Antawirya Borong Tiga Kejuaraan di SEM Asia Pacific & Middle East 2025!

Tim Antawirya saat memperoleh penghargaan pada perlombaan internasional SEM Asia Pacific & Middle East 2025 di Losail, Qatar, pada Rabu (12/2).

 

Warta Utama – Tim Antawirya dari Fakultas Teknik (FT) Universitas Diponegoro (Undip) kembali menorehkan prestasi gemilang di ajang internasional Shell Eco Marathon (SEM) Asia Pacific & Middle East 2025. Kompetisi bergengsi ini berlangsung di Qatar pada Sabtu (8/2) hingga Rabu (12/2).

Tim Antawirya berhasil meraih 3 penghargaan, yakni Juara 1 kategori Prototype Battery, Juara 2 kategori Urban Internal Combustion Engine (ICE), serta Juara 2 dalam Off-track Technical Innovation

Haikal Aulya Rahman atau akrab disapa Haikal, selaku ketua Tim Antawirya tahun 2025 mengaku senang dan bangga dengan hasil kerja keras timnya.

“Kami berhasil meraih tiga penghargaan, yaitu Juara 1 untuk kategori Prototype Battery-Electric, Juara 2 pada kategori Urban ICE, serta Juara 2 dalam Off-track Technical Innovation,” ungkap Haikal.

Secara sederhana, kategori urban dan prototype dalam kompetisi SEM memiliki perbedaan utama pada jumlah roda. Urban merupakan kendaraan hemat energi yang menyerupai mobil konvensional dengan empat roda, sedangkan prototype memiliki desain lebih futuristik dengan tiga roda.

“Jadi simple-nya, urban itu adalah mobil yang seperti mobil perkotaan yang memiliki empat roda. Sedangkan prototype itu mobil yang memiliki tiga roda. Keduanya berbasis kendaraan yang hemat energi,” jelas Haikal saat diwawancarai oleh Awak Manunggal, pada Jumat (14/2). 

Kemenangan Tim Antawirya dalam kompetisi ini turut mengharumkan nama baik Undip dan Indonesia di kancah internasional. Menurut pengakuan Haikal, Tim Antawirya berhasil mengungguli 61 tim yang turut bertanding. “Perasaannya senang sekali karena membawa nama universitas. Tidak hanya universitas, tapi juga nama Indonesia. Usaha selama ini terbayarkan lah,” tutur Haikal. “Setahu saya, dari Indonesia ada 16 tim. Sedangkan keseluruhan ada 61 tim kalau tidak salah,” tambahnya.

Tim yang beranggotakan 26 orang ini merancang mobil hemat energi dengan bentuk yang berbeda dari mobil pada umumnya. Rondhan (nama mobil untuk prototype) dan Genthayu (nama mobil untuk urban) dirancang dengan bentuk yang unik dengan mengedepankan sifat aerodinamika.

Haikal menjelaskan bahwa mobil tersebut dirancang sedemikian rupa guna mengurangi hambatan udara sehingga energi yang dihasilkan sedikit.

“Kami membuat bodi mobil se-aerodinamis mungkin. Banyak yang bilang bahwa mobil kami seperti kapal, pesawat terbang, bahkan Unidentified Flying Object (UFO). Bentuk itu dibuat untuk mengecilkan hambatan udara, sehingga konversi energinya kecil,” jelas Haikal.

Selain itu, mobil hemat energi ini hanya memiliki berat 30 kilogram (kg) dan 100 kg untuk perlombaan Prototype Battery dan Urban ICE. 

“Dan juga kita membuat mobil seringan mungkin supaya efisiensi semakin tinggi. Semakin ringan mobilnya, maka akan semakin hemat energi. Kemarin untuk yang Prototype dapat 30 kg, sedangkan yang Urban ICE dapat di 100 kg,” tambah Haikal.

Berdasarkan informasi yang dibagikan di akun Instagram @undip.official, hasil akhir yang didapat oleh mobil Rondhan mencapai 835 kilometer (km)/kilowatt-hour (kWh) dan 415 km/liter (l) untuk mobil Genthayu.

Pencapaian luar biasa yang didapatkan oleh Tim Antawirya adalah hasil dari berbagai upaya yang telah dipersiapkan dengan matang. Dengan  mengevaluasi kekurangan riset dari  angkatan sebelumnya dan memaksimalkan perancangan, Tim Antawirya berhasil meraih juara 1 pertamanya pada kompetisi SEM Asia Pacific dan Middle East 2025.

“Dari tahun 2013 ini Antawirya dibuat. Kami sebagai tim melanjutkan riset dari angkatan sebelumnya, kami evaluasi apa saja yang kurang. Dan pada perlombaan ini, baru pertama kalinya kami dapat juara 1. Jadi, ya, senang sekali rasanya,” tutur Haikal.

Persiapan yang dilakukan oleh Tim Antawirya untuk kompetisi SEM Asia Pacific dan Middle East 2025 hanya memakan waktu 1,5 bulan saja. Persiapan dimulai dari bulan Oktober 2024 setelah Tim Antawirya mengikuti perlombaan nasional Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) di Jakarta.

“Sejujurnya persiapan kami 1,5 bulan saja. Pada bulan Oktober kami mengikuti lomba KMHE di Jakarta. Dan bulan Desember kami harus shipping mobil menuju Qatar. Selama waktu itu kami gunakan untuk test drive dan menyiapkan segalanya secara all out,” ujar ketua Tim Antawirya itu.

Selain persiapan teknis tersebut, Haikal juga menjelaskan bahwa mereka turut mempersiapkan kebutuhan non teknis, seperti akomodasi selama berada di Qatar. 

“Untuk yang non teknis itu kami merencanakan bagaimana nantinya ketika di Qatar. Dari transportasinya, hotel, atau dananya dari mana gitu,” tukasnya.

Dari persiapan hingga menuju perlombaan, Tim Antawirya sering kali terhalang oleh beberapa kendala. Haikal mengungkap bahwa waktu yang digunakan untuk latihan harus terbagi dengan waktu kuliah dan persiapan Ujian Akhir Semester (UAS).

“Kendala waktu latihan sih, yang mana kami harus kuliah juga, ya. Apalagi waktu itu mendekati UAS. Jadi kami harus balance antara akademik dan Antawirya,” ungkapnya.

Lebih dari itu, kendala lain yang harus mereka hadapi, yakni perjalanan menuju sirkuit yang tidak mudah. Berdasarkan pengakuan Haikal, Tim Antawirya harus menempuh perjalanan selama satu jam menggunakan metro (kereta cepat yang beroperasi di Ibukota Qatar, Doha), kemudian dilanjutkan dengan perjalanan menuju sirkuit.

“Dan juga transportasi di Qatar juga kami pakai metro. Kalau tim-tim lain itu kebanyakan pakai uber atau milik alumninya. Tapi kalau kami pakai metro. Jadi setiap pagi harus jalan jam 4 subuh. Perlombaan dimulai jam 7 pagi, dan kami harus sudah datang jam 6.30,” jelas Haikal.

Haikal juga menyebut bahwa perjalanan tersebut berulang selama pertandingan berlangsung.

“Jadi kami dari hotel jalan ke stasiun metro, lalu perjalanan menuju stasiun dekat sirkuit selama satu jam. Kemudian, kami menunggu shuttle dari penyelenggara. Kami harus berangkat pagi, pulang malam, dan terus berulang,” tambahnya.

Perjuangan yang dilakukan oleh Tim Antawirya tidak terlepas dari dukungan dan peran fakultas maupun universitas. Pihak tersebut memberi bantuan dana untuk Tim Antawirya. Selain itu, Haikal menyebut peran dosen pembimbingnya yang membersamai mereka hingga perlombaan berlangsung.

“Kalau dari universitas dan fakultas itu memberi dana untuk kami. Kalau tidak ada mereka, kami juga tidak bisa berangkat ke sana (red, ke Qatar). Dan juga untuk dosen pembimbing saya, Pak Pariyanto, yang setiap hari memberi dukungan dan menanyakan kabar walaupun beliau berhalangan untuk pergi ke Qatar bersama kami,” tutur Haikal.

Setelah perlombaan SEM Asia Pacific & Middle East 2025 ini, Tim Antawirya akan mempersiapkan untuk kompetisi selanjutnya, yakni KMHE yang akan diselenggarakan di Pulau Bali pada Juni mendatang.

“Untuk rencana ke depannya, sih, kami mulai fokus ke perlombaan berikutnya. Nanti di bulan Juni ada perlombaan KMHE di Bali kalau tidak salah. Mulai dari sekarang, kami fokus ke perlombaan itu, sih,” jawab Haikal saat ditanya mengenai rencana Antawirya ke depannya.

Haikal juga akan memberi kesempatan bagi anggota Antawirya lain yang belum berkesempatan mengikuti perlombaan sebelumnya.

“Untuk tim perlombaan selanjutnya, rencananya aku memberi kesempatan yang lain. Soalnya perlombaan di Qatar ini banyak yang tidak ikut. Aku ingin memberi kesempatan untuk adik-adik angkatan 2023 dan 2024 supaya mereka lebih banyak explore tentang perlombaan,” ujarnya.

Haikal pun turut memberikan pesan kepada teman-teman yang sedang berproses agar jangan cepat menyerah dan percaya dengan langkah yang sedang dijalani. Haikal juga memberi pesan bahwa jangan takut untuk gagal.

“Buat teman-teman yang ingin memberi inovasi baru, jangan cepat menyerah, percaya proses. Untuk hasil yang lebih baik itu butuh proses dan waktu. Kreativitas kalian dikeluarkan saja. Jangan takut untuk gagal, pasti ada rezekinya sendiri,” pesan Haikal.

Haikal sebagai ketua Tim Antawirya mengucapkan terima kasih untuk rekan setimnya karena telah memberikan sumbangsihnya selama persiapan hingga perlombaan berlangsung. Tidak lupa, Haikal turut berterima kasih kepada teman-teman Teknik Mesin atas dukungan yang diberikan selama ini.

“Untuk teman-temanku, terimakasih telah mengabdikan segala waktu dan idenya di Tim Antawirya. Terimakasih telah mengorbankan seluruh jiwanya. Dan terimakasih juga untuk teman-teman Teknik Mesin atas dukungan dari awal sampai akhir,” ucapnya di akhir wawancara.

 

Reporter: Sintya Dewi Artha

Penulis : Sintya Dewi Artha

Editor : Nuzulul Magfiroh, Nurjannah 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top