Kumpulan Tren Velocity yang viral di Tiktok (Sumber: Tiktok)
Peristiwa – Belakangan ini, istilah velocity sedang ramai diperbincangkan, terutama di kalangan Generasi (Gen) Z. Velocity menjadi salah satu tren yang viral di platform TikTok. Namun, kalian tau gak Velocity tuh sebenarnya apa sih? Yuk, kita simak penjelasannya di bawah!
Apa itu Velocity?
Secara harfiah, velocity dalam bahasa Inggris berarti kecepatan atau percepatan. Namun, di TikTok, istilah ini merujuk pada tren video yang menampilkan gerakan tangan yang selaras dengan irama lagu, dikombinasikan dengan gerakan tangan dan efek editing yang khas pada akhir video.
TikTok menyediakan fitur velocity, yaitu efek edit video yang menciptakan tampilan patah-patah dengan perpaduan gerakan lambat (slow motion) dan cepat (fast motion). Dengan fitur tersebut, pengguna dapat dengan mudah menerapkan efek ini tanpa perlu menggunakan aplikasi tambahan. Tren velocity pun berkembang dari nama efek yang digunakan, menjadikannya populer hampir di seluruh generasi terkhusus Gen Z.
Popularitas tren velocity semakin mendunia setelah diikuti oleh berbagai artis dan idol Korean Populer (K-Pop) ternama. Beberapa di antaranya adalah Carmen, salah satu anggota Hearts2Hearts, Sunghoon dan Jake dari ENHYPEN, serta Soobin dan Beomgyu dari TXT. Fenomena ini mengingatkan pada tren sebelumnya seperti jedag-jedug (JJ), yang juga sempat menguasai media sosial.
Tidak hanya sekadar tren, velocity kini menjadi ritual wajib bagi Gen Z apalagi saat momen buka bersama (bukber) teman-teman atau kumpul keluarga di hari raya 2025. Tren ini terus bertahan juga karena variasinya yang terus berkembang, seperti velocity pro, velocity pro max, velocity ultra pro, velocity pro max dunia akhirat, hingga velocity dengan lagu sesuai daerah dan suku yang tingkat kesulitan semakin bertambah dan semakin sulit diikuti, tetapi justru itu yang bikin orang-orang tertantang. Makin ribet, makin seru, dan makin penasaran buat dicoba.
Asumsi Tren Velocity Sebagai Obat Stres (Sumber: Tiktok)
Benarkah Tren ini Bisa Menjadi Obat Ampuh untuk Mengurangi Stres akibat Tugas dan Tekanan Akademik?
Fenomena tren video challenge sebagai cara mengurangi stres memang menarik untuk dikulik. Tren yang viral sering kali memicu perilaku imitasi karena manusia secara alami cenderung meniru lingkungan sosialnya. Ditambah dengan arus informasi yang sangat cepat di era digital, fenomena Fear of Missing Out (FOMO) semakin memperkuat dorongan untuk ikut serta agar tidak merasa tertinggal atau “outsider“.
Secara umum mengikuti tren-tren sejenis tidak hanya velocity, dapat memberikan rasa kepuasan instan, yang secara ilmiah berkaitan dengan pelepasan dopamin—neurotransmitter yang berperan dalam perasaan senang dan motivasi. Feedback positif seperti likes, comments, dan shares di media sosial semakin memperkuat efek ini, menciptakan semacam reward loop yang membuat seseorang ingin terus mengulanginya.
Mengalihkan perhatian dari tekanan akademik ke aktivitas menyenangkan memang bisa menjadi cara efektif untuk coping dengan stres. Namun, jika hanya mengandalkan tren tanpa mencari solusi terhadap penyebab utama stres (misalnya manajemen waktu yang buruk, beban tugas yang berlebihan), maka efeknya hanya bersifat sementara. Bahkan, jika seseorang terlalu bergantung pada kesenangan instan dari tren media sosial, hal ini bisa berujung pada siklus ketergantungan yang justru memperburuk kondisi mental.
Maka dari itu, penting untuk menyadari bahwa tidak semua tren harus diikuti, dan kesenangan sesaat bukanlah solusi utama bagi stres akademik. Alternatif lain seperti olahraga, meditasi, atau sekadar ngobrol dengan teman dekat bisa memberikan efek jangka panjang yang lebih sehat dalam mengatasi tekanan dan aktivitas lain yang mendukung kesejahteraan mental dan emosional .
Tren velocity dan challenge sejenis memang bisa memberikan escape sejenak dari tekanan akademik, tetapi bukan solusi jangka panjang. Selama dimanfaatkan secara bijak dan proporsional, tren ini dapat berperan sebagai bentuk relaksasi yang positif dan bisa menjadi bagian dari strategi manajemen stres. Namun, penting untuk diingat bahwa keseimbangan antara hiburan dan tanggung jawab tetap harus dijaga agar tidak mengganggu fokus terhadap tujuan utama dalam dunia pendidikan.
Penulis: Yovita Restu Susanti
Editor: Nurjannah, Nuzulul Magfiroh
Referensi:
Zulfikar Hardiansyah & Yudha Pratomo/Tim Redaksi.(2025).Apa Itu “Velocity”, Istilah Video yang Sedang Tren di Medsos. Kompas.com
Tim Editorial Neurolaunch.(2024).Social Media Dopamine: The Hidden Addiction Behind Your Screen Time. Neurolaunch.com
https://neurolaunch.com/social-media-dopamine/