa, saya butuh wejangannya. Kemudian, yang menjadi fokus saya adalah medsos MWA, saya ingin langsung mengaktifkannya nanti,” pungkas Ibnu. 

Pemira Undip 2024: Pelajaran yang Berharga 

Christian mencatat bahwa pengalaman mengikuti Pemira Undip 2024 memberikan banyak pelajaran berharga. Proses ini mengajarkannya arti pengorbanan dan sukacita, mulai dari menyiapkan atribut hingga menyusun gagasan. Ia juga mengapresiasi kesempatan berinteraksi dengan mahasiswa dari berbagai fakultas dan Sekolah Vokasi (SV). 

“Ini akan menjadi pengalaman berharga bisa menyambangi seluruh fakultas dan SV dengan berbagai budayanya. Semoga Pemira Undip ke depannya lebih baik lagi!” ungkap Christian.

Menurutnya, Pemira Undip bukan hanya ajang kontestasi, tetapi platform pembelajaran yang membutuhkan keberanian dan nyali untuk berpolitik. Ia berharap calon pemimpin masa depan dapat memperbaiki citra Pemira menjadi lebih damai. 

“Pemira Undip bukan hanya sekadar ajang kontestasi belaka, tapi banyak pelajaran yang didapatkan. Butuh keberanian dan nyali untuk berpolitik di ajang besar ini. Semoga calon pemimpin masa depan bisa lebih memperbaiki citra Pemira yang lebih damai,” pungkasnya. 

Sementara itu, Ibnu juga membagikan kesan dan pesan selama mengikuti Pemira. Menurutnya, pengalaman ini menjadi momen berharga yang memberikan banyak pelajaran tentang kepemimpinan, keorganisasian, dan pendidikan tinggi. 

“Yang pasti ini jadi pengalaman berharga banget, banyak sekali pembelajaran yang saya dapatkan, pembelajaran hidup, pembelajaran seputar kepemimpinan, keorganisasian, mengurus anggota, kemudian juga pemahaman tentang pendidikan tinggi, khususnya di MWA itu sendiri,” terang Ibnu. 

Ia juga mengaku bahwa Pemira tahun ini banyak sekali mengalami gejolak hingga akhirnya dapat terselesaikan dengan baik. Ke depannya, ia berharap agar Pemira tahun mendatang bisa lebih matang dan terstruktur. 

“Tahun ini kita lihat banyak sekali kontroversialnya, banyak sekali problemnya, tapi alhamdulillah bisa selesai dengan mulus. Pesannya, semoga terus berbenah (mengevaluasi diri, red) agar ke depannya lebih terstruktur dan matang, tidak grabak-grubuk,” pungkas Ibnu. 

Pesan Hangat di Balik Persaingan Ketat 

Dalam wawancara bersama awak Manunggal pada Kamis (19/12), kedua calon saling memberikan pesan hangat. Christian menyampaikan pesan khusus kepada calon nomor urut 2, Muhamad Ibnu Athaillah, yang berhasil terpilih sebagai Ketua MWA Undip UM 2025. Ia menyampaikan ucapan selamat sekaligus harapan agar kesejahteraan mahasiswa tetap menjadi prioritas.

“Buat Ibnu, selamat ya, bro. Terima kasih telah berdiskusi dan menjadi teman dan rival selama ini. Jujur, lo keren banget, bro. Terus mengusahakan kesejahteraan mahasiswa ya, karena kesejahteraan mahasiswa itu nomor satu,” ujar Christian. 

Sementara itu, Ibnu pun memberikan pesan kepada calon nomor urut 1, Christian Dwi Tama Putra, sebagai teman diskusi dan seperjuangannya dalam kontestasi Pemira tahun ini. 

“Mas Christian, rekan seperjuangan saya, bagaimana dia dari awal ikut roadshow sampai akhir, debat uji kelayakan, selalu membersamai jadi teman diskusi. Pesan saya, semoga beliau diberikan kesuksesan, dan juga kebermanfaatan, pastinya di tempat atau tanah yang lain,” ungkap Ibnu. 

Lebih lanjut ia membubuhkan harapannya kepada Christian, “Semoga lancar kuliahnya, kemudian juga silaturahmi harus tetap terjaga dan pasti selalu ada jalan untuk orang yang pantang menyerah,” imbuhnya. 

Sebagai penutup, Ibnu berharap Pemira Undip dapat terus menjadi ajang kontestasi yang penuh dengan euforia dan menghasilkan pemimpin yang berkualitas. Ia menekankan pentingnya mendengar dan menjalankan amanah mahasiswa dengan sungguh-sungguh. 

“Semoga nantinya bisa memberikan kesejahteraan ke seluruh mahasiswa, mendengar mahasiswa, bukan hanya nantinya yang terpilih sebagai gaya-gayaan doang, tetapi benar-benar menjalankan suka dukanya, pasang surutnya, gelombang ombaknya,” pungkas Ibnu. 

Reporter: M. Irham Maolana 

Penulis: M. Irham Maolana 

Editor: Hesti Dwi Arini, Ayu Nisa’Usholihah

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top