Metode Narrative Review, Tim PKM-PE Undip Berpedoman pada Jurnal Terpercaya

Pemberian masukan terhadap penyajian hasil penelitian data sekunder Dilla Dayanti dan rekannya melalui Zoom pada 9 Oktober. (Sumber: Saluran YouTube PKP PKM 11-12)

Warta Utama–– Penilaian Kemajuan Pelaksanaan Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) (PKP2) Internal telah dilaksanakan pada 1 – 14 Oktober. Salah satu tim dari Undip, Dilla Dayanti bersama dua rekannya, Dephen dan Safira A. Ramoza, yang mengambil PKM bidang Penelitian (PKM-PE) dengan dosen pembimbing Adi Darmawan, telah memaparkan hasil ulasanya yang berjudul “Sintesis Membran Graphene Oxide Hydrogel Anti-Crack dengan Cross-Linker Fe²⁺ untuk Desalinasi Air Laut”, Jumat (9/10).

Dilla selaku ketua tim menjelaskan bahwa seharusnya mereka menyintesis graphene yang akan dimodifikasi menjadi graphene oxide; karena graphene asli akan membengkak dan retak jika bertemu air. Namun Graphene oxide tersebut masih memiliki kestabilan yang kurang sehingga proses harus dilanjutkan dengan menambah senyawa supaya menjadi graphene oxide hydrogel. Langkah tersebut belum belum selesai, graphene oxide hydrogel  mesti ditambah ion Fe²⁺ untuk kemudian dikaraktarisasi dan diuji ke air laut.

“Alasan kami memilih graphene karena materialnya unik banget, tipis tapi kuat, ringan, dan pori-porinya kecil. Nah, penelitian tentang graphene di Indonesia sendiri masih sedikit padahal di luar negeri, misalnya India dan Cina telah banyak mengembangkan bahan ini,” jelasnya saat dihubungi awak Manunggal, Senin (12/10).

Ide penelitian ini berawal dari keresahan Dilla dan rekannya akan adanya krisis air global. Padahal beberapa penelitian telah mengungkapkan bahwa air merupakan komposisi paling banyak di bumi, yakni sebesar 71%. Sayangnya, 97% dari jumlah air tersebut berupa air laut, sedangkan air yang dibutuhkan manusia ialah air tawar. “Ide berawal dari keresahan akan krisis air global padahal di bumi komposisi air lebih banyak, yakni 71%. Ternyata 97% nya berupa air laut,” ungkapnya.

Sedangkan urgensi sistem desalinasi di Indonesia ialah penggunaan reverse osmosis (metode osmosis terbalik) yang membutuhkan tekanan tinggi dan energi besar sehingga membutuhkan biaya yang cukup mahal. Selain itu, keberadaan fosil sebagai materi utama bahan bakar yang digunakan untuk menggerakkan reverse osmosis semakin langka dan berdampak merusak lingkungan. “Oleh karena itu, kita menyarankan untuk menggunakan membran karena lebih ramah lingkungan.”

Dalam menyelesaikan penelitian, Dilla bersama rekannya hanya dapat mengambil referensi dari data sekunder berupa jurnal-jurnal yang kredibel —mengingat penilaiannya pun diganti dengan narrative review. Menurutnya, masing-masing sistem, baik penelitian laboratorium maupun penelitian data sekunder, memiliki tantangan yang berbeda. “Kalo penelitian (laboratorium, red) kita harus mendesain metode yang benar berdasarkan teori dan literature yang sudah ada. Tantangannya ya rusak atau gagal. Kalo referensi kita mesti banyak baca jurnal dan mencari data yang akurat,” urainya.

Ia juga menambahkan jika pemaparan hasil ulasannya pada Jumat lalu diberikan waktu selama 24 menit, yakni 4 menit untuk persiapan, 10 menit presentasi, dan 10 menit pemberian umpan balik oleh juri. “Kemarin kita di room 11 dengan nomor urut 13,” imbuhnya.

Reporter: Aslamatur Rizqiyah

Penulis: Aslamatur Rizqiyah

Editor: Winda N, Alfiansyah

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top