Penemuan jenazah dalam pencarian korban longsor di Pekalongan. Total ada 22 korban tewas dan 4 orang hilang pada Jumat (24/01) (Sumber: antaranews.com)
Peristiwa – Hujan deras dengan intensitas tinggi disertai angin kencang sejak Senin (20/01), mengakibatkan longsor di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Dilansir dari tempo.co, menurut pernyataan Kepala Kepolisian Resor Pekalongan, Ajun Komisaris Besar Doni Prakoso pada Kamis (23/01), longsor Pekalongan mengakibatkan 22 korban meninggal dunia, 4 orang hilang, dan 13 lainnya luka-luka.
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) serta sukarelawan telah dikerahkan untuk menangani bencana tersebut. Komandan Komando Distrik Militer 07/10 Pekalongan, Letnan Kolonel Infanteri Rizky Aditya mengatakan bahwa, jumlah petugas dan sukarelawan ditambah hingga dua kali lipat.
“Jumlah personel ditambahkan dua kali lipat dari sebelumnya, menjadi sekitar 1.200 orang. Mereka dibagi tugas mencari korban, dan sebagian yang lain membersihkan jalur agar kendaraan pengangkut alat berat bisa masuk,” kata Rizky seperti dilansir dari kompas.id.
Evakuasi terus dilakukan meskipun terkendala akses jalan yang tertutup longsor, hujan yang masih turun dan kondisi wilayah yang cukup sulit dijangkau. Oleh karena itu, pencarian korban dilakukan secara manual menggunakan cangkul.
“Akan tetapi, akibat kondisi wilayah yang sulit dijangkau dan jalan terputus, maka kami minta pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah bisa membantu bencana ini. Kami terpaksa harus memutar menuju lokasi bencana melalui daerah tetangga,” ungkap Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq seperti dikutip dalam laporan jateng.antaranews.com.
Menurutnya, meskipun banjir yang terjadi di sejumlah wilayah memang mengakibatkan bencana longsor, tetapi Kecamatan Petungkriyono adalah yang paling parah. Berada di dataran tinggi dan wilayah rawan longsor menjadikan wilayah ini kerap kali dilanda bencana longsor, tetapi baru kali ini menimbulkan banyak korban. Dia bahkan mengatakan pihaknya akan mengusulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) terkait bencana tersebut.
“Hampir tiap tahun selalu longsor karena Petungkriyono wilayah perbukitan. Tapi, biasanya longsor itu di jalan saja, jarang ada yang menimpa pemukiman. Baru kali ini sampai memakan korban,” jelas Santoso, salah satu warga Desa Tlogohendro, Kecamatan Petungkriyono.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari kompas.id, diduga longsor di Kecamatan Petungkriyono kali ini disebabkan karena adanya sejumlah orang yang berkumpul di dua tempat yang terkena material longsor, yakni rumah Sekretaris Desa (Sekdes) Kasimpar Sularso dan kafe Allo Empire.
Tak hanya longsor di Pekalongan, menurut informasi dari suaramerdeka.network, hujan deras yang terjadi di Kabupaten Grobogan pada Senin (20/01) menyebabkan sejumlah tanggul jebol dan sungai meluap. Akibatnya, jalan utama Semarang-Purwodadi atau sebaliknya terputus karena terendam banjir pada Selasa (21/01).
Derasnya aliran air banjir menggerus jalur rel kereta api di Desa Papanrejo, Kecamatan Gubug. Akibat banjir tersebut, sekitar 50 warga yang menghuni Perumahan Permata Hijau di Desa Kalongan, Kecamatan Purwodadi mengungsi di Gelanggang Olahraga (GOR) Desa Raji.
Pengguna jalan dialihkan ke jalur alternatif melewati Kabupaten Demak, dan Perseroan Terbatas (PT) Kereta Api Indonesia (KAI) juga menerjunkan petugas untuk memperbaiki landasan rel kereta pada Senin (20/1), dan belum juga berhasil hingga Selasa (21/01) akibat derasnya aliran air.
Kepala Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo memprediksi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang akan terjadi di Jawa Tengah sepanjang Kamis (23/01) hingga Sabtu (25/01).
Berdasarkan informasi dari rejogja.republika.co.id, Yoga mengungkapkan bahwa cuaca ekstrem ini disebabkan oleh beberapa faktor, yakni pertama, siklon tropis Sean yang terpantau di Samudra Hindia menyebabkan pola pertemuan angin di wilayah Jawa Tengah. Kedua, aktifnya gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial yang membentuk awan konvektif di bagian Jawa Tengah. Ketiga kelembaban udara cenderung basah sehingga meningkatkan pembentukan awan hujan dan keempat, kondisi labilitas udara di wilayah Jawa Tengah.
Menanggapi hal ini, Penjabat (PJ) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana menghimbau masyarakat Jawa Tengah agar berwaspada dan mulai mengungsi apabila dirasa tidak aman. Ia pun meminta kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
“Dalam beberapa waktu kedepan, perlu adanya operasi TMC lagi di Jawa Tengah. Hujan satu pekan terakhir cukup lebat dan intensitasnya tinggi,” tandas Nana berdasarkan informasi regional.kompas.com.
Pernyataan Nana dan Yoga berbanding terbalik dengan keresahan yang disampaikan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang melalui akun instagram resmi mereka. LBH Semarang menyatakan bahwa pembangunan yang serakah seperti alih fungsi lahan, pembangunan amburadul dan ekstraksi air tanah berlebihan menjadi akar permasalahan bencana banjir dan longsor di Jawa Tengah.
Dalam catatan LBH Semarang ditemukan bahwa pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) Jawa Tengah yang banyak terjadi di isu lingkungan adalah banjir yang memakan 145.245 korban di tahun 2024 dan korban longsor sebanyak 564 jiwa.
Solusi dengan tanggul dan normalisasi bukanlah bidikan yang tepat, karena akar permasalah adalah pembangunan yang serakah. Termasuk alokasi ruang industri, proyek infrastruktur, penambangan ilegal dan penegakan hukum yang kurang tegas. Belum lagi anggaran puluhan triliun untuk perbaikan yang dikorupsi.
Penulis: Hanifah Khairunnisa
Editor: Nurjannah, Nuzulul Magfiroh
Referensi:
Putri, G. S. (2025, January 22). Sejumlah Wilayah di Jawa Tengah Berpotensi Terdampak Cuaca Ekstrem 3 Hari ke Depan. KOMPAS.com; Kompas.com. https://regional.kompas.com/read/2025/01/22/215606778/sejumlah-wilayah-di-jawa-tengah-berpotensi-terdampak-cuaca-ekstrem-3-hari
Wibowo, T. I. (2025, January 21). Banjir di Grobogan, rel kereta api Semarang-Surabaya terendam. Antara Jateng; ANTARA Jateng. https://jateng.antaranews.com/berita/567750/banjir-di-grobogan-rel-kereta-api-semarang-surabaya-terendam
Edhy Susilo. (2025, January 21). Longsor di Kabupaten Pekalongan mengakibatkan 11 orang meninggal. Antara Jateng; ANTARA Jateng. https://jateng.antaranews.com/berita/567798/longsor-di-kabupaten-pekalongan-mengakibatkan-11-orang-meninggal
Karta Raharja Ucu. (2025, January 21). BPBD Jateng Ungkap Penyebab Banjir dan Tanah Longsor di Pekalongan. Republika Online. https://rejogja.republika.co.id/berita/sqfjqp282/bpbd-jateng-ungkap-penyebab-banjir-dan-tanah-longsor-di-pekalongan-part2
Nashr, J. A., & Zacharias Wuragil. (2025, January 23). Satu Lagi Korban Tewas Tanah Longsor Petungkriyono Pekalongan Ditemukan, Total 22 Orang. Tempo. https://www.tempo.co/lingkungan/satu-lagi-korban-tewas-tanah-longsor-petungkriyono-pekalongan-ditemukan-total-22-orang-1197918
Haris Firdaus. (2025, January 24). Bencana Longsor di Pekalongan Mengakibatkan Banyak Korban Jiwa, Apa yang Sebenarnya Terjadi? Kompas.id; PT Kompas Media Nusantara. https://www.kompas.id/artikel/bencana-longsor-di-pekalongan-mengakibatkan-banyak-korban-jiwa-apa-yang-sebenarnya-terjadi?utm_source=insider&utm_medium=app-push&utm_campaign=gwt_-




