Sekelompok Gangster yang Ditangkap sambil Membawa Senjata Tajam (Sumber: radarsemarang.jawapos.com)
Peristiwa – Setelah menyebabkan korban tewas atas kasus pembacokan dengan senjata tajam kepada mahasiswa di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kelud pada Selasa (17/9) dini hari, saat ini kreak menjadi momok mengerikan yang harus diwaspadai oleh masyarakat Semarang.
Gangster atau yang saat ini akrab dipanggil dengan sebutan âkreakâ diartikan sebagai kelakuan para kelompok remaja yang berperilaku menyimpang dan meresahkan masyarakat. Aksi-aksi brutal mereka, seperti tawuran senjata tajam, perusakan, dan intimidasi warga sipil, telah menciptakan rasa takut di kalangan warga Semarang.
Perkelahian antarkelompok kreak telah berubah menjadi ajang saling serang yang membabi buta. Akibatnya, dapat menyebabkan nyawa melayang secara sia-sia. Tragedi yang menimpa mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) yang menjadi korban salah sasaran adalah bukti nyata bahwa tindakan kekerasan kelompok ini telah mengancam keselamatan dan ketenteraman masyarakat.Â
Angka gangster di Kota Semarang saat ini cukup mengkhawatirkan. Data terbaru dari Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Semarang menunjukkan adanya 29 kelompok gangster dengan jumlah anggota yang bervariasi antara 15 hingga 30 orang per kelompok. Mereka kerap menjadikan ruang publik sebagai tempat berkumpul.
Maraknya keberadaan kelompok gangster di berbagai wilayah Semarang kini menjadi ancaman bagi keamanan pelajar, mahasiswa, dan pekerja yang sering beraktivitas hingga larut malam. Berdasarkan informasi yang beredar di media sosial X, kelompok gangster kini telah berani muncul di area pemukiman penduduk serta jalanan sekitar kampus Universitas Diponegoro (Undip), Tembalang, sambil membawa senjata tajam.
Jalanan pada pukul 21.00 WIB ke atas kini sudah sepi dari kendaraan karena meningkatnya ancaman kelompok kreak. Para mahasiswa semakin khawatir untuk keluar kos pada malam hari. Selain itu, pengemudi ojek online mulai enggan menerima pesanan ke wilayah-wilayah yang dianggap rawan.
Polrestabes Semarang serta Pemerintah Kota Semarang melalui akun media sosial resmi mereka kini mengimbau masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga keamanan melalui program “Jogo Semarang”. Dalam imbauan tersebut, warga diminta untuk tetap waspada dan segera melaporkan jika melihat adanya aktivitas gangster atau tawuran yang melanggar hukum.Â
Polrestabes Semarang juga menginformasikan aplikasi “Libas Polrestabes Semarang” serta nomor telepon khusus yang dapat dihubungi untuk melaporkan kejadian-kejadian mencurigakan.
Langkah-langkah preventif yang diambil Polrestabes Semarang ini diharapkan dapat meredam ketakutan masyarakat yang semakin meningkat akibat aksi brutal kelompok gangster. Beberapa akademisi bahkan menyarankan adanya program rehabilitasi atau edukasi bagi para remaja yang terlibat untuk mengurangi potensi kekerasan di masa depan.
Pentingnya sosialisasi terkait keselamatan dan perlindungan diri perlu digencarkan kepada mahasiswa serta warga sekitar sebagai langkah preventif untuk mencegah aksi kreak yang terus mengancam di wilayah Semarang. Edukasi ini diharapkan meningkatkan kewaspadaan mahasiswa dan masyarakat sehingga dapat bertindak tepat saat menghadapi bahaya.
Penulis: Verheina Jasmine Shakatax
Editor: Ayu Nisa’UsholihahÂ