Apresiasi – Perkembangan zaman membawa manusia kepada transformasi pemikiran yang dengan mudahnya dapat mengintegrasi banyak pemahaman di dunia.
Di tengah pembauran ribuan paparan pemahaman serta nilai baru, sebagai bangsa Indonesia, sejatinya kita tetap berpegang pada nilai yang terkandung di dalam Pancasila. Tak luput pula, penguatan akan nilai Pancasila itu salah satunya dapat dilakukan dengan cara memperingati Hari Kesaktian Pancasila setiap tahunnya.
Hari Kesaktian Pancasila diperingati tepat satu hari setelah mengenang insiden G30S PKI, salah satu peristiwa kelam yang menjadi bagian dari sejarah Indonesia.
Peringatan yang ditetapkan pertama kali pada tanggal 1 Oktober 1945, diinisiasi oleh Bapak Proklamator Indonesia sebagai bentuk penekanan akan pentingnya pengamalan nilai serta penghormatan terhadap Pancasila sebagai pusaka bangsa.
Pada hari itu, tidak sedikit perwira militer gugur ketika berusaha mempertahankan Pancasila sebagai ideologi negara. Pejuang negara yang menjadi korban pada peristiwa kala itu pun disematkan gelar “Pahlawan Revolusi” yang hingga kini masih dikenang oleh bangsa Indonesia. Pahlawan Revolusi menjadi gambaran besar akan kerasnya perjuangan para pahlawan kala itu dalam menciptakan perdamaian di Bumi Pertiwi, Indonesia.
Berbeda dengan pengibaran bendera setengah tiang dalam mengenang G30S PKI, bangsa Indonesia dihimbau untuk melakukan pemasangan bendera satu tiang penuh sebagai peringatan Hari Kesaktian Pancasila.
Pemasangan bendera satu tiang penuh ini mencerminkan semangat nasionalisme dan kuatnya komitmen bangsa dalam mempertahankan ideologi negara, yakni Pancasila.
Kedudukan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, mengingatkan kita akan pentingnya pengamalan nilai yang terkandung di dalamnya. Sebagai “jiwa bangsa”, Pancasila menjadi tonggak dalam setiap komponen negara, seperti peran Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945, dasar penguat identitas bangsa, hingga menjadi landasan moral juga panduan setiap tindak-tanduk perilaku serta kegiatan bangsa Indonesia pada berbagai aspek kehidupan.
Saya Indonesia, Saya Pancasila.
Penulis: Rumaisa Himmatu S.
Editor: Arbenaya Candra