
Beberapa mahasiswa berpartisipasi dalam Aksi Bisu: Bela Palestina di lampu merah depan Masjid Kampus Undip pada Minggu (4/5) (Sumber: Manunggal)
Warta Utama – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Indah Persaudaraan Islami (Insani) Universitas Diponegoro (Undip) berkolaborasi dengan Student for Justice in Palestine (SJP) menyelenggarakan Aksi Bisu: Bela Palestina dengan tajuk “Jangan Biarkan Diammu menjadi bagian dari Genosida!”. Aksi tersebut dilaksanakan pada sekitar pukul 16.00 Waktu Indonesia Barat (WIB) di dua titik lokasi, yaitu di lampu merah depan Masjid Kampus Undip dan di lampu merah area Patung Diponegoro, Ngesrep. Para partisipan aksi melakukan aksi bisu dengan menggunakan narasi-narasi melalui poster dan menggalang donasi.
Ketua Umum UKM Insani Undip 2025, Muhammad Junaidi mengungkapkan bahwa aksi bela Palestina ini awalnya direncanakan untuk diadakan di 3 titik. Namun pada akhirnya, aksi tersebut hanya dilaksanakan di 2 titik saja.
“Awalnya memang bahkan ada di 3 titik. Sempat juga mau di area Car Free Day (CFD) Tembalang, tapi karena satu hal dan lain hal kita jadinya di titik depan Masjid Kampus Undip dan di titik Ngesrep,” ungkap Junaidi.
Penanggung Jawab Aksi di area Ngesrep, Muhammad Royhan Asoka Faz-Nur mengatakan bahwa pemilihan 2 titik aksi dilakukan karena alasan efektivitas untuk menjangkau lebih banyak orang.
“Di area Masjid Kampus Undip itu cukup padat, jadi kami rasa akan kurang efektif kalau terlalu padat di situ. Alasannya itu untuk menambah daya jangkau. Kalau dari Masjid Kampus Undip dan dari Ngesrep kan lebih banyak audiensnya,” kata Royhan.
Aksi kali ini cenderung berbeda sebagaimana aksi biasanya yang terdapat orasi dan sebagainya. Aksi bisu merupakan aksi yang dilakukan tanpa suara dan dilakukan dengan menunjukkan narasi-narasi melalui poster-poster yang dibawakan.
“Aksi bisu itu kami menyuarakan dengan cara berbeda dengan aksi-aksi yang biasanya kan ada orasi, ada pertunjukan atau semacamnya. Kali ini, kami ini hanya menyuarakan lewat poster biasanya atau simbol-simbol yang ingin kami perjuangkan,” terang Royhan.
Selain melalui poster yang bertuliskan narasi-narasi, salah satu partisipan aksi, Azwa Isnaeni Kholisatunnisa menjelaskan bahwa aksi bisu juga dilakukan dengan membagikan buah semangka dan menggalang donasi sebagai tanda dukungan terhadap Palestina, di mana Semangka serupa dengan bendera Palestina sehingga cocok menjadi representasi pembelaan.
“Tadi kita juga gak yang teriak-teriakan atau kayak gitu-gitu, enggak. Jadi kita hanya menunjukkan poster-poster sambil memberikan semangka sebagai tanda dukungan kita dan juga sambil menawarkan mereka bagi yang ingin berdonasi,” jelas Azwa.
Aksi bisu dilakukan dengan tujuan untuk melawan genosida yang dilakukan Israel dan bentuk solidaritas terhadap Palestina. Jumlah uang dari hasil donasi yang digalang selama aksi mencapai Rp1.010.000,00. Hasil donasi tersebut akan disalurkan melalui link yang disediakan SJP sebelum dikontribusikan langsung ke Palestina nantinya.
Aksi kali ini merupakan aksi permulaan dengan partisipan yang tidak banyak. Royhan mengungkapkan bahwa aksi bisu yang dilakukan kali ini dilakukan sebagai pemantik untuk aksi yang lebih besar.
“Kebetulan kalau aksi bisu ini memang kami adakan dari pengumumannya itu cukup terbatas. Jadi karena itu audiensnya berkurang. Maka dari itu hal ini cuma jadi semacam pemantik saja untuk nantinya aksi yang lebih besar,” ungkap Royhan.
Rencananya, konsolidasi bersama lembaga-lembaga eksternal akan dilakukan sebelum menyelenggarakan aksi yang lebih besar.
“Kan nanti dari dokumentasi aksi bisu ini kami bisa suarakan follow up lebih lanjut. Nah, nanti dari follow up itu kami juga akan mengadakan konsolidasi bersama para lembaga-lembaga eksternal ya untuk menyatukan suara kami di Undip ini,” tambah Royhan.
Junaidi menerangkan bahwa pihaknya sudah mengajukan perizinan ke pihak kampus untuk aksi lanjutan yang lebih besar tersebut. Aksi yang rencananya akan dilaksanakan antara Jumat (9/5) atau Jumat (16/5) itu akan dilakukan dengan mengadakan long march di sekitar area Undip, yaitu Student Center dan Widya Puraya serta diwarnai dengan kegiatan orasi, puisi, dan kegiatan lainnya.
“Kita (red, akan) lebih menonjolkan aksi kreatif dan nanti juga mengajak pertunjukan kayak puisi dan lain-lainnya. Yang melibatkan mahasiswa umum gitu. Siapapun yang ingin berniat ya untuk tampil itu kita persilahkan,” terang Junaidi.
Junaidi juga mengungkapkan bahwa pihak kampus sudah mulai memberikan perhatian mengenai isu di Palestina ini.
“Untuk pihak kampus ya sejauh ini untuk kita melaksanakan kegiatan aksi-aksi sendiri selama ini ya dari pihak kampus memang menyetujui kegiatan ini,” ungkap Junaidi.
Meskipun begitu, Junaidi menambahkan bahwa pihak kampus diharapkan dapat lebih mengupayakan dukungan mereka mengenai isu di Palestina.
“Mungkin untuk pihak kampus sebetulnya kalau aware itu mungkin sudah ada, cuman belum begitu terlihat, ya. Beda mungkin di kampus-kampus lain di Indonesia, itu memang dari kalangan dosennya pun ikut turun tangan,” tambah Junaidi.
Junaidi juga berharap pihak kampus dapat ikut meramaikan aksi puncak yang lebih besar pada sekitar antara Jumat (9/5) atau Jumat (16/5) nantinya.
“Untuk di aksi puncak ya, itu ada rencana kita melibatkan juga dari rektorat agar bisa hadir, untuk memberikan sambutan ataupun satu kata dua kata yang kiranya itu jadi bentuk solidaritas kita terhadap aksi dan bentuk solidaritas kampus juga,” ucap Junaidi.
Junaidi juga menerangkan upaya-upaya yang dapat dilakukan, seperti memboikot produk yang terafiliasi dengan Israel, berdonasi, membagikan postingan tentang Palestina di media sosial, dan ikut menyuarakan melalui aksi-aksi turun ke jalan untuk membela Palestina dan melawan genosida yang terjadi di Palestina.
Reporter: Nurjannah, Mitchell Naftaly, Salwa Hunafa
Penulis: Salwa Hunafa, Mitchell Naftaly
Editor: Nurjannah, Nuzulul Magfiroh